Selasa, 28 Februari 2012

Resep Sukses Menjadi Jenius: Kerja Keras, Fokus, dan Kuasai Banyak Pengalaman

Inilah resep untuk menjadi Jenius dari seorang bocah berusia 14 tahun yang sudah menyandang sarjana. Resepnya bukan merasa jenius tetapi selalu kerja keras dalam belajar, fokus, dan menimba banyak pengalaman. Hal itu disampaikan oleh Moshe Kai Cavalin yang akan menyandang gelar sarjana dari University of California, Los Angeles (UCLA).

Menurut detiknews.com, Moshe lahir di Hari Valentine 1998. Dia memulai kuliah di usia 8 tahun saat anak-anak sebayanya masih duduk di bangku SD. Gelar diploma dari East Los Angeles Community College diperoleh Moshe saat berusia 11 tahun. Indeks Prestasi (IP)-nya pun sempurna 4,0. Meski super cerdas, namun Moshe tidak mau disebut sebagai seorang yang jenius. Karena baginya yang terpenting adalah kerja keras.

"Yang harus Anda tahu adalah tidak butuh untuk benar-benar menjadi seorang jenius. Anda hanya harus bekerja keras dan menyelesaikannya," kata Moshe yang memiliki 3 kewarganegaraan, Amerika Serikat (AS), China dan Brasil.

Meski jenius, hidupnya tidak hanya habis bersama tumpukan-tumpukan buku. Moshe gemar berlatih bela diri. Dia bahkan bermimpi dapat ikut olimpiade bela diri meskipun selama ini dia telah sering ikut kompetisi bela diri. Kesukaannya pada bela diri membuat Moshe juga senang menonton film-film kung fu dari China. Aktor favoritnya adalah Jet Li, Bruce Lee dan Jackie Chan.

Moshe juga suka bermain piano, sepakbola, catur, dan berenang. Lalu apa yang tidak disukainya? Hmm..rupanya dia tidak suka bermain video game. Alasannya, permainan itu tidak memberikan keuntungan bagi umat manusia. Dia juga tidak terlalu suka menonton televisi. Moshe membatasi waktunya menonton 'kotak ajaib' itu hanya empat jam seminggu.

Rupanya remaja yang menguasai bahasa Spanyol, Portugis, Italia, Inggris, dan Mandarin ini tidak pelit dalam membagi tips sukses. Dia berbagi kiat suksesnya dengan menerbitkan buku setebal sekitar 100 halaman. 'We Can Do' demikian judul bukunya. Butuh waktu 4 tahun bagi Moshe untuk menyelesaikan buku itu. Maklum dia cukup sibuk dengan berbagai aktivitasnya.

Di buku itu, Moshe menyarankan agar melakukan hal-hal terbaik selama masih ada waktu. Ini tidak berarti seseorang harus belajar sepanjang hari. Banyak hal yang bisa dilakukan di waktu-waktu yang kita miliki. Seseorang yang serius melakukan hobinya pun bisa berhasil. Misalnya Moshe yang menekuni hobi bela diri, memiliki banyak piala dari olahraga ini.

(sumber: detikNews.com)

Seni Budaya Khas Jawa Timur Digali Para Guru

Kekayaan Seni Rupa dan Musik khas Jawa Timur digali oleh guru mata pelajaran Seni dan Budaya SMP dan SMA se-Jawa Timur. Mereka dengan serius memotret, mendeskripsikan, dan mengolah ke dalam buku referensi dalam Workshop Bahan Ajar Guru Seni dan Budaya Jawa Timur, 27--29 Februari 2012 di Hotel Victory Batu, yang diselenggarakan oleh UPT Pendidikan dan Pengembangan Kesenian Sekolah Dinas Pendidikan Jawa Timur.

Ada wayang suket, wayang lincak, wayang garingan, wayang beber, wayang klitik, dan wayang kulit dideskripsikan secara lengkap berkaitan dengan lokasi yang menunjukkan bahwa wayang tersebut masih eksis di daerah tempat tinggal guru-guru. Kemudian, ada aneka musik, baik gamelan, bambu, lesung, sampai pada keroncong dieksplorasi dengan bahasa yang mudah dipahami. "Kami sekarang mempunyai kekayaan budaya khas Jatim setelah saling tukar hasil seni dan budaya masing-masing se-Jawa Timur", kata Pak Imam dari Tuban.

Terdapat ratusan hasil karya naka bangsa pada waktu dahulu yang sekarang masih eksis. Namun, dprediksi jika kekayaan itu tidak dilestarikan kepada anak didik, dapat dipastikan akan cepat punah akibat pengaruh global yang menenggelamkan budaya lokal. "Buku ini harus diterbitkan agar semua mengenali dengan mendalam kekayaan nenek moyang yang dahulu tinggal di Jawa Timur", ujar guru dari Bojonegoro.

Selama dua hari dua malam, para guru sibuk menuliskan temuan mereka. Temuan budaya itu kemudian dihimpun oleh ketua kelompok untuk direviu oleh para ahli. Akibat rasa senang, para guru Seni dan Budaya terlihat asyik dan penuh konsentrasi menekan tombol laptop untuk mewujudkan tanggung jawabnya menghasilkan tulisan. Sesekali, para guru mendiskusikan temuan budaya yang unik dan belum pernah didengar sebelumnya. Msalnya, ada guru yang menyebutkan wayang lincak. Guru lain langsung menanyakan wayang lincak itu.

Wakil Presiden Boediono: "Generasi Mendatang Harus Lebih Baik daripada Generasi Sekarang"

Wakil Presiden Boediono menyebutkan bahwa generasi mendatang harus lebih baik daripada genesai sekarang. Menurut kompas.com, hal itu disampaikan saat memberikan sambutan dalam acara Rembug Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2012 di Sawangan, Depok. Pada acara yang dihadiri 1.500 peserta ini Boediono menekankan peran penting tenaga pendidik untuk kemajuan bangsa.

Acara ini dihadiri oleh Mendikbud M Nuh dan para rektor. Boediono kemudian memberikan arahan mengenai pentingnya peran pendidik untuk kemajuan bangsa.

"Tugas dari komunitas pendidik adalah mempersiapkan generasi mendatang, dengan catatan generasi mendatang harus lebih baik dari generasi sekarang," kata Boediono di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Sawangan, Depok, Selasa (28/2/2012).

Boediono menjelaskan, ada beberapa hal yang menunjang kemajuan suatu bangsa. Pertama, kemajuan suatu bangsa akan tergantung pada kualitas SDM bukan kuantitasnya. Kedua, negara akan maju kalau generasi pengganti lebih baik dari generasi yang digantinya.

"Untuk mendukung SDM yang berkualitas tadi jalurnya ada dua yaitu pendidikan dan kesehatan. Hal ini yang selalu saya pegang dan selau saya ulang ketika berhadapan dengan komunitas pendidik karena amanah yang diberikan bangsa luar biasa beratnya," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Ikuti Orientasi Kepramukaan dengan Antusias

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Dr. Budi Rahayu,M.P.H.  beserta jajarannya ikuti orientasi kepramukaan sampai selesai. Mereka tampak antusias untuk memperkuat persepsi kepramukaan agar dalam membangun pendidikan kepramukaan dapat berjalan dengan baik. Acara dilaksanakan pada Senin, 27 Februari 2012 di Hotel Cendana Surabaya.

Orientasi kepramukaan yang dikhususkan pada pendalaman nilai karakter dan Satuan Karya Bakti Husada dilaksanakan usai pelantikan Majelis Pembimbing Saka dan Pimpinan Saka Bakti Husada. Sebanyak 60 pengurus dilantik untuk masa bakti 2012 s.d. 2017. Mereka akan menangani kiprah SBH se-Jawa Timur dengan solid dan bermanfaat bagi pendidikan anak muda melalui bidang kesehatan.

Yang melantik adalah Kak Rasio selaku ketua harian Kwartir Daerah jawa Timur. Dalam sambutannya, Rasio menyebutkan bahwa pendidikan generasi muda menjadi sangat penting agar masa depan bangsa lebih menguatkan keindonesiaan. "Pengabdian dalam pendidikan anak muda merupakan pengabdian yang strategis bagi bangsa", ujar Kak Rasio yang juga menjabat sebagai sekretaris Pemrov Jatim.

Setelah pelantikan, 60 personal tersebut dengan seksama mengikuti orientasi kepramukaan yang disajikan oleh Kak Purmadi dengan materi "Undang-Undang gerakan Pramuka", Kak Ganet memberikan materi "Dinamika SBH", dan Kak Suyatno menyampaikan materi "Nilai Karakter dalam Kepramukaan".

Ketika disinggung wahana komunikasi melalui web, mereka serentak akan segera membuka web yang dapat diakses oleh siapapun berkaitan dengan segala kiprah SBH.

Guru Seni Budaya Jawa Timur Himpun Muatan Lokal ke Buku Referensi bagi Guru

Sungguh Jawa Timur kaya akan budaya lokal yang bernilai unggul. Betapa tidak. Kearifan lokal itu terserak di semua kabupaten dan kota baik berupa seni rupa (batik, patung, bangunan, lukisan, kaligrafi, dan sebagainya) maupun keanekaragaman musik. Itulah yang menjadi perhatian UPT Pendidikan dan Pengembangan Kesenian Sekolah Dinas Pendidikan Jawa Timur. Kearifan lokal tersebut jika tidak diidentifikasi lalu dijadikan bahan ajar ke siswa, tentu akan segera punah.

Sebanyak 176 guru seni dan budaya, tiap kabupaten dan kota 4 guru (2 guru SMP dan 2 guru SMA) melakukan lokakarya penyusunan bahan ajar seni dan budaya. Mereka dipandu oleh para pakar di bidangnya, yakni Suyatno, Mistaram, Agung, dan Dodo selama tiga hari di Hotel Victory Batu, sejak 27 s.d. 29 Februari 2012.

Lokakarya dibuka oleh kepala UPT Pendidikan dan Pengembangan Kesenian Sekolah Bapak Karsono. "Salah satu pembangunan karakter adalah melalui penguatan seni dan budaya yang khas Jawa Timur', katanya saat membuka acara.

Peserta cukup antusias mengikuti acara. Tampak tiap peserta membawa bahan seni dan budaya lokal yang siap untuk dipadukan menjadi referensi bagi guru ketika mengajarkan seni di kelas. Para guru menyadari kalau budaya lokal di Jawa Timur amat luhung sehingga perlu diajarkan ke siswa agar kelak para siswa menjadi manusia yang cinta akan budayanya.

Diharapkan, pada hari ketiga, telah tersusun buku referensi meskipun masih dalam bentuk draft. Kemudian, draf tersebut akan direviu lebih lanjut oleh tim sehingga menjadi buku sumber yang layak dipakai oleh guru di kelas.

Minggu, 26 Februari 2012

Sertifikasi Guru 2012: Kelulusan UKA Berdasarkan Ranking Kuota Provinsi

Setelah ikut UKA pada Sabtu, 25 Februari yang lalu, tentu para guru yang turut tes akan resah menunggu hasil UKA. Jangan khawatir, hasil UKA akan ditentukan berdasarkan ranking kuota provinsi. Artinya, tiap provinsi akan mendapatkan jatah peserta PLPG berdasarkan nilai kelulusan UKA. Andai perankingan berdasarkan nasional, bisa jadi ada provinsi yang tidak lolos alias tidak ada guru di provinsi tersebut menjadi peserta PLPG karena tidak lolos. Ini kabar menyenangkan bagi semua guru di provinsi manapun.
Kompas.com melaporkan bahwa kebijakan kuota tiap provinsi diberlakukan dengan ranking berdasarkan skor minimal UKA. "Perankingan tidak dilakukan secara nasional, tetapi di tiap provinsi. Ini tetap adil untuk guru-guru dari tiap provinsi yang kemajuan pendidikannya berbeda-beda," kata Unifah Rosyidi, Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendikbud, di Jakarta, Minggu (26/2/2012).
Kuota sertifikasi guru tajun ini ditetapkan 250.000 guru. Adapun guru yang ikut UKA pada Sabtu kemarin, baik guru kelas (SD) maupun guru mata pelajaran secara nasional berjumlah sekitar 286.000 guru.
"Tiap provinsi tetap ad kuotanya. Tetapi penetapannya berdasarkan perankingan hasil UKA guru di provinsi tersebut," jelas Unifah.

