Kamis, 08 Maret 2012

Inovasi Pembelajaran: Hindari Gaya Guru Jahat

Ingin inovasi pembelajaran berjalan dengan mulus dan bagus? Cara yang paling mudah adalah jagan menjadi guru jahat. Bagi siswa, guru jahat selalu dibedakan dengan guru ramah. Pasti pula, siswa akan menyukai guru ramah dibandingkan dengan guru jahat. Para guru juga akan menjawab guru ramah pasti diidolakan. Alasan guru, dari sananya memang seperti ini, mana dapat ramah.

Ingatlah, guru jahat selalu dijauhi siswa. Andai dipaksakan, siswa tidak akan dapat menyerap pelajaran dengan maksimal. Tentu, ujung-ujungnya, inovasi pembelajaran akan terhambat. Guru jahat adalah guru penghambat keberhasilan inoavasi pembelajaran.

Guru jahat adalah guru yang merasa menjadi penguasa kelas. Siswa dianggap sebagai budak yang harus patuh atas perintah guru. Guru jahat beranggapan bahwa dengan jahat pelajaran akan dapat dengan mudah diterima siswa. Pasahal, sebaliknya, siswa justru menanamkan memori wajah guru jahat dibandingkan isi pelajaran.

Guru jahat ditandai dengan suka mencibir, mengamuk, mengomel, marah-marah, ketus, tangan usil dengan mencubit atau menempeleng, mata melotot, bibir bertangkup ke bawah, mata menyelidik, dan seterusnya. Guru jahat biasanya merasa paling dapat membina siswa. Guru jahat juga merasa melalui dirinya siswa akan diam dan menurut saja.

Jika akan berinovasi pembelajaran, sebaiknya guru jahat dikursus kepribadian yang humanis. Dia diajari tersenyum, menyapa, tenang, dan bergembira. Bial perlu, guru jahat dilatih ramah berbulan-bulan.

1 komentar:

IBU AGUNG PAMUDJI mengatakan...

guru ramah sering disepelekan siswa tuh, pak, gimana hayooo....