Selasa, 16 Juli 2019

INOVASI LEWAT TIGA JALAN

Ada tiga jalan dalam berinovasi. Jalan pertama adalah Inkuiri. Jalan kedua Discoveri. Lalu, jalan ketiga adalah imajinasi. Ketiga jalan itu akan sama-sama menghasilkan karya yang inovasi. Kita bebas harus berada di jalan mana pun. Bisa jadi, kita menggunakan ketiga jalan itu. Tidak masalah menggunakan ketiganya karena yang terpenting adalah hasilnya.

Inovasi melalui inkuiri ditandai oleh penarikan simpulan berdasarkan serangkaian ujicoba. Dalam ujicoba, tentu ada gagal dan ada sukses. Bagi inovator inkuiri, gagal dan sukses adalah hal biasa yang sering terjadi. Mereka asyik di laboratorium atau bengkel untuk terus merangkai, menghubungkan, dan menarik simpulan.

Oleh karena itu, sangat biasa jika banyak perusahaan yang mempunyai laboratorium untuk kajian dan pemunculan produk baru. Di laboratorium itulah ditemukan dan dirumuskan sebuah produk baru bahkan produk untuk puluhan tahun ke depan. Unilever, perusahaan di bidang peralatan mandi, seperti sabun, shampo, pewangi, deodoran, dan sebagainaya, selalu memperbarui kemasan dan ramuannya melalui tim laboratorium yang handal. Samsung, perusahaan elektronik Korea, selalu memperbarui produknya lewat kerja laboratoium inkuiri.

Inovasi melalui discoveri ditandai oleh pembandingan dan penemuan berdasarkan eksplorasi. Inovator melacak sesuatu yang baru yang dapat dipakai ontuk produknya. Perjalanan demi perjalanan dilakukan untuk sebuah inovasi berdasarkan discoveri. Sang inovator tidak perduli telah melakukan perjalanan jauh karena yang penting menemukan sesuatu yang dapat mengilhami inovasinya. Keunikan, kekhasan, dan daya khusus di sebuah tempat kadang memberikan ide yang sangat baik.

Starbuck dibuka sebagai kedai kopi yang nyaman, setelah pemiliknya jalan-jalan ke Italia lalu menemukan pola pengunjung yang menyukai produk tertentu. Kadang, ada seseorang terilhami rumah unik setelah melihat sarang burung. Dia langsung membuat rumah pohon yang ternyata digemari masyarakat untuk dipakai sebagai rekreasi santai di atas pohon. Columbus menemukan Benua Amerika dikategorikan sebagai inovator discoveri.

Inovasi melalui imajinasi ditandai oleh kebebasan pikiran mengasosiasi benda tertentu dengan daya bayang yang tinggi. Sang inovator melihat sesuatu dengan sentuhan lebih dan keluar dari pola yang ada. Dia mengimajinasikan sesuatu ke dalam bentuk lain. Inovator jenis ini sering dilakukan oleh seniman yang mempunyai ide bebas.

Dari karya sastra yang hebat, kadang terlahir karya inovatif. Lukisan, lagu, tari, dan jenis seni yang lain terkadang memberikan inspirasi inovatif. Imajinasi dipakai untuk memetaforakan, mengasosiasikan, memetanomiakan, dan mengalihkan ke dalam bentuk-bentu inovasi. Berangkat dari sebuah benda, sang inovator menemukan fungsi lebih dari benda itu. Contohnya, setelah melihat tutup panci, sang inovator memakai tutup panci itu untuk tutup lampu. Inovator mengubah fungsi tutup panci itu. Walhasil, lampu yang dipayungi tutup panci sangat indah.

Tiga jalan di atas memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Yang sama adalah tujuannya. Meskipun memiliki perbedaan, ketiganya memberikan peluang bagi inovator untuk terus berinovasi. Meskipun memiliki kesamaan tujuan, sang inovator perlu menguasai prosesnya.

Inovasi adalah jalan untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Zaman ini, terkembang dari inovasi. Manusia zaman dulu berinovasi untuk menyiasati rumitnya kehidupan. Ciptaan demi ciptaan dilakukan di berbagai tempat oleh orang yang berbeda. Akibat kebutuhan yang sama, hasil inovasi itu dipakai oleh semua sehingga menjadi universal. Dulu, manusia kesulitan untuk wadah makanan akrena sebatas menggunakan daun atau kulit kayu, lalu diinovasi wadah itu, muncullah piring, mangkok, dan lainnya. Saat ini, piring dan mangkok menjadi barang universal yang dipakai oleh orang di semua tempat di dunia ini. Begitu pula, dulu makan menggunakan tangan, tetapi tidak praktis, Agar praktis, mereka menggunakan daun atau kayu. Ternyata daun dan kayu juga tidak efektif untuk makan. Lalu, diciptakanlah sendok dari besi atau keramik. Itulah inovasi.

Inovasi yang telah dilakukan oleh nenek-moyang kita, tentu melalui ketiga jalan, inkuiri, discoveri, dan imajinasi. Mereka menggunakan jalan itu secara acak dan bergantian. Konteks menentukan saat yang tepat menggunakan jalan inovasi yang dipilih. Berkat masalah yang berulang-ulang dalam sebuah tindakan, nenek moyang menemukan cara mengatasi masalah itu. Berkat mengamati dan jalan-jalan ke tempat yang baru, nenek moyang kita juga menemukan ide yang bermanfaat bagi kehidupan. Begitu pula, berkat terasah dalam berimajinasi, ditemukan produk yang asyik pula untuk kehidupan. Itulah inovasi.

Kita perlu membebaskan diri untuk mencoba ketiga jalan. Pembelajaran di sekolah atau di masyarakat juga harus memberikan peluang bagi anak untuk sering menggunakan ketiga jalan itu. Dengan begitu, anak tidak antijalan lain ketika terlanjur asyik di jalan salah satunya. Anak memiliki potensi untuk menggunakan ketiga jalan itu. Guru harus berani mengubah-ubah jalan berinovasi ketika memberikan pengalaman kepada siswanya. Begitu pula, para orang tua, harus senantiasa memberikan peluang kepada anak untuk berinovasi dengan ketiga jalan, inkuiri, discoveri, dan imajinasi.