Wakil Mendikbud: Guru Honorer yang Ingin PNS Harus Mau Ditugasi ke Daerah

Memang kondisi jumlah guru di kota dengan daerah tidak berimbang. Jika guru PNS baru yang berasal dari guru honorer ditempatkan di daerah, itu merupakan keputusan yang tepat. Seperti yang dilaporkan Tempo.co bahwa Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan Musliar Kasim menyatakan, guru honorer yang ingin diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil harus mau ditugaskan di daerah. "Kalau diangkat jadi PNS harus mau didistribusikan ke daerah," kata Musliar saat dihubungi Tempo, Minggu 26 Februari 2012.

Musliar menjelaskan, guru honorer yang diangkat menjadi PNS belum tentu mengajar di sekolahnya. Selama ini banyak guru honorer berpikir bahwa setelah diangkat menjadi PNS, mereka akan tetap bertugas di sekolah yang sama. "Ini yang harus diluruskan," ujarnya. Diakui Musliar ada guru yang tetap mengajar di sekolah yang sama, tetapi itu sangat jarang.

Menurut pengamatan Musliar, selama ini kebanyakan guru PNS mengajar di kota dan jarang sekali ada yang mau mengajar di daerah. "Untuk itu mereka harus mau mengajar di sekolah-sekolah daerah terpencil. Biar tidak terjadi penumpukan di kota saja," ujarnya.

Pengangkatan guru honorer menjadi PNS melalui uji kompetensi. "Guru honorer harus melakukan tes kompetensi. Dari tes itu terlihat sejauh mana kemampuan guru honorer tersebut," kata Musliar. Sesuai dengan kesepakatan di DPR mengenai uji kopetensi dilakukan secara bertahap. "Tidak semua guru, hanya 30 persen dari guru honorer, katanya. 
 (Sumber: Tempo.co)

Pembelajaran Inovatif, Komitmen Guru di India

Guru di India, yang terhimpun dalam persatuan guru, merumuskan kinerja guru demi perbaikan mengajar di sekolah. Kunci dasar kinerja tersebut adalah
  1. Motivasi utama guru adalah  kesuksesan di kelas. Inilah persyaratan minimal yang harus dipenuhi sebelum guru dapat menerapkan standar-standar yang lainnya.
  2. Berkaitan dengan standar pendidikan, guru dapat berubah ketika dalam praktik pembelajaran daripada hanya melalui teori. Standar tersebut termasuk di dalam kursus in-service. Beberapa daerah di India sudah memperbaiki proses ini.
  3. Ada masa guru belajar meningkatkan kompetensi diri daripada menghindari harapan yang berlebihan. Perbaikan direncanakan dalam tahap pengembangan guru, dibagi fase triwulanan, di mana setiap fasenya mempunyai angka indikator yang sangat terbatas untuk dicapai [4-8]. Ketika guru mencapai satu indikator, memotivasi mereka, dan juga mempersiapkan mereka ke fase berikutnya, yang lebih tinggi. Institusi pendukung juga bekerja sama dengan para guru dan berjalan berdampingan satu sama lain
  4. Standar dan indikator yang cenderung rancu perlu diubah dalam langkah nyata yang dapat diterapkan secara aktual oleh para guru.
  5. Dalam pertemuan guru di daerah, para guru memilih indikator yang akan mereka capai [lebih dulu dari daftar indikator potensial yang diberikan untuk tahap tersebut] dan mengidentifikasi/membentuk tahapan yang diperlukan untuk mencapainya. Kinerja mereka akan dinilai terhadap indikator yang telah mereka pilih. Jika mungkin, penilaian murid akan dimasukkan.
  6. Para guru dan narasumber mereka dapat menggunakan dokumen standar untuk memperbaiki tahap perubaha.
  7. Pendekatan ‘sedikit campur tangan’ membantu menghilangkan tekanan  untuk mengubah kurikulum atau buku teks atau bahkan memperkenalkan model pengajaran yang baru.(sumber: www.idp-europe.org)

Pendidikan di Thailand, Selayang Pandang

Ketika menyebut Thailand, kita pasti berpikir tentang kemajuannya karena pikiran lebih banyak dipengaruhi jambu bangkok, durian bangkok, ayam bangkok, dan sebagainya yang mengacu pada tingkat keunggulan. Padahal, pendidikan di Thailand sama saja dengan pendidikan di Indonesia. 

Di Thailand terdapat pembagian pendidikan menjadi pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal. Sistem pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal terdiri atas program sertifikat kejuruan, program short course sekolah kejuruan dan interest group program. Sama dengan di Indonesia, wajib belajar di Thailand adalah 9 tahun,yakni

1. Pendidikan play group dan TK usia 3-6 tahun
2. Pendidikan Sekolah dasar (selama 6 tahun), grade 1-6
3. Pendidikan Sekolah Menengah (selama 3 tahun), grade 7-9
4. Pendidikan Sekolah Menengah atas (selama 3 tahun), grade 10-12


Ujian Nasional (UN) di Thailand dikoordinasikan oleh pusat penilaian dari Komisi Pendidikan Dasar. UN di wajibkan untuk grade 3, 6, 9 dan 12. Ada 8 mata pelajaran yang di-UN-kan  yaitu :
  1. Bahasa Thai
  2. Matematika
  3. IPA
  4. Ilmu Sosial
  5. Agama dan Kebudayaan
  6. Bahasa asing
  7. Health dan Physical Education
  8. Art, Career dan Technology
Kesuksesan pendidikan di Thailand didasari oleh konsistensi dalam sains dan teknologi, sehingga semua produk yang dihasilkan berdasarkan pada penelitian atau riset. Hasilnya, kalau menghasilkan produk pertanian benar-benar unggul,  tidak mengherankan kalau ada jambu atau ayam Bangkok, artinya produk yang dihasilkan benar-benar bermutu. Pendukung keberhasilan yang lain adalah nilai budaya dilaksanakan secara mantap dan tidak hanya di bibir saja, sehingga Thailand menjadi negara bersih, tertib hukum, dan disiplin, serta selalu berpegang pada ideologi yang ada dan tumbuh di Thailand. Raja sebagai wakil Tuhan, sehingga kedudukannya kuat dan ada di hati rakyatnya. 

Indikator Sekolah dan Kelas dalam Melaksanakan Pendidikan Karakter

Berikut indikator sekolah dan kelas sebagai bahan untuk menerapkan pendidikan karakter bangsa:

1. Religius  ; Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama  yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
INDIKATOR SEKOLAH
A Merayakan hari-hari besar keagamaan.
B Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah.
C Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
INDIKATOR KELAS
A Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran.
B Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.

2. Jujur ; Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
INDIKATOR SEKOLAH
A Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang.
B Tranparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala.
C Menyediakan kantin kejujuran.
D Menyediakan kotak saran dan pengaduan.
E Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian.
INDIKATOR KELAS
A Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang. 
B Tempat pengumuman barang temuan atau hilang.
C Tranparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala.
D Larangan menyontek.

3. Toleransi  ; Sikap dan  tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis,pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
INDIKATOR SEKOLAH
A Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas.
B Memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan  status ekonomi.
INDIKATOR KELAS
A Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.
B Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus.
C Bekerja dalam kelompok yang berbeda.

4. Disiplin ; Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
INDIKATOR SEKOLAH
A Memiliki catatan kehadiran.
B Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin.
C Memiliki tata tertib sekolah.
D Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin.
E Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah.
F Menyediakan peralatan praktik sesuai program studi keahlian (SMK).
INDIKATOR KELAS
A Membiasakan hadir tepat waktu.
B Membiasakan mematuhi aturan.
C Menggunakan pakaian praktik sesuai dengan program studi keahliannya (SMK).
D Penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan (sesuai program studi keahlian) (SMK).

5. Kerja Keras ; Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 
INDIKATOR SEKOLAH
A Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.
B Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras.
C Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja.
INDIKATOR KELAS
A Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.
B Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar.
C Mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja.
D Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar.

6. Kreatif ; Berpikir dan melakukan sesuatu untuk  menghasilkan cara atau hasil baru dari  sesuatu yang telah dimiliki.
INDIKATOR SEKOLAH
A. Menciptakan situasi yang  menumbuhkan daya  berpikir dan bertindak kreatif.
INDIKATOR KELAS
A Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif.
B Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi.

7. Mandiri ; Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
INDIKATOR SEKOLAH
Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik.
INDIKATOR KELAS
Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri.

8. Demokratis ; Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama  hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
INDIKATOR SEKOLAH
A Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.
B Menciptakan suasana  sekolah yang menerima perbedaan.
C Pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka.
INDIKATOR KELAS
A Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat.
B Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka.
C Seluruh produk kebijakan  melalui musyawarah dan mufakat.
D Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif.

9. Rasa Ingin Tahu; Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
INDIKATOR SEKOLAH
A Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media
elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah.
B Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya.
INDIKATOR SEKOLAH
A Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.
B Eksplorasi lingkungan secara terprogram.
C Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik).
  
10. Semangat Kebangsaan; Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
INDIKATOR SEKOLAH
A Melakukan upacara rutin sekolah.
B Melakukan upacara hari-hari besar nasional.
C Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional.
D Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah.
E Mengikuti lomba pada hari besar nasional.
INDIKATOR KELAS
A Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi.
B Mendiskusikan hari-hari besar nasional.

11. Cinta Tanah Air ; Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan  yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
INDIKATOR SEKOLAH
A Menggunakan produk buatan dalam negeri.
B Menyediakan informasi  (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia.
B Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
INDIKATOR KELAS
A Memajangkan: foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia
B. Menggunakan produk buatan dalam negeri.

12. Menghargai Prestasi; Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,  mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain.
INDIKATOR SEKOLAH
A Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah.
B Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
INDIKATOR KELAS
A Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik.
B Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
C Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi.

13. Bersahabat/ Komuniktif; Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
INDIKATOR SEKOLAH
A Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah.
B Berkomunikasi dengan bahasa yang santun.
C Saling menghargai dan menjaga kehormatan.
D Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban. 
INDIKATOR KELAS
A Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik.
B Pembelajaran yang dialogis.
C Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik.
D Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik.

14. Cinta Damai; Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya 
INDIKATOR SEKOLAH
A Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan harmonis.
B Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.
C Membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender.
D Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang.
INDIKATOR KELAS
A Menciptakan suasana kelas yang damai.
B Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.
C Pembelajaran yang tidak bias gender.
D Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang.

15.  Gemar Membaca; Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
INDIKATOR SEKOLAH
A Program wajib baca.
B Frekuensi kunjungan perpustakaan.
C Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca.
INDIKATOR KELAS
A Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik.
B Frekuensi kunjungan perpustakaan.
C Saling tukar bacaan.
D Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi.

16. Peduli Lingkungan; Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
INDIKATOR SEKOLAH
A Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.
B Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan.
C Menyediakan kamar mandi dan air bersih.
D Pembiasaan hemat energi.
E Membuat biopori di area sekolah.
F Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik.
G Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik.
H Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik.
I Penanganan limbah hasil praktik (SMK).
J Menyediakan peralatan kebersihan.
K Membuat tandon penyimpanan air.
L Memrogramkan cinta bersih lingkungan.
INDIKATOR KELAS
A Memelihara lingkungan kelas.
B Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas.
C Pembiasaan hemat energi.
D Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan (SMK).

17. Peduli Sosial; Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 
INDIKATOR SEKOLAH
A Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial.
B Melakukan aksi sosial.
C Menyediakan fasilitas untuk menyumbang.
INDIKATOR KELAS
A Berempati kepada sesama teman kelas.
B Melakukan aksi sosial.
C Membangun kerukunan warga kelas.

18. Tanggung jawab; Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
INDIKATOR SEKOLAH
A Membuat laporan setiap kegiatan  yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis.
B Melakukan tugas tanpa disuruh.
C Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat.
D Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.
INDIKATOR KELAS
A Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
B Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah.
C Mengajukan usul pemecahan masalah.

Kamis, 23 Februari 2012

Memukul Bukan Cara Jitu Disiplinkan Siswa

Dahulu, para guru beranggapan kuat bahwa memukul merupakan sarana jitu untuk mendisiplinkan anak. Hal itu karena dipengaruhi iklim penjajahan yang mementingkan kekerasan untuk mendisiplinkan warga jajahannya. Vivanews melaporkan bahwa berdasarkan penelitian, memukul bukanlah cara yang tepat untuk mengajarkan kedisiplinan pada siswa. Menurut Canadian Medical Association Journal, mengajarkan disiplin dengan cara memberikan hukuman fisik, seperti memukul, dapat menyebabkan trauma mendalam pada siswa.

Tak hanya itu, siswa pun akan tumbuh menjadi sosok yang negatif dan agresif sama seperti yang telah dicontohkan oleh gurunya. Lalu, bagaimana seharusnya guru mendisiplinkan siswa mereka?
Penelitian menunjukkan cara asuh yang benar adalah dengan melakukan pendekatan positif, yakni dengan menetapkan batas-batas diskusi, mencoba bernegosiasi, dan memberikan pemahaman. Selain itu, guru juga harus konsisten denagn aturan- aturan yang telah dibuat dan disepakati bersama. Untuk mengajarkan disiplin, guru  dapat memulai dengan melibatkansiswa pada kegiatan sekolah. Ini dinilai paling efektif. (sumber: Vivanews.com)

Mahasiswa S-3 Mendatang Harus Menjadi Manusia Jurnal

Mahasiswa S-3 mendatang tidak semudah mahasiswa S-3 saat ini. Jika mahasiswa S-3 saat ini sekadar kuat di bidang kajian dan filosofi keilmuan, mahasiswa S-3 mendatang harus sampai pada taraf publikasi kajian dan kekuatan filosofisnya diuji dalam jurnal ilmiah. Dapat pula dikatakan bahwa mahasiswa S-3 ke depan harus menjadi manusia jurnal,

Betapa tidak. Calon doktor harus memenuhi syarat kelulusan berupa menerbitkan jurnal ilmiah di tingkat internasional. Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Djoko Santoso, syarat itu adalah sampai tahap diterima.

"Syarat lulus S3, yang penting makalahnya sudah tahap acceptance atau diterima oleh pengelola," kata Djoko pada wawancara Selasa malam 14 Februari 2012 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Menurut Djoko, hal tersebut tidak akan memberatkan para mahasiswa S3 karena hanya sampai tahap pertama. Dia mengatakan, untuk dimuat dalam jurnal ilmiah, mahasiswa S3 mengajukan karya ke pengelola jurnal ilmiah. “Pihak pengelola akan menerima atau menolak karya yang diajukan tersebut,” katanya.

Bila karya tersebut tidak diterima, karya mahasiswa ini dikembalikan. Namun, bila diterima, maka mahasiswa tersebut masuk ke tahap kedua, yakni tahap review atau pembahasan. Menurut Djoko, pada tahap inilah yang memakan waktu banyak karena makalah ilmiah tersebut harus bolak-balik dikoreksi dan diolah oleh pembahas dan mahasiswa bersangkutan.

Tahap selanjutnya yang sekaligus tahap terakhir adalah tahap penerbitan. Pada tahap ini mahasiswa sudah mendapat persetujuan oleh pembahas untuk menerbitkan makalah tersebut di jurnal ilmiah tingkat internasional. "Yang penting diterima dulu. Karena bila diterima, artinya makalah itu merupakan makalah yang pantas diolah sebagai makalah ilmiah yang nanti diterbitkan di jurnal internasional," katanya.

Sebelumnya, Guru Besar Hukum Acara Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Prof Yos Johan Utama mengkhawatirkan akan terjadi kemunduran kelulusan bagi mahasiswa S3 bila mengikuti kebijakan Dirjen Dikti. Menurutnya, agar makalah ilmiah S3 diterbitkan pada jurnal internasional, maka editor makalah tersebut harus berasal dari empat negara. Apalagi untuk menerbitkan jurnal tersebut akan memakan waktu. Akibatnya ada kemungkinan mahasiswa S3 terlambat lulus karena menunggu penerbitan jurnal tersebut.(Sumber Tempo.co)

Bebas Korupsi Dideklarasikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Bebas korupsi dideklarasikan di lingkunagnKementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada Rembuk Nasional Pendidikan yang didukung kerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).  Deklarasi itu akan direalisasikan di tengah perhelatan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) yang diselenggarakan 26–28 Februari 2012, di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Kemdikbud, Bojongsari, Depok.

Sekretaris Jenderal Kemdikbud Ainun Naim menjelaskan, deklarasi zona bebas korupsi akan ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Mendikbud dengan Ketua KPK, dan antara Mendikbud dengan Ketua BPKP. Ia mengatakan, kerja sama antara Kemdikbud dengan KPK dan BPKP akan mendorong sosialisasi, tindakan pencegahan korupsi dan pengendalian gratifikasi yang lebih gencar.

“Kemdikbud bertekad untuk mencapai penggunaan anggaran yang bersih, transparan dan akuntabel serta  menghilangkan inefesiensi di semua unit,” kata Ainun Naim, Kamis (23/2/2012), di Gedung Kemdikbud, Jakarta. Menurut Ainun, ke depannya, semua kegiatan di kementerian akan mendapatkan pengawasan ketat, namun ada area yang menjadi prioritas perhatian yaitu, pengadaan barang dan jasa, biaya perjalanan dinas, dan anggaran bantuan sosial.

Terkait itu, unit-unit utama khususnya Sekretariat Jenderal (Setjen), Inspektorat Jenderal (Itjen) dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) akan dijadikan sebagai zona integritas. "Sebab, semua pengadaan barang dan jasa ada dalam kewenangan Setjen. Adapun Ditjen Dikti, merupakan unit utama yang mendapat anggaran paling besar dibandingkan dengan unit utama lainnya di lingkungan Kemdikbud," katanya.

Akankah bebas korupsi dapat merambat sampai ke tingkat satuan pendidikan di sekolah? Upaya untuk itu dapat terjadi manakala terdapat komitmen kepala daerah karena Kemendikbud tidak dapat menjangkau kewenangan sekolah di daerah. (Sumber: Kompas.com)

Rabu, 22 Februari 2012

Guru Honorer Siap Ditempatkan di Manapun

Guru Honorer siap-siap dites kompetensinya kemudian juga diharapkan siap ditempatkan di manapun. Kompas.com melaporkan bahwa guru honorer tahun ini akan mendapatkan tempat. Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Azwar Abubakar mengatakan, setelah Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengangkatan Tenaga Honorer disahkan, para tenaga honorer harus melewati tes kompetensi minimal. Tes tersebut meliputi tes kompetensi bidang, dan tes kompetensi dasar.

Ia menjelaskan, alasan diberlakukannya tes tersebut adalah untuk menyaring tenaga honorer yang dinilai laik diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain itu, masa mengabdi juga akan menjadi pertimbangan. Skala prioritas akan dibagi minimal 50:50 untuk tenaga honorer berpengalaman dengan mereka yang fresh graduate. Seluruh tenaga honorer akan diangkat menjadi PNS paling lambat sampai 2015 mendatang.

"Kita akan ambil daftar tenaga honorer yang ada, kita seleksi dengan kompetensi minimal. Tentu harus dilakukan karena sebagian besar tenaga honorer belum pernah dites. Prinsipnya, kita tidak ingin menutup kesempatan para fresh graduate," kata Azwar, Selasa (21/2/2012) petang, di Gedung Kemenpan-RB, Jakarta.

Untuk teknis pelaksanaannya, kata Azwar, tes tersebut berskala nasional. Rencananya, Kemenpan-RB akan melibatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bersama konsorsium sepuluh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yaitu, UI, UGM, ITS, IPB, ITB, UPI, Unair, USU, Unand, dan Unhas.

Para tenaga honorer yang diangkat menjadi PNS juga harus bersedia ditempatkan di daerah-daerah yang dinilai memerlukan tenaga mereka. Ia beralasan, karena selama ini distribusi tenaga honorer cenderung bertumpuk di suatu daerah tertentu, sementara di daerah lainnya kekurangan tenaga.

"Selama ini banyak tenaga honorer di tempat yang penuh, sementara ada tempat lain yang kekurangan. Maka harus diatur," kata Azwar.

Sementara itu, Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB-PGRI) Sulistiyo mengungkapkan, pihaknya meminta agar lamanya masa mengabdi menjadi syarat yang diprioritaskan dalam pengangkatan guru honorer menjadi PNS. Menurutnya, para guru yang telah lama mengajar seringkali kalah bersaing ketika dites bersama para guru baru.

Padahal, kata dia, masa mengabdi sekian tahun harusnya bisa menjadi tolak ukur guru yang bersangkutan memiliki integritas, loyalitas, dan kemampuan mengajar yang lebih handal.

"Masa mengabdi harus diperhitungkan. Karena bekerja sekian tahun, harusnya menjadi tolak ukur dan diprioritaskan," kata Sulistyo.

Ia menambahkan, hal selanjutnya yang harus menjadi prioritas adalah mengenai formasi. Dari sekitar 600 ribu jumlah guru honorer K2 (dibiayai non APBN) seluruhnya harus menjadi prioritas, dengan catatan negara memang betul-betul memerlukan tenaga mereka.

"Sebanyak 600 ribu guru honorer jika semua yang diperlukan tentu presentase harus berubah. Jangan salah paham, yang bagus harus diutamakan, termasuk guru yang baru lulus. Tapi wajar jika yang lebih lama mengabdi diprioritaskan," papar Sulistyo.(sumber: kompas.com)

Raimuna Nasional 2012: Pencitraan Raimuna Papua Kurang Semarak

Raimuna nasional 2012 kurang empat bulan lagi dihelat di Buper Waena Jayapura. Namun, gaungnya tidak semarak dan menyeruak di seantero nusantara. Info raimuna nasional saat ini masih sebatas permukaan yang disuarakan oleh individu yang berkehendak hati memberikan informasi. Sementara, tidak ada situs resmi raimuna nasional yang mampu diakses dengan kuat oleh para penegak dan pandega.

Padahal, jika promosi gencar dan menelusup sampai ke gugus depan yang dibungkus oleh poster, surat, iklan koran, iklan tv, atau apapun, tentu banyak penegak dan pandega yang akan tertarik. Apalagi, ekonomi Indonesia saat ini berkembang. Banyak penegak dan pandega mampu untuk membiayai sendiri untuk datang ke Papua. Selain itu, daya tarik Papua tidak kalah dengan daya tarik tempat lain, bahkan dari negara lain. Hanya saja, daya tarik itu tertutup oleh miskinnya ide dan gagasan panitia terkait dengan informasi.

Garuduguru secara sukarela turut meramaikan info tentang Raimuna Nasional 2012 secara rutin. Sudah sekitar 6 artikel yang diunggah dalam situs ini. Namun, info resmi lainnya tidak juga dapat terakses. Panitia perlu kerja keras untuk membangun citra Raimuna 2012. Targetnya, penegak dan pandega di pelosok dapat tahu dan bahkan ingin berangkat ke Papua.

Selasa, 21 Februari 2012

Membuka Pelajaran dengan Asyik

Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda. Masih ingat bunyi kalimat itu? Iya, kalimat itu dari iklan sebuah parfum. Begitu pula, membuka pelajaran harus begitu menggoda pikiran, konsentrasi, minat, dan rasa siswa sehingga sepenuhnya siswa terfokus kepada guru. Tentu, membuka pelajaran seperti itu tidak semudah membalik telapak tangan.

Tahap membuka pelajaran merupakan titik awal membangun kepercayaan siswa kepada guru. Kalau siswa sudah percaya seratus persen dengan guru, pelajaran akan sangat mudah dikuasai.Saat guru masuk ke ruangan kelas pertama kali, alihkan perhatian liar siswa ke diri guru.Berikut ini kiat yang harus dilakukan.
  1. Tarik Perhatian Siswa. Siswa akan memperhatikan kita apabila dalam membuka pelajaran bila kita melakukan gaya mengajar kita bervariasi entah gerakan atau posisi kita, kontak pandangan mata, suara guru, kejelasan dalam memberi komentar. Atau bisa juga guru menggunakan berbagai media untuk menarik perhatian siswa.
  2. Munculkan motivasi. Hal yang dapat dilakukan dalam menimbulkan motivasi siswa adalah menceritakan sesuatu yang berkaitan dengan pokok pelajaran, tetapi menimbulkan tanda tanya atau menunjukkan gambar yang masih menjadi teka teki. Ya , siswaku sangat tertarik ketika aku membuka pelajaran dengan mengawali menceritakan kembali cerpen yang berjudul, “Pepes ikan tongkol” dengan aku akhiri  pertanyaan untuk ditebak, “Mengapa cerita ini menarik? “( pelajaran yang akan kami pelajari adalah unsur-unsur cerpen).
  3. Buat  acuan. Memberi acuan dalam membuka pelajaran bertujuan untuk memberikan gambaran yang singkat kepada siswa tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan dipelajari siswa. Acuan bisa dilakukan berbagai cara. Antara lain, komentar pada awal pelajaran, menetapkan tujuan untuk tugas tertentu, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan siswa, mengajukan pertanyaan. Yang semua itu dalam rangka mengarahkan kepada siswa materi apa yang akan dipelajari.
  4. Ungkapkan  kaitan. Untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan dipelajari dengan hal yang telah dipelajari sebelumnya.

Senin, 20 Februari 2012

Raimuna Nasional 2012: Kakwarda Papua Jamin Raimuna 2012 Berjalan Aman

Ketua Kwarda Papua, Kak Alex Hasegem menjamin bahwa pelaksanaan Raimuna Nasional 2012 di Waena, Jayapura akan berlangsung aman. “Jayapura relatif aman,  Kami buka pintu dan hati Kami  untuk siapa saja, Kami persilahkan datang,” ungkap Kak Alex Hasegem. Terlebih Kak Alex juga menjamin kenyamanan dan kemananan selama kegiatan, “Kami Kwarda Papua bertanggungjawab terhadap keamanan,” tandas beliau.

Pernyataan tersebut disampaikan Kakwarda Papua beserta pengurus Kwarda Papua saat hadir menemui Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Kak Azrul Azwar pada Jumat sore (18/2) di Gedung Kwarnas-Jakarta. Selain mengabarkan perkembangan persiapan kegiatan Raimuna Nasional (Rainas), pada pertemuan yang dihadiri Ketua Dewan Kerja Nasional kemudian menetapkan tanggal 25 Juni – 1 Juli 2012 sebagai tanggal pelaksanaan Rainas ke-X di Bumi Perkemahan Cendrawasih, Jayapura, Papua.
 
Pada kesempatan itu, Kak Alex juga menyampaikan imbauannya kepada Pramuka Penegak/Pandega untuk hadir mewakili daerahnya pada kegiatan yang sudah ditetapkan pada Musyawarah Nasional tahun 2008.

Penyelenggaraan Rainas di Papua memang menjadi istimewa. Karena kata atau istilah “Raimuna” berasal dari bahasa Papua merupakan gabungan dari kata “Rai” dan “Muna”. “Rai” berarti sekelompok orang yang berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan bersama. Sedangkan “Muna” adalah daya kekuatan yang berpengaruh baik dalam mencapai kesuksesan. Secara singkat Raimuna dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang berkumpul bersama dengan daya kekuatan yang berpengaruh baik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Yuk ke Raimuna Nasional 2012. Selamat berkegiatan.

Dinas Pendidikan Surabaya Latih Guru Bahasa Indonesia SMP untuk Bedah SKL UN 2012

Inilah kepedulian Dinas Pendidikan Surabaya dalam meningkatkan kemampuan guru bahasa Indonesia SMP di bidang evaluasi. Sebanyak 245 guru bahasa Indonesia diajari membedah SKL UN 2012 mata pelajaran bahasa Indonesia di Aula SMPN 37 Surabaya. Para guru didampingi oleh Suyatno dan Jack Parmin dalam mengolah soal prediksi selama dua hari, yakni 20 dan 21 Februari 2012.

Para guru tampak antusias dalam membedah SKL. Mereka bergabung ke dalam kelompok. Tiap kelompok 10 guru yang akan menghasilkan 1 paket soal sebanyak 50 butir. Mereka akan membuat kisi-kisi dengan mencantumkan kemampuan yang akan diuji dan butir soal yang sesuai dengan indikator.

Kemudian, di hari kedua, para guru akan diajak untuk mereviu soal yang telah dibuat sendiri. "Rencananya, kalau soal itu bagus dan valid secara internal, soal dapat digunakan untuk bahan ujicoba ke siswa masing-masing", kata Suyatno. Tapi, yang terpenting, guru dapat menganalisis SKL dengan tepat sehingga terfokus pada prediksi soal yang ada. Selain itu, guru dapat lebih mudah dalam membimbing siswa saat persiapan UN.

Tampaknya, kegiatan semacam ini perlu dilaksanakan secara rutin seperti saat ini."Apalagi, peserta berasal dari semua SMP, baik negeri, swasta, MTs, dan sejenisnya", ujar Pak Yatno yang juga mengasuh garduguru ini.

UN 2012: Cakupan Materi Bahasa Indonesia SMP

Jangan asal memberikan bimbingan ke siswa SMP yang akan ujian Nasional 2012 karena Kisi-Kisi bahasa Indonesia SMP tahun lalu berbeda dengan yang tahun 2012. Perbedaannya terletak pada materi yang di-UN-kan. Tahun 2011 terdapat materi kritik dan tajuk sedangkan materi UN 2012 tidak terdapat kritik dan tajuk. Kemudian, kata operasional kisi-kisi 2011 banyak kata kerja menentukan sedangkan tahun 2012 banyak kata kerja mengidentifikasi.

Materi bahasa Indonesia SMP tahun 2012 lebih banyak didominasi oleh berita dan iklan. Lalu, berkaitan dengan menulis, materi hampir sama dengan materi tahun 2011. Sama seperti tahun sebelumnya, pelajaran bahasa Indonesia kisi-kisinya hanya terdiri dari dua indikator, yaitu membaca dan menulis. Untuk indikator membaca, siswa harus bisa membaca dan memahami berbagai teks nonsastra (biografi, artikel, berita, iklan, tabel/diagram, bagan, grafik, peta, denah), berbagai karya sastra (puisi,antologi puisi, cerpen, buku kumpulan cerpen, cerita anak, buku cerita anak, novel remaja, novel angkatan 20– 30-an, dan drama).
Subbahasan dari indikator membaca tersebut adalah:
- Mengidentifikasi isi dan bagian suatu teks.
- Menentukan persamaan isi berita.
- Menentukan perbedaan penyajian berita.
- Mengidentifikasi isi teks biografi/iklan.
- Menentukan kalimat fakta/opini dalam teks iklan.
- Menyimpulkan isi paragraf.
- Mengidentifikasi isi grafik, tabel, bagan, denah.
- Mengidentifikasi unsur intrinsik puisi.
- Mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek/cerita anak.
- Mengidentifikasi perbedaan karakteristik dua novel.
- Mengidentifikasi unsur intrinsik drama.

Selanjutnya, untuk indikator menulis, siswa harus bisa menulis dan menyunting teks nonsastra dengan menggunakan kosakata yang bervariasi dan efektif dalam bentuk buku harian, surat pribadi, surat dinas, narasi dan pesan singkat, laporan, pengumuman, petunjuk, rangkuman, teks berita, slogan/ poster, iklan, resensi dan karangan, surat pembaca, teks pidato, dan karya ilmiah; menulis teks sastra dalam bentuk puisi, pantun, dongeng, cerpen, dan drama.
Kemudian, subbahasan dari indikator menulis adalah:
- Menulis catatan pengalaman pada buku harian.
- Menulis pesan singkat sesuai konteks.
- Menulis laporan/pengumuman/resensi.
- Melengkapi surat pribadi/surat dinas/surat pembaca.
- Menulis rangkuman.
- Menulis teks berita sesuai konteks Menulis slogan sesuai konteks.
- Menulis iklan sesuai konteks.
- Menyusun petunjuk melakukan sesuatu.
- Menulis teks pidato.
- Menulis rumusan masalah karya ilmiah/saran karyailmiah/daftar pustaka.
- Menyunting kalimat, ejaan/tanda baca, pilihan kata.
- Melengkapi pantun.
- Melengkapi puisi.

Anak Punk Jangan Dibenci

Pernah melihat sekumpulan remaja berpakaian hitam, rambut berdiri, celana ketat, kumal, biasanya di perempatan jalan perkotaan, ngamen, dan ditindik cupingnya. Itulah sebutan anak Punk. Bagaimanapun dia adalah manusia yang perlu didekati, dikasihi, dan dientas dari cakrawala berpikir yang merasa tertindas. Mereka jangan dibenci dan dijauhi.

Tempo.co melaporkan bahwa penampilan anak punk yang identik dengan rambut Mohawk, celana ketat, bot, celana ketat, dan berbagai aksesori anak punk merupakan simbol perlawanan. Berbagai aksesori itu masing-masing mempunyai makna.

Rambut Mohawk yang tegak sering diartikan sebagai antipenindasan sekaligus kebebasan. Gaya rambut ini terinsipari dari film Drums Along the Mohawk tahun 1963. Dalam film itu diceritakan tentang suku indian Mohican di lembah Mohawk. Gaya inilah yang kemudian diadaptasi anak punk era 1990-an.

Aksesori lain yang menonjol yaitu celana ketat. Bahan celana yang biasa mereka pakai adalah jins, kulit, atau bermotif kulit hewan (bandage pants). Awalnya punkers--sebutan anak punk--menggunakan celana kulit karena awet dan tahan lama. Model ketat menyimbolkan himpitan hidup. Karena itu punkers biasanya merobek celana bagian paha dan lutut sebagai simbol kemerdekaan gerak dan ide.

Bot adalah jenis sepatu favorit anak punk. Seperti celana, mereka memilih bot karena alasan awet. Untuk aliran hardrock punk dan pop punk biasanya memilih sneakers dan sepatu olahraga yang lebih praktis.

Tato dan tindik. Anak punk biasanya menato tubuhnya dengan gambar tengkorak, salib terbalik, swastika Nazi, atau api. Tato ini menunjukkan identitas kelompok dan menjadi simbol penguasaan penuh terhadap tubuhnya. Seperti tato, tindik juga menyimbolkan kekuasaan terhadap tubuh.

Rantai. Aksesori ini sebagai simbol solidaritas. Kelompok punk yang terusir dari masyarakat dianggap sampah, dinilai menyimpang, membuat punkers membentuk kelompok baru untuk berlindung. Solidaritas kelompok ini sangat penting untuk bertahan hidup.

Aksesori lain anak punk yaitu Eye liner, paku atau benda tajam lain, baju, serta stoking. Pernak-pernik itu mempunyai inti pesan perlawanan. (Sumber: Tempo.co)


Bersahabat Bantu Anak Lupakan Masa Lalu

Anak sering stres akibat terbayang-bayang masa lalu yang suram. Bayangan itu akan hilang jika anak bersahabat dengan kawan sebayanya. Sebuah riset terbaru menunjukkan, kehadiran seorang sahabat ternyata dapat membantu setiap individu melupakan setiap pengalaman buruk yang pernah dialami, khususnya pada anak-anak.

Dalam sebuah riset yang dipublikasikan jurnal Developmental Psychology,  peneliti melibatkan sebanyak 55 anak laki-laki dan 48 perempuan dari kelas 5 dan 6 di Montreal Kanada. Para peneliti merekam perasaan dan pengalaman mereka dalam sebuah jurnal selama empat hari. Peneliti juga tidak lupa mengukur tingkat hormon kortisol (hormon stres) pada anak-anak yang dipantau melalui tes air liur secara teratur.

"Mempunyai seorang sahabat di saat mengalami masa-masa yang tidak menyenangkan dapat berdampak langsung pada tubuh dan pikiran anak," kata William Bukowski, seorang profesor psikologi dan direktur di Pusat Penelitian Perkembangan Manusia di Concordia University, Montreal.

"Jika seorang anak sendirian ketika mendapatkan masalah dengan guru atau berselisih paham dengan teman sekelas, kami melihat adanya peningkatan yang terukur terkait tingkat hormon kortisol dan penurunan rasa harga diri," tambahnya

Peneliti menemukan bahwa kortisol akan meningkat dan harga diri cenderung menurun ketika seorang anak mengalami pengalaman negatif. Namun, dengan kehadiran sahabat di masa sulit, kadar kortisol dan perasaan rendah diri mengalami penurunan.

Para peneliti mencatat bahwa apa yang terjadi selama masa kanak-kanak dapat mempengaruhi ketika seseorang memasuki usia dewasa, termasuk dalam kaitannya dengan perasaan rendah diri.

"Reaksi fisiologis dan psikologis akan memberikan pengalaman negatif kepada anak-anak di kemudian hari," jelas Bukowski dalam rilis berita.

"Sekresi kortisol yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang signifikan, termasuk penurunan kekebalan dan pembentukan tulang. Stres yang tinggi benar-benar dapat memperlambat perkembangan anak," jelasnya. (Sumber: Kompas.com)

Sabtu, 18 Februari 2012

Media Pembelajaran Komik Dikembangkan Mahasiswa Teknik UNY


Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yoakarta Dana Rizki Adnan mengembangkan media pembelajaran berbentuk komik untuk mata pelajaran pengukuran dasar Jurusan Teknik Permesinan Sekolah Menengah Kejuruan.
"Media pembelajaran berbentuk komik itu menyuguhkan pemahaman tentang jenis-jenis alat ukur, teknik praktik, dan prosedur pengukuran benda saat praktik yang disampaikan dengan gambar yang berurutan," kata Dana Rizki di Yogyakarta, Minggu (15/1/2012).
Menurut dia, latar belakang pembuatan media itu adalah buku panduan yang ada saat ini untuk mata pelajaran pengukuran dasar masih kurang menarik minat baca siswa.
"Kemudian muncul ide untuk membuat suatu buku yang menarik dan komik yang muncul di pikiran saya karena komik digemari remaja dan dapat dibaca di mana saja. Oleh karena itu, media komik berpotensi menjadi sumber belajar bagi siswa SMK," katanya.
Ia mengatakan, media komik itu terdiri atas lima bab. Bab nol merupakan bagian pengantar komik pengukuran dasar yang berisi sejarah pengukuran dasar dan manfaat pengukuran.
Bab pertama berisi pengertian mistar ukur, jenis pengukuran yang bisa dilakukan dengan mistar ukur, macam-macam mistar ukur, diilustrasikan dengan contoh gambar mistar ukur.
Bab dua menjelaskan pengertian vernier caliper (VC), bagan VC, cara menggunakannya, cara membaca skala VC, jenis pengukuran yang bisa dilakukan VC, cara membaca skala digital, skala jam ukur, dan macam-macam VC dan aplikasinya. Materi itu diilustrasikan dengan gambar kartun disertai latihan soal membaca skala VC.
Bab tiga berisi pengertian, bagan mikrometer (mm), cara menggunakan mm, cara membaca skala mm, cara membaca mm dengan skala digital, jam ukur, pengertian mm kedalaman, dan macam-macam mm beserta aplikasinya. Materi tersebut diilustrasikan dengan gambar kartun dipadukan dengan foto alat ukur mm.
Bab empat berisi tentang alat ukur "dial indicator" (DI), pengertian DI, cara penggunaannya, dan cara menentukan kebulatan atau kerataan suatu benda yang diilustrasikan dengan gambar kartun.
Menurut dia, media komik dibuat berdasarkan skenario yang telah direncanakan. Tahap pembuatannya diawali dengan menggambar sketsa pada kertas A4 dan men-"scanning" sketsa.
"Selanjutnya, menyunting sketsa dengan menggunakan manga studio yang meliputi pembuatan panel komik, memberi ’tone’ pada gambar, memberi karakter atau balon kata, melakukan ’review’ gambar komik yang sudah jadi, dan mencetak komik dengan ukuran A5," kata Dana.

Anak Bandel Jangan Dipukul

Anak bandel jangan dipukul karena akan menyebabkan anak itu kelak menjadi tukang pukul saat dewasa. Jadi, akan terjadi pukul-memukul yang turn temurun. Sebaiknya orang tua tidak ringan tangan pada si buah hati. Apabila anak melakukan kesalahan, jangan langsung memukul atau menampar.

Hasil berbagai kajian atau penelitian ini memaparkan fakta bahwa anak-anak yang sering ditampar, dipukul, atau diteriaki ketika mereka bertindak nakal akan cenderung meniru perilaku itu saat mereka dewasa.

Dr. Joan Durrant dari University of Manitoba and Ron Ensom di Children’s Hospital of Eastern Ontario menulis hasil riset mereka ini di Canadian Medical Association Journal. “Hampir tanpa perkecualian, semua studi ini menunjukkan bahwa hukuman fisik terkait dengan agresi tingkat tinggi dalam melawan orang tua, saudara kandung, teman bermain, dan pasangan.”


Para penulis mengamati bahwa pandangan masyarakat terhadap hukuman fisik telah berubah selama 20 tahun terakhir. Hukuman fisik tak lagi dipertimbangkan sebagai cara terbaik untuk mengatasi anak-anak yang sulit diatur.

Dalam jajak pendapat di Amerika Serikat belum lama ini ditemukan bahwa hampir sebagian besar orang tua mengatakan bahwa mereka menggunakan time out atau mengambil mainan kesayangan anak-anak sebagai hukuman. Namun, seperlima dari mereka berkata "sangat cenderung" untuk memukul anak-anak mereka.

Di Amerika Serikat saat ini, tindakan memukul anak adalah legal dengan sejumlah aturan berbeda-beda di setiap negara bagian. Namun, tindakan memukul anak sudah dilarang di 20 negara Eropa, termasuk Jerman, Spanyol, dan Belanda. Di Inggris, hukuman yang wajar di rumah diizinkan, tetapi tidak boleh meninggalkan bekas pada kulit sejak 2004. Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa 71 persen orang tua mendukung larangan memukul.

Para peneliti mengatakan bahwa para dokter seharusnya membantu orang tua untuk mempelajari pendekatan efektif tanpa kekerasan untuk mendisiplinkan anak karena banyak yang tidak mengerti apa yang cocok untuk perilaku anak.

Dr. Durrant mengatakan kepada Daily Mail edisi 8 Februari 2012, “Para orang tua lebih cenderung percaya bahwa anak-anak mereka menjadi pemberontak atau berlaku buruk. Tetapi dalam banyak kasus, anak-anak cenderung melakukan apa yang mereka anggap normal untuk perkembangan mereka.”

Teknik-teknik tersebut, kata Dr. Durrant, termasuk mengenali bahwa balita cenderung berkata tidak untuk semua hal dan mengabaikan mereka selama 10 detik ketika mereka bertindak sebelum mengulang perilaku mereka. Cara lain adalah membuat aturan, tetapi menjelaskan mengapa hal tersebut dilakukan. (sumber: Tempo.co)

RSBI Belum Tunjukkan Prestasi Dibandingkan Sekolah Reguler

RSBI belum tentu lebih unggul daripada sekolah reguler. Bisa jadi, justru sekolah reguler dapat berdaya saing di luar negeri karena siswanya tokcer dan gurunya juga tokcer. Jadi, sekolah unggul tidak terletak pada penamaan sekolah, apakah RSBI atau bukan. Keunggulan sekolah terletak pada kekuatan dan kepedulian seluruh warga sekolah untuk menjadi unggul.
Oleh karena itu, menurut kompas.com bahwa alasan pemerintah terus mempertahankan rintisan sekolah bertaraf internasional karena mutu pendidikan Indonesia bakal berdaya saing internasional perlu dipertanyakan. Pasalnya, evaluasi yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan justru menunjukkan bahwa tak selalu sekolah RSBI unggul dari sekolah reguler.

Bahkan, dalam beberapa skor penilaian, termasuk Bahasa Inggris yang seharusnya menjadi keunggulan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), siswa dan guru di sekolah reguler lebih unggul. Ini terlihat di jenjang SMP di mana skor Bahasa Inggris siswa RSBI 7,05, sedangkan siswa reguler 8,18. Guru Bahasa Inggris di SMP juga punya skor yang lebih tinggi, yaitu 6,2, dibandingkan dengan guru RSBI yang 5,1. Ini juga terjadi pada guru Bahasa Inggris di jenjang SMA.
Selisih skor nilai-nilai antara siswa RSBI dan reguler umumnya di bawah 1 dari skor 0-9. Hal ini terjadi karena, dari kajian, guru-guru sekolah reguler justru mempunyai skor yang lebih baik dari guru di RSBI.

Ambil contoh, guru SMA reguler ternyata lebih unggul dalam skor di mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Bahasa Inggris. Di Matematika hampir sama. Kemampuan pedagogi guru juga tidak jauh berbeda.Bahkan, di SD, skor pedagogi guru sekolah reguler lebih unggul. Di jenjang SMP juga berbeda kecil, kecuali di SMA yang perbedaannya lebih dari 1 poin.

S Hamid Hasan, ahli evaluasi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jumat (17/2/2012), mengatakan, tidak berarti bahwa kemampuan RSBI lebih baik dari sekolah reguler yang unggul. "Asal sekolah diberi fasilitas yang baik, guru yang kompetensinya bagus, tanpa embel-embel RSBI pun sekolah tetap bisa menunjukkan kualitas. Untuk apa pemerintah menciptakan perbedaan-perbedaan dalam pendidikan lewat RSBI," tutur Hamid.
Retno Lisyarti, guru SMA RSBI di Jakarta, mengatakan, pemerintah tidak mampu membangun kapasistas guru yang dibutuhkan untuk sekolah bermutu. Dana dari masyarakat dan pemerintah yang mengucur ke sekolah RSBI lebih untuk peningkatan sarana, kegiatan, honor guru, dan membayar pengajar asing yang digaji lebih mahal.
Menurut Retno, di sekolah RSBI ada guru asing yang ditetapkan harus dari kawasan Eropa atau Australia. Bayarannya lebih mahal dibandingkan dengan guru Indonesia. Untuk kelas internasional yang bayarannya Rp 31 juta per tahun, kata Retno, siswa mendapat pengajaran ekstra dari beberapa guru asing. Utamanya saat siswa hendak menghadapi ujian internasional Cambridge atau IB.
"Kebijakan RSBI pun menciptakan ketidakadilan bukan hanya kepada masyarakat. Guru dalam negeri saja dipandang lebih rendah daripada guru asing," kata Retno.(Sumber: Kompas.com/edukasi)

Menjadi Guru Super itu Mudah

Sungguh, untuk menjadi guru super itu teramat mudah. Yang susah hanya ketakutan tak berdasar dari seorang guru sebelum melangkah. Banyak guru merasakan bahwa tidak mungkin menjadi guru super karena terlalu berat dan susah. Padahal, guru super itu mudah sekali ditempuh. Semua guru, tidak terkecuali, dapat menjadi guru super.

Guru super adalah guru yang menempatkan posisinya sebagai guru, bukan guru yang sambil dagang, guru yang sambil bertani, guru yang sambil apapun, ketika di sekolah. Dengan begitu, pikiran, sikap, dan perlakukanya terfokus pada tugas mulia seorang guru. Namun, banyak guru yang tidak memposisikan sebagi guru ketika di sekolah.

Guru super selalu merencanakan apa yang akan dilakukannya di kelas dan di hadapan siswanya. Dia selalu berpikir sebelum bertindak. Selalu memahami sebelum melakukan. Bukan perencanaan seolah-olah yang digunakan untuk memuaskan kepala sekolah dan pengawas, melainkan perencanaan diri sendiri di buku sendiri.

Guru super selalu intropeksi diri dalam setiap kesempatan terhadap tindakan yang pernah dilakukan di kelas dan di depan siswa. Introipeksi itu bergulir tiap saat sehingga telah menjadi kebiasaannya. Intropeksi merupakan pintu terbaik untuk melakukan perubahan dan inovasi selanjutnya.

Guru super selalu yakin terhadap kemampuan diri sendiri dalam mengajar dan mendidik. Selain itu, dia akan selalu belajar karena prinsip belajar sepanjang hayat.


Humor: Ujian Susulan

Ada 4 orang mahasiswa yang kebetulan telat ikut ujian semester karena bangun kesiangan.
Mereka lantas menyusun strategi untuk kompak kasih alasan yang sama agar dosen mereka berbaik hati memberi ujian susulan.
Mahasiswa A: pak, maaf kami telat ikut ujian semester
mahasiswa B: iya pak. Kami berempat naik angkot yg sama dan ban angkotnya meletus.
Mahasiswa C: iya kami kasihan sama supirnya. Jadinya kami bantu dia pasang ban baru.
mahasiswa D: oleh karena itu kami mohon kebaikan hati bapak untuk kami mengikuti ujian susulan.
Sang dosen berpikir sejenak dan akhirnya memperbolehkan mereka ikut ujian susulan.

Keesokan hari ujian susulan dilaksanakan, tapi keempat mahasiswa diminta mengerjakan ujian di 4 ruangan yg berbeda. “Ah, mungkin biar tidak menyontek,” pikir para mahasiswa. Ternyata ujiannya cuma ada 2 soal. Dengan ketentuan mereka baru diperbolehkan melihat dan mengerjakan soal kedua setelah selesai mengerjakan soal pertama.

Soal pertama sangat mudah dengan bobot nilai 10. Keempat mahasiswa mengerjakan dengan senyum senyum.
Giliran membaca soal kedua dengan bobot nilai 90. Keringat dingin pun mulai bercucuran.
Di soal kedua tertulis:
“Kemarin, ban angkot sebelah mana yang meletus?”

Humor: Guru Balas Dendam

Seorang murid disuruh nyanyi ke depan kelas oleh gurunya.

Murid (nyanyi dengan suara kecil): "Cicak2 di dinding.."
Guru : "Besarkan Sedikit!!"
Murid : "Tokek-tokek di dinding.."
Guru : "Besarkan lagi!.."
Murid : "Buaya-buaya di dinding.."
Guru : "Yang dibesarkan itu suara kamu, bukan binatangnya."
Murid : "Kalau suara yang dibesarkan, saya azan saja. Kan, azan harus bersuara besar"
Guru :  "Iya sudah, kamu azan aja."
Murid (dengan suara yang besar) : "Allahu Akbar-Allahu Akbar..."
Guru : "besarkan lagi!!!
Murid : "Tidak ada lagi Pak yang lebih besar dari Allah, Allah Maha Besar."
Guru (kesal dan marah) menggumam : "Iya sudah Allah Maha Besar, tapi nilai kamu kecil."
Murid : "Besarkan dong Pak."
Guru (berteriak) : NILAI KAMU KECIL!!!!
Murid : "yg dibesarkan itu nilai saya, Pak, bukan suara Bapak!!,
Guru : (goplak, suara buku melayang ke muka si murid, hrrrrggg)....

Anak Belajar Kosakata Sejak Bayi

Pernah melihat seorang bayi mengoceh atau meracau sendiri dengan suara yang susah dipahami orang dewasa? Pasti pernah. Itulah kosakata bayi yang dalam pikirannya berstruktur namun bagi orang dewasa belum berstruktur.  Ocehan bayi yang seolah tanpa arti itu menandakan bahwa pemikiran yang tajam dari bayi tersebut. Meskipun ocehan bayi tidak karu-karuan, dia bisa memahami kosa kata yang diucapkan orang dewasa.

Agar pikiran anak tambah tajam, orang tua perlu terus saja memberikan kosakata agar kemampuan berbahasa anak bagus di kemudian hari. Dalam studi yang dimuat dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences, psikolog menemukan fakta para bayi bisa memahami kata-kata pada bulan-bulan awal kehidupannya. Temuan ini membantah hasil penelitian sebelumnya yang menyebutkan bayi baru bisa memahami arti kata saat berusia satu tahun.

Sebelumnya, bayi di bawah usia satu tahun dianggap dapat memahami bunyi yang diucapkan ibu, tetapi tidak dapat mengerti bunyi itu memiliki arti. Banyak psikolog percaya pemahaman kata itu baru dicapai bayi saat mereka berulang tahun pertama. “Tetapi sebetulnya, mereka mengerti pada usia lebih muda,” kata psikolog Elika Bergelson dan Daniel Swingley.

Misalnya, mereka menemukan bahwa ketika pengasuh menyebutkan kalimat “Mana apel?”, mata bayi bergerak ke arah obyek apel yang ada di layar komputer. Dalam penelitian itu, sebanyak 33 orang bayi berusia enam sampai sembilan bulan mampu menunjukkan gambar obyek yang tepat meskipun sebelumnya gambar tersebut sudah dikacaukan dengan gambar obyek lain.

Peneliti juga menemukan bahwa para bayi itu lebih berfokus pada gambar yang sudah mereka tahu “namanya” daripada gambar yang belum diberi nama. Ini berarti mereka dapat memahami kata itu berhubungan dengan obyek yang dimaksud.

Penelitian ini adalah demonstrasi pertama pada kategori usia enam sampai sembilan bulan. “Penelitian kami berbeda dari memahami kata-kata umum, tapi kata yang menunjuk pada kategori,” kata Dr. Swingley."Saya pikir studi ini menyajikan pesan yang bagus untuk orang tua. Anda dapat berbicara dengan bayi Anda dan mereka akan memahami sedikit dari apa yang Anda katakan.” (Sumber: Tempo.co)

Siswa Asia Lebih Hebat daripada Siswa di Negara Barat

Pendidikan di Indonesia tampaknya akan lebih termotivasi untuk terus tumbuh dan berkembang dengan gaya pendidikan khas Indonesia. Meskipun data penelitian diperoleh dari China dan Korea, Indonesia termasuk populasi yang hampir sama. Berdasarkan laporan BBC, siswa di Asia lebih hebat daripada siswa negara Barat. Dikatakan bahwa siswa sekolah di kawasan Asia berada dalam posisi lebih maju dibanding dengan rekan mereka di negara-negara Barat.

Itulah simpulan penelitian yang dilakukan oleh Institut Grattan di Australia yang  memperlihatkan bahwa siswa yang belajar matematika di Shanghai, Cina, rata-rata lebih maju dua atau tiga tahun dibanding siswa di Amerika Serikat atau Eropa.  Sementara siswa di Korea Selatan lebih maju satu tahun dalam kemampuan membaca.

"Pada saat kekuatan ekonomi bergeser dari Barat ke Timur, demikian juga dengan pencapaian tinggi dalam pendidikan," kata Ben Jensen, Direktur Program Pendidikan Sekolah Institut Grattan dalam pernyatan persnya.

"Pusat dari pencapaian tinggi pendidikan sekarang ada di Asia Timur dan para pendidik di Australia bisa dan harus belajar dari keberhasilan itu," tambahnya.

Dalam laporannya, Institut Grattan menyebutkan empat sistem pendidikan di Asia yang merupakan terbaik di dunia, yaitu Hong Kong, Korea Selatan, Shanghai, dan Singapura.

Selama ini ada istilah Tiger Mothers atau Ibu Harimau yang digunakan untuk merujuk kaum ibu Asia yang menegakkan disiplin belajar yang amat keras kepada anak-anaknya.

Banyak pihak yang berpendapat hal tersebut yang mendorong keberhasilan para siswa Asia di dunia pendidikan.  Namun berdasarkan penelitiannya, Institut Grattan berpendapat Ibu Harimau bukan menjadi faktor utama dari pencapaian tersebut.

"Keberhasilan bukan karena budaya, bukan produk Konfusianisme juga bukan pelajaran menghafal atau Ibu Harimau," tegas Ben Jensen.  Yang menjadi faktor adalah ketegasan, sistem belajar praktis, mentoring, dan para guru.

Penelitian juga membantah anggaran yang lebih besar dan jumlah murid yang sedikit dalam satu kelas akan menjamin pencapaian para siswa.  Sekolah di Shanghai, misalnya, memiliki kelas dengan jumlah 40 siswa namun para guru memiliki lebih banyak waktu untuk merencanakan pelajaran.

Hasil penelitian tersebut tentunya akan lebih memotivasi sekolah di Indonesia untuk taat asas pada pola pendidikan yang berbasis ke_indonesiaan. Jangan memandang bahwa model pembelajaran dari Barat segalanya. (sumber: BBCIndonesia.com)

Selasa, 14 Februari 2012

Sertifikasi Guru 2012: Bergayalah Seperti Siswa Siapkan Ujian Nasional

Inilah masa yang paling menegangkan bagi guru yang akan diikutkan PLPG 2012 apabila lolos Uji Kompetensi Awal. Meskipun, guru teramat paham kalau ujian itu sangat mudah dan enteng karena materi yang diujikan pasti dikembangkan dari kisi-kisi, materi tiap hari dikenali dan dipelajari, dan tiap kali materi selalu diucapkan dan disampaikan. Tapi, karena mendengar satu kata UJIAN guru tampaknya gentar. Padahal, saat menasihati siswanya yang akan Unas, guru selalu mengatakan "Jangan gentar!".

Inilah obat agar tidak gentar. Pertama, kenali dan dalami kisi-kisi UKA. Kedua, cermati pola soal yang kira-kira akan muncul dengan mencoba membuat sendiri bentuk soal yang bersumber dari kisi-kisi. Ketiga, belajarlah karena semakin sering belajar guru akan semakin menepis kegentaran. Keempat, anggap UKA sebagai stuasi Unas yang ditandai oleh dua pengawas, 20 peserta tiap kelas, 100 soal, dan pasti pakai lembar jawab komputer. Kelima, percaya diri akan kemampuan sendiri.

Sebaik-baik guru yang ikut UKA adalah guru yang yakin akan kemampuan sendiri dengan mengupas dan memperdalam materi secara terfokus. Sebaliknya, sejelek-jelek guru adalah mereka yang ragu sehingga mudah diakali oleh pihak lain yang akan menangguk keuntungan di atas kesusahan orang lain. Selamat ber-UKA. Garduguru berdoa agar Anda sukses UKA.

Minggu, 12 Februari 2012

Ketentuan Jurnal Ilmiah untuk S1, S2, dan S3 Ditolak Aptisi

Detik News melaporkan bahwa Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) menolak ketentuan jurnal ilmiah atau publikasi karya ilmiah sebagai syarat ketentuan lulusan program sarjana, pascasarjana dan doktoral. Sebaiknya mahasiswa di perguruan tinggi didorong untuk lebih berpikir dan bersikap inovatif.

Hal itu dikatakan Aptisi dalam siaran pers yang ditandatangani Ketua Prof Dr Eddy Suandi Hamid dan Sekjen Suyatno yang diterima detikcom, Sabtu (11/2/2012).

"Itu bukan sebuah solusi dan Surat Edaran Dirjen Dikti tergesa-gesa," kata Eddy.

Menurut Eddy, Aptisi telah menggelar Rapat Pengurus Pusat Pleno /RPPP di Padang, tanggal 10-11 Februari 2012). Salah satunya adalah membahas dan menyikapi surat edaran dirjen dikti tersebu.

Dia mengatakan saat ini jumlah karya ilmiah yang terbit dalam suatu jurnal masih terbatas. Hal itu tidak imbang jumlah mahasiswa seluruh Indonesia. Oleh karena itu mahasiswa yang menempuh di perguruan tinggi lebih baik didorong untuk bersikap inovatif.

"Aptisi lebih mendorong mahasiswa pascasarjana dan doktoral membuat karya ilmiah di jurnal-jurnal nasional maupun internasional," katanya.

Sabtu, 11 Februari 2012

Sertifikasi Guru 2012: Uji Kompetensi Awal Dilaksanakan Seperti Ujian Nasional

Uji Kompetensi Awal (UKA) akan menentukan lulus atau tidak lulusnya guru, terpilih dalam kuota sertifikasi guru 2012. Ini seperti UN siswa saja.

"Guru juga mesti siap diuji. Tidak boleh ada contek-mencotek. Pelaksanaannya mesti diawasi betul," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, dalam Rapat Koordinasi Pelaksanaan UKA, yang digelar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, Jumat (10/2/2012).

Syawal Gultom, Ketua Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, mengatakan, ada sejumlah titik rawan yang mesti diwaspadai dalam pelaksanaan UKA pada 25 Februari nanti. Titik rawan yang dimaksud adalah penulisan soal, percetakan di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), distribusi naskah soal ke kabupaten/kota, serta pengiriman lembar jawaban dari kota/kabupaten ke Kementerien Pendidikan dan Kebudayaan.

Para guru mengerjakan 100 soal pilihan berganda. Mereka dipusatkan di sekolah-sekolah di tingkat kota/kabupaten. Pengiriman soal UKA juga mendapat pengawalan polisi, layaknya soal UN. Pengawasan ketat juga dilakukan dengan melibatkan perguruan tinggi atau lembaga pendidik tenaga kependidikan (LPTK).

Guna menyiapkan guru menghadapi UKA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menyiapkan kisi-kisi soal, seperti juga pada pelaksanaan UN. Hal ini untuk memberikan gambaran pada guru kemungkina soal-soal yang diujikan yang dibuat LPTK dan Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK). Ada standar kelulusan minimal yang mesti diraih guru. Jika lulus, guru masuk dalam kuota sertifikasi guru tahun 2012. Dari 300.000 guru yang diundang, setidaknya bisa dijaring 250.000 guru untuk memenuhi kuota sertifikasi guru.

Siswa India: Gara-Gara Dimarahi, Siswa Tusuk Gurunya

Ini di India. Siswa sudah tidak menghargai gurunya. Hal itu seperti yang dilaporkan Detik News, com seperti berikut.

Seorang pelajar SMP di India tega menikam gurunya hingga tewas di ruang kelas gara-gara kesal kepada sang guru yang memarahinya. Peristiwa mengerikan itu terjadi di SMP St Mary's Anglo Indian di Parrys, Chennai pada Kamis, 9 Februari sekitar pukul 10.30 waktu setempat. Saat itu, murid tersebut berulang kali menusuk guru sainsnya, Uma Maheswari (42) di bagian leher dan wajah.

Saat kejadian, sang bu guru, Maheswari, sedang berada di dalam kelas lain ketika pelaku tiba-tiba muncul dengan membawa pisau.

"Awalnya dia ditikam di bagian leher," kata seorang saksi mata seperti diberitakan media India, Times of India, Jumat (10/2/2012).

"Dan kemudian dia menikamnya lagi di bagian pipi dan leher. Dia pun tewas di tempat," imbuh saksi mata tersebut.

Melihat pemandangan mengerikan itu, para siswa di kelas itu pun menjerit-jerit. Pelaku sempat mengancam murid-murid tersebut sebelum kemudian berlari keluar kelas. Pelaku kemudian ditangkap para guru dan siswa. Anak seorang buruh harian itu pun diserahkan ke polisi.

"Anak itu datang dengan pisau yang dibungkus kertas," kata seorang polisi yang menyelidiki kasus ini. "Dia bilang dia marah karena guru itu memarahinya. Kami belum tahu apakah ada alasan lain," tutur polisi tersebut. Menurut teman-teman sekolah pelaku, dia bukan anak agresif, tetapi cukup menyendiri. "Dia tidak pernah berbaur dengan yang lain," ujar seorang siswa.

Sabtu, 04 Februari 2012

Guru Baru dari Unesa Mengajar di Sumba Timur NTT

Guru baru dari Unesa menyemarakkan program SM3T di Sumba Timur NTT. Mereka bermanfaat dan sangat ceria berada di daerah terpencil. Rektor Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Muchlas Samani, mengaku puas setelah melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi Program SM3T (Sarjana Mengajar di daerah Terluar, Tertinggal, dan Terdepan) di kabupaten Sumba Timur, NTT . Kegiatan yang berlangsung selama empat hari terhitung sejak Rabu (25/1) tersebut mengunjungi 21 kecamatan penempatan guru SM3T. “Hari ini kita bergembira ternyata kehadiran SM3T betul-betul memberikan manfaat kepada warga sekolah, terlebih lagi para sarjana pendidikan yang baru tersebut sangat ceria dalam menjalankan pengabdiannya, mereka dapat memahami dan berempati dengan kondisi pendidikan di sini” ujar Muchlas di sela-sela kepulangannya kembali ke Surabaya.
Selama penelusuran monitoring  dan evaluasi di daerah tersebut, Muchlas mengaku banyak menemui para guru SM3T yang gigih dalam pengabdian, bahkan menurut Muchlas tidak sedikit dari peserta SM3T yang berniat kembali mengabdi di Sumba Timur “ Hingga saat ini paling tidak saya sudah mengantungi data 21 peserta dari 241 peserta asal  UNESA yang berniat kembali mengabdi setelah menyelesaikan program PPG (Pendidikan Profesi guru), inilah hal yang betul-betul kita harapkan” jelas Muchlas.
Program SM3T diluncurkan pada medio Desember tahun lalu di Surabaya oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh. Tujuan program ini adalah mengisi kekurangan guru pada daerah-daerah yang terkatagori terdepan, tertinggal dan terluar. Bagi Muchlas sendiri tujuan lainnya dari program ini adalah memperkenalkan pada para sarjana pendidikan yang baru saja lulus mengenai gambaran kondisi pendidikan di Indonesia, “ Dengan kedua tujuan tersebut diharapkan tumbuh sebuah harapan untuk mereka mengabdi di daerah 3T tersebut”.
Sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, Obed Hilungara, mengungkapkan bahwa kehadiran SM3T memang diharapkan mampu melapisi kekurangan guru yang selama ini menjadi persoalan pendidikan yang paling mendasar, “Kalau kita lihat dari segi guru per mata pelajaran kita mengalami kekurangan sekitar 1030 guru dan bila dilihat dari kualifikasi akademik guru di sini baru 35% yang terkualifikasi D3,D4 atau S1 sisanya masih berpendidikan SPG setara, jadi memang program SM3T ini sangat membantu kami dalam pemenuhan kebutuhan guru tersebut ” ucap Obed. Kabupaten Sumba Timur sendiri mendapatkan lebih dari 300 guru SM3T yang terdiri dari 241 peserta asal UNESA,60 peserta asal UNM (Universitas Negeri Makassar) dan 37 peserta yang diampu oleh UNIMA (Universitas Negeri Manado).
Obed pun berharap dampak postif atas kehadirian guru SM3T ini terus berlanjut hingga di gelarnya Ujian Nasional (UN), karena tingkat kelulusan UN di NTT selama ini sangatlah rendah “ Dalam penempatanan guru-guru SM3T rata-rata kita tempatkan di Satap (sekolah satu atap) dan SMP yang memiliki kekurangan pada mata pelajaran yang di UN kan, harapan kami dengan program SM3T ini dapat mendongkrak naik lagi tingkat kelulusan di NTT”.
Tantangan pendidikan di Sumba Timur tidaklah  mudah untuk dijawab, Sindung Oki, salah satu guru SM3T yang diampu oleh UNESA, mengatakan bahwa selain kekurangan guru, sarana parasana yang terbatas menjadi kendala pendidikan di daerah tersebut “ Disini kelasanya memang terbatas, hanya ada dua kelas, maka tiap hari terjadi kelas rangkap. Kelas 1,2,3 digabung menjadi satu ruang kelas dan ruang kelas satunya lagi untuk 4,5 dan 6”. Jelas Sindung yang kini mengabdi di SDN Laitaku Paberewai.
Walaupun begitu Sindung mengakui sudah memiliki solusinya, “ Bagaimana cara mengajar 3 kelas, 3 mata pelajaran dengan 1 guru sudah kami peroleh ilmunya selama pelatihan di Surabaya” jelas Sindung sambil mengutarakan bahwa pada awalnya dirinya cukup sulit dalam membiasakan penjadwalan pada peserta didik, “ pertama kali saya ke sini tidak ada yang namanya penjadwalan mata pelajaran, jadi semuanya hanya berdasarkan keinginan guru saja”
Irman, guru SM3T asal UNM mengamin yang dikatakan oleh Sindung, menurutnya kondisi tersebut menjadikan dirinya dan Sindung selalu berdiskusi tentang mata pelajaran yang akan di sampaikan mereka besok “ setiap malam kami berdiskusi mengenai indikator pengajaran di tiap kelasnya, karena di setiap ruang kelas terdapat jenjang yang berbeda” kata Irman.
Dengan segala keterbatasan baik guru maupun sarana prasarana, mereka menyadari bahwa para peserta didik memiliki modal yang besar. “ Mereka sangat bersemangat untuk sekolah, antusiannya sangat luar biasa, tiap hari mereka harus berjalan berbukit-bukit untuk sampai sekolah dan belajar “ ucap Irman.
Antusias yang serupa ditemui pula oleh Risky Ardhayani, guru SM3T asal UNESA. Risky yang mengajar matematika untuk SMPN 1 Pabarewei mengatakan bahwa tidak sedikit dari peserta didik yang meminta tambahan jam pelajaran hingga larut malam “ mereka sangat bersemangat untuk mengikuti jam tambahan, terkadang hingga pukul 9 atau 10 malam, saya selalu khawatir ketika mereka pulang. Saya sering meminta mereka pulang lebih cepat, tetapi mereka masing ingin terus belajar” ujarnya.
Antusias dan semangat itulah yang membuat para guru SM3T ceria dalam melaksanakan pengabdiaanya, mereka pun merasa diterima oleh warga sekitar, “ saya selama ini jarang sekali potong ayam, kini hampir 5 kali dalam sebulan saya dikasih ayam oleh orang tua siswa” jelas Sindung sambil tersenyum. Irman pun merasakan hal yang sama, dirinya merasa menemukan pengalaman dan pandangan yang baru tentang dunia pendidikan, “ Di sini saya melihat bahwa tugas guru amatlah mulia, dan di sini juga saya menemukan Indonesia. Kini saya menyadari bahwa untuk membenahi pendidikan tidak cukup dengan berteriak tetapi kita harus bertindak “ . (sumber:www.dikti.go.id)

Jumat, 03 Februari 2012

Sertifikasi Guru 2012: Uji Kompetensi Awal (UKA) Jangan Jadi Hantu

Saat ini, guru yang akan ikut sertifikasi pendidik 2012 merasakan bahwa Uji Kompetensi Awal (UKA) sebelum PLPG dijadikan hantu. Mereka takut dan gundah gulana dalam menghadapinya karena kata uji. Padahal, uji kompetensi adalah hal yang biasa. Sebiasa para guru memberikan uji KD kepada siswanya.

Jangan takut dengan UKA. UKA tentu dikemas sesuai dengan kemampuan guru. Soal yang disajikan berbentuk objektif. Guru tinggal memilih mana yang benar di antara pilihan itu. Kemudian, karena UKA adalah uji dengan tes standar berarti UKA mempunyai kisi-kisi. Nah, pelajari saja kisi-kisinya. Tentu, guru akan dapat menghadapi UKA.

Pada artikel sebelumnya di garduguru ini, telah dilansir alamat kisi-kisi yang dapat diunduh para guru. Jadi, jangan jadikan UKA sebagai hantu tetapi jadikan sebagai kegiatan yang mengasyikkan dan menggembirakan karena ini merupakan kesempatan kemampuan guru dilihat senyatanya.

Kamis, 02 Februari 2012

Sertifikasi Guru 2012: Peserta Berdasarkan Urutan

Peserta sertifikasi guru 2012 terlihat tertib dan tersistem karena sejak awal daftar nama calon peserta sudah diekspos. Hebat. Ke depan, pola seperti ini perlu ditiru. Daftar calon peserta sertifikasi guru yang ditampilkan sesuai dengan data yang tersimpan dalam data NUPTK yang telah diperbaiki sampai dengan tanggal 1 Desember 2011 dan diurutkan berdasar kriteria berturut turut:
  1. Usia.Usia dihitung berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun kelahiran yang tercantum dalam akta kelahiran atau bukti lain yang sah.
  2. Masa Kerja.Masa kerja dihitung sejak yang bersangkutan bekerja sebagai guru baik sebagai PNS maupun bukan PNS.
  3. GolonganPangkat/golongan adalah pangkat/golongan terakhir yang dimiliki guru saat dicalonkan sebagai peserta sertifikasi guru. Kriteria ini adalah khusus untuk guru PNS atau guru bukan PNS yang telah memiliki SK Inpassing. (sumber:www.sergur.kemendiknas.co.id)

Sertifikasi Guru 2012: Sudah Tersedia 52 Kisi-Kisi Uji Komptensi Awal sebelum ikut PLPG

Pelaksana sertifikasi guru 2012 telah menyiapkan kisi-kisi uji komptensi awal (UKA) sebanyak 52 bidang studi bagi guru yang akan mengikuti sertifikasi guru 2012. Bidang studi itu mencakup SD, SDLB, SMP, SMA, dan SMK.

calon peserta UKA agar dapat lolos mengikuti PLPG 2012 disarankan untuk mengunduh kisi-kisi tersebut di www.sergur.kemdiknas.go.id dan jangan lupa kisi tersebut dikembangkan ke dalam soal. Rasanya, guru sangat terbiasa mengembangkan kisi menjadi soal. Kalau tidak dapat meramalkan soalnya, silakan berkelompok untuk menindaklanjuti kisi-kisi tersebut.

Ini UKA yang teramat mudah karena kisi-kisi sudah tersedia dengan lengkap termasuk cakupan materi yang akan diujikan. Selamatlah, garduguru ucapkan agar Anda lolos Sertifikasi Guru 2012.

Sertifikasi Guru 2012: Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal (UKA)

Kebingungan guru yang akan mengikuti uji kompetensi awal sebelum ditentukan ikut PLPG 2012 terjawab sudah. Para guru tidak perlu ragu dan jengah karena kisi-kisi uji kompetensi awal sudah dikeluarkan oleh pemerintah melalui www.sergur.kemdiknas.go.id.

Jika kita mencermati kisi-kisi yang sudah diterbitkan untuk semua bidang studi, baik SD, SMP, maupun SMA/SMK, tampak bahwa materi kisi-kisi tidak jauh dari materi pelajaran bidang studi tersebut. Yang akan diujikan bidang studi bahasa bahasa Indonesia adalah wawancara, pidato, diskusi, surat dinas, memo, ciri karangan, dan penulisan daftar pustaka. Begitu pula bidang studi lainnya, sangat mudah materinya.

Tiap calon peserta PLPG 2012 tentu akan dengan mudah menjawab jika memang mereka guru bidang studi yang dimaksud. Agar lebih afdol, guru perlu belajar lebih giat tentang materi yang dicakup ke dalam kisi-kisi uji kompetensi awal itu. Selamat menikmati kisi-kisi UKA.

Sertifikasi Guru 2012: Inilah yang Harus Dilakukan Guru

  1. Cek dalam daftar calon peserta menggunakan tombol pencarian dengan memasukkan NUPTK
  2. Jika nama Anda termasuk dalam daftar calon peserta segera hubungi dinas pendidikan setempat untuk mendapatkan Format A0
  3. Mengoreksi dan memperbaiki data pada Format A0 (data ini tidak boleh salah karena kemudian akan digunakan sebagai acuan untuk sertifikat pendidik) Data yang dikoreksi adalah nama lengkap harus sesuai dengan dokumen lainnya (ijasah atau SK PNS); golongan (bagi PNS); tempat dan tanggal lahir; ijasah, tahun lulus, dan nama perguruan tinggi; nama sekolah tempat mengajar. Dokumen yang dijadikan acuan verifikasi nama dan tempat tanggal lahir peserta bagi guru PNS adalah SK PNS, sedangkan bagi guru bukan PNS adalah ijasah terakhir dari perguruan tinggi.
  4. Mengisi pola sertifikasi yang dipilih.
    • Pola portofolio bagi guru yang memiliki dan memenuhi skor minimal portofolio (kuota maksimal 1%).
    • Pola PLPG bagi guru yang tidak memenuhi skor minimal portofolio.
    • Pola pemberian sertifikat secara langsung (PSPL) bagi guru yang telah memenuhi syarat PSPL.
  5. Menetapkan bidang studi yang akan disertifikasi Bidang studi tersebut harus ditetapkan sendiri oleh guru yang bersangkutan sesuai dengan kompetensi yang dikuasainya. Harus disadari oleh guru bahwa bidang studi ini akan terus melekat dalam tugas mengajar yang akan dilaksanakan oleh guru selama guru tersebut mengajar. Dengan kata lain, guru harus konsisten dengan pilihannya secara profesional karena guru harus mengajarkan bidang studi atau mata pelajaran tersebut selama bertugas sebagai guru.
    Penetapan bidang studi sertifikasi mengikuti ketentuan sebagai berikut:
    • sesuai dengan program studi S-1 (linier),
    • apabila tidak sesuai (tidak linier) dengan program studi S-1, dapat menggunakan program studi D-III,
    • apabila tidak sesuai (tidak linier) dengan program studi S-1 dan program studi D-III, guru dapat menetapkan bidang studi yang serumpun dengan program studi S-1 dan D-III,
    • apabila tidak sesuai (tidak linier) dengan program studi S-1 dan program studi D-III, guru dapat menetapkan bidang studi sertifikasi sesuai dengan mata pelajaran, rumpun mata pelajaran, atau satuan pendidikan yang diampunya, dan harus memiliki masa kerja minimal sudah 5 tahun berturut-turut mengajar mata pelajaran tersebut.
  6. Mengumpulkan berkas/dokumen/portofolio ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
  7. Memantau proses penetapan peserta melalui website www.sergur.pusbangprodik.org
  8. Menerima Format A1 berisi nomor peserta sebagai bukti terdaftar sebagai peserta sertifikasi guru
  9. Mencari informasi tentang pelaksanaan uji kompetensi awal (bagi peserta PLPG) ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota masing-masing

Tips Sukses Uji Kompetensi Sertifikasi 2012

Konon, 25 Februari 2012 akan dilaksanakan uji kompetensi awal untuk syarat mengikuti PLPG 2012 bagi guru yang masuk daftar sertifikasi 2012. Entah dilaksanakan secara manual atau on-line tentu tidak masalah. Yang terpenting, uji kompetensi tersebut benar-benar untuk keberlangsungan PLPG 2012.

Hanya saja, guru yang akan ikut sertifikasi 2012, saat ini, menderita gundah gulana, was-was, dan bingung setelah mendengar kata uji kompetensi. Mereka bingung antara bisa lolos atau tidak. Pasalnya, para guru tidak mempunyai gambaran sama sekali ruang lingkup yang diujikan. Pokoknya, saat ini, guru sangat was-was seperti anak menghadapi ujian sekolah. Persis.

Mengapa harus gundah gulana? Tak perlulah, guru begitu. Guru harus percaya diri dalam menghadapi uji kompetensi karena yang diuji guru, materi uji tentang keguruan, dan dalam suasana pendidikan. Kecuali, yang diuji guru tetapi materinya tentang pertanian atau kelautan, tentu diperbolehkan gundah gulana.


Berikut ini, tips sukses uji kompetensi pra-PLPG 2012.
1. Yakin dan percaya diri kalau dapat mengerjakan soal uji kompetensi
2. Pelajari wilayah dan cakupan empat kompetensi (pedagogis, kepribadian, profesi, dan sosial).
3. Buatlah peta pikiran untuk tiap kompetensi n0. 2 tersebut.
4. Pelajari modul PLPG 2010 atau 2011 milik guru yang sudah mengikuti PLPG karena inti materi terdapat dalam modul tersebut.
5.  Belajarlah secara kelompok untuk pendalaman dengan kawan lain yang juga akan ikut PLPG.
6. Jangan bingung sendiri tetapi mulai arahkan diri anda untuk ikut uji kompetensi.
7. Yakinlah soal tidak jauh dari materi keguruan.




Rabu, 01 Februari 2012

Metode Bermain untuk PAUD

Profesor Sandralyn Byrnes dari Australia menjelaskan bahwa di masa usia dini, anak sudah mulai diajarkan kemampuan bersosialisasi dan problem solving. Karena kemampuan-kemampuan itu sudah bisa dibentuk sejak usia dini. Untuk itu, anak-anak sudah diajarkan dasar-dasar cara belajar.

Pernyataan Byrnes tersebut tentu memberikan penguatan bagi pembelajaran PAUD. Salah satu metode yang tepat untuk menjawab pernyataan tersebut adalah metode bermain. Dalam pertumbuhannya, anak perlu bermain tetapi bukan sekadar bermain, melainkan bermain yang diarahkan. Lewat bermain yang diarahkan, mereka bisa belajar banyak; cara bersosialisasi, problem solving, negosiasi, manajemen waktu, resolusi konflik, berada dalam grup besar/kecil, kewajiban sosial, serta 1-3 bahasa.

Tentunya cara bermain pun tidak bisa asal, harus yang diarahkan dan ini butuh tenaga yang memiliki kemampuan dan cara mengajarkan yang tepat. Kelas harusnya berisi kesenangan, antusiasme, dan rasa penasaran. Bukan menjadi ajang tarik-ulur kekuatan antara murid-guru. Seharusnya terbangun sikap anak yang semangat untuk belajar. Karena lewat bermain, anak tidak merasa dipaksa untuk belajar. Saat bermain, otak anak berada dalam keadaan yang tenang. Saat tenang itu, pendidikan pun bisa masuk dan tertanam.

Contoh, bermain peran sebagai pemadam kebakaran, anak tidak akan mendapat apa-apa jika ia hanya disuruh mengenakan busana dan berlarian membawa selang. Tetapi, guru yang mengerti harus bisa mengajak anak menggunakan otaknya saat si anak berperan sebagai pemadam kebakaran, "Apa yang digunakan oleh pemadam kebakaran, Nak? Bagaimana suara truk pemadam kebakaran yang benar? Apa yang dilakukan pemadam kebakaran? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan ditanyakan untuk memancing daya pikir si anak," contoh Byrnes.

Selama 7 tahun meneliti pendidikan anak usia dini di Indonesia, Byrnes juga menemukan sebagian orangtua memiliki konsep bahwa anak-anak di usia itu sudah bisa berpikir. "Anak-anak usia dini belum bisa berpikir dengan sempurna seperti orang dewasa. Anak-anak usia tersebut harus dipandu cara berpikir secara besar, cara mencerna, dan berdaya nalar. Sayangnya, beberapa lembaga pendidikan anak usia dini di Indonesia belum mengajarkan mengenai multiple intelligences. Ini kembali ke perkembangan latar belakang ahli didiknya," ungkap Byrnes.

Apa perbedaan anak-anak yang belajar di lembaga pendidikan usia dini berkualitas dengan anak-anak yang tidak belajar? "Di lembaga pendidikan anak usia dini yang bagus, anak-anak akan belajar menjadi pribadi yang mandiri, kuat bersosialisasi, percaya diri, punya rasa ingin tahu yang besar, bisa mengambil ide, mengembangkan ide, pergi ke sekolah lain dan siap belajar, cepat beradaptasi, dan semangat untuk belajar. Sementara, anak yang tidak mendapat pendidikan cukup di usia dini, akan lamban menerima sesuatu," terang Byrnes yang pernah mendapat gelar Woman of the Year dari Vitasoy di Australia. "Anak yang tidak mendapat pendidikan usia dini yang tepat, akan seperti mobil yang tidak bensinnya tiris. Anak-anak yang berpendidikan usia dini tepat memiliki bensin penuh, mesinnya akan langsung jalan begitu ia ada di tempat baru. Sementara anak yang tidak berpendidikan usia dini akan kesulitan memulai mesinnya, jadi lamban. Menurut saya, pendidikan anak sudah bisa dimulai sejak ia 18 bulan," tutup Byrnes. (Sumber: Kompas Female)

Raja Swedia Sukai Pramuka Indonesia

Inilah raja yang turut mencermati perkembangan kepramukaan di Indonesia. Dia adalah Raja Swedia Carl XVI Gustaf, yang datang langsung ke Indonesia untuk melihat kiprah kepramukaan di Indonesia dan memberikan sumbangan sebesar 50.000 USD. Gustaf akan mengunjungi aktivitas kepramukaan di Jogjakarta.

Indonesia mengucapkan terima kasih atas apresiasi tersebut. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan Lencana Tunas Kencana kepada Raja Swedia Carl XVI Gustaf. Presiden SBY pun memuji kontribusi Raja Swedia di bidang kepramukaan. Raja Carl XVI, menurut SBY, selama ini telah memberikan kontribusi yang sangat besar untuk memberdayakan organisasi pramuka di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

"Pengabdian Anda di bidang gerakan kepramukaan menjadi inspirasi, tak hanya di Swedia, tetapi juga di Indonesia," kata Presiden SBY di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2012).

SBY juga bangga atas partisipasi pramuka Indonesia pada program Duta Perdamaian (Messenger of Peace) yang digagas oleh Raja Swedia Carl XVI dan Raja Arab Abdullah. "Saya bangga Gerakan Pramuka Indonesia telah mengambil peran aktif dalam program Duta Perdamaian yang digagas World Scout Foundation," terang SBY.

Penghargaan Lencana Tunas Kencana adalah tanda penghargaan tertinggi Gerakan Pramuka yang pernah diberikan kepada tokoh-tokoh gerakan pramuka, antara lain Bapak Pramuka Indonesia Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Presiden pertama RI Soekarno, dan juga Presiden Yudhoyono.

Pelatih Pembina Pramuka Jawa Timur Ikuti Karang Pamitran

Sebanyak 110 pelatih se-Jatim ikuti Karang Pamitran di Pusdiklatda Kepramukaan Jawa Timur, Balongbendo, 28--29 Januari 2012 yang lalu. Mereka membedah persiapan akreditasi pusdiklatcab, sertifikasi pembina, bedah buku panduan pembina, dan mendiskusikan PP Sisdiklat no 202 2011. Acara Karang Pamitran berjalan dengan lancar. "Banyak masukan yang berharga dari peserta," kata Suyatno, selaku kapusdiklatda kepramukaan Jawa Timur.

Ke depan, laju kerpamukaan di Jawa Timur akan menemukan kemajuan setelah muncul kesadaran para andalan cabang yang membidangi pelatihan, orang dewasa, dan pembinaan anggota muda berkumpul bersama untuk menguatkan kepramukaan di cabang masing-masing. Itulah yang tampak dari acara karang pamitran selama dua hari itu.

Kak Bambang SW, selaku waka Binawasa Kwarda Jawa Timur turut mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. "Ini awal yang bagus di tahun 2012 dalam melakukan pembinaan kepramukaan," selorohnya. Tampak pula, beberapa pelatih seperti Boedi Oetomo, Purbo Santoso, dan Nurhayati mendampingi peserta Karang Pamitran.