Kamis, 08 Maret 2012

Vietnam Maju Pesat karena Kekuatan Manajemen Pendidikannya

Vietnam, negara yang baru bangkit dari era berdarah-darah, ternyata mampu mengimbangi negara yang telah lama merdeka. Mengapa Vietnam mampu melakukan itu dalam waktu yang tidak lama? Vietnam bangsa berjuang. Perjuangan dirasakan oleh semua rakyat. Pemimpinnya mempunyai kesadaran atas kekurangan mereka secara nasional. Hanya semangat dan gairah membangun secara prestatif yang mereka butuhkan. Hasilnya, sepakbola langsung bertengger di papan atas Asia Tenggara. Ekonomi melejit. Pasar wisata menyaingi Singapura. Itu tentu kaena bangunan pendidikan di negara itu yang dilaksanakan secara serius dan semangat membara. Pemimpin pendidikan berjuang demi warga masyarakat.

Mnurut countrystudies.us, Orang Vietnam mewarisi kepedulian yang tinggi untuk belajar. Di bawah Konfusianisme, pendidikan sangat penting bagi kelas penguasa. Pada masa penjajahan Perancis, meskipun Vietnam dikeluarkan dari elite kekuasaan kolonial, pendidikan menjadi syarat untuk memperoleh pekerjaan sebagai pegawai negeri kolonial dan  lainnya, serta memperoleh status tinggi pekerjaan. Bagi Vietnam, pendidikan menjadi sarana bagi mobilitas sosial baik di Utara dan Selatan.
 
Sebelum tahun 1950-an, kemiskinan merupakan penghambat utama bagi pendidikan menengah dan tinggi karena tidak dijangkau rakyat kecuali kelas atas. Namun, selanjutnya, rezim di Hanoi dan Saigon memperluas kesempatan pendidikan.  Kedua pemerintah mencapai kehendak perluasan pendidikan meskipun kekurangan guru, buku pelajaran, peralatan, ruang kelas, dan gangguan perang pada 1960-an dan awal 1970-an. Sistem sekolah awalnya berpola Prancis, tapi kurikulum direvisi untuk memberikan penekanan lebih untuk sejarah Vietnam, bahasa, dan sastra, Di Hanoi, ditambah dengan ajaran etika dan revolusioner Marxisme-Leninisme.
 
Setelah 1975, semua sekolah negeri dan swasta di Selatan diambil alih oleh negara untuk diarahkan ke pola integrasi menjadi sekolah sosialis  terpadu.  Ribuan guru dikirim dari Utara untuk mengarahkan dan mengawasi proses transisi, dan mantan guru di bawah rezim Saigon diizinkan untuk melanjutkan pekerjaan mereka setelah mereka menyelesaikan "program khusus" yang dirancang untuk mengekspos "keracunan ideologi dan budaya akibat korban perang selama dua puluh tahun. 

Baru pada 1987, Sistem pendidikan didasarkan pada reformasi pendidikan yang lebih relevan dengan kebutuhan ekonomi dan sosial bangsa. Reformasi ini dikombinasikan antara teori dan praktis yang ditekankan pada pelatihan pekerja terampil, teknisi, dan manajer. Reformasi juga menekankan keilmiahan dan teknologi prestasi agar sebanding dengan tingkat internasional sehingga Vietnam dalam memperluas kerjasama teknis dengan negara-negara asing di negara-negara sosialis umumnya dan pada khususnya.
(Sumber: countrystudies.us)

Tidak ada komentar: