Kamis, 02 Agustus 2012

Media Pembelajaran Kreatif untuk Bahasa Indonesia

Berkat bimbingan Suyatno, pengasuh www.garduguru.blogspot.com ini, mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia JBSI Unesa lahirkan lebih dari 200 media pembelajaran lewat workshop kelas.



   
 
Salah satu kelemahan guru adalah mengajar tanpa media, sehingga ceramah menjadi satu-satunya metode mengajar yang dikuasai oleh guru. Saya tidak ingin mahasiswa keguruan ketika menjadi guru, mereka menjadi guru yang yang miskin media dan apa adanya, terang Pak Yatno di sela-sela pertemuan akhir mata kuliah media pembelajaran di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Unesa.
Sejak pukul 07.00 WIB mahasiswa kelas A mulai berdatangan di Joglo Fakultas Bahasa dan Seni FBS Unesa. Mereka datang hampir bersamaan dengan membawa kotak media masing-masing. Ada yang memanggul kotak medianya, ada yang mengangkat satu kotak dua orang, dan ada pula yang mengangkut kotak medianya dengan sepeda motor.

Pagi itu suasana joglo FBS ramai dengan stand-stand mahasiswa JBSI yang siap menggelar media pembelajaran karya mereka. Setelah sebelumnya mereka menyulap joglo menjadi tempat workshop, mereka mengorganisir sendiri persiapan workshop pagi itu. Setelah PK (pemimpin kelas) A,B, dan C angkatan 2010 dibrifing oleh Pak Yatno seminggu sebelumnya.

Perkuliahan media pembelajaran di JBSI memang yang paling unik dan asyik, kuliah tidak selalu di kelas, dan hebatnya satu mahasiswa mampu menghasilkan minimal 20 media pembelajaran Bahasa Indonesia. Kuliah workshop kali ini untuk unjuk hasil karya mahasiswa setelah pada pertemuan sebelumnya Pak Yatno telah mengenalkan ragam media pembelajaran kepada mahasiswanya, mulai media elektronik sampai media kreatif.

Pada workshop ini, mahasiswa menampilkan ragam media kreatif yang telah dibuat. Pak Yatno, dengan teliti mendatangi satu per satu stand media mahasiswanya. Terjadi tanya jawab intensif antara Pak Yatno dan mahasiswanya tentang media yang dibuat, sehingga masing-masing mahasiswa mengerti betul letak kekurangan dan kelebihan media yang dibuat. Dengan demikian, para mahasiswa dapat mengevaluasi dan memperbaiki kualitas media buatannya.

Di luar dugaan, dari tiga kelas yang dibimbing Pak Yatno tercipta lebih dari 200 media kreatif Bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan sisi kreativitas mahasiswa meningkat pesat dari belum mengenal media pembelajaran sampai bisa membuat sendiri media kreatifnya. Hadir pula saat itu mahasiswa angkatan 2008, Mila panggilannya. Saat saya tanya tentang dampak perkuliahan media pembelajaran yang diterapkan Pak Yatno kepada mahasiswanya, ia menyampaikan “ Saya beruntung mengikuti kuliah media pembelajaran dengan Pak Yatno, ketika PPL semester lalu saya tidak bingung ketika masuk kelas karena saya telah siap dengan media yang saya buat ketika menempuh mata kuliah media pembelajaran, karena ada teman saya jurusan lain yang sampai menangis karena tidak mampu menghadapi siswanya”.
Di akhir workshop, Pak Yatno merefleksikan kepada mahasiswanya bahwa membuat media pembelajaran tidak boleh berhenti sampai di sini, tetapi harus selalu dikembangkan sampai para mahasiswa menjadi guru. (sumber: www.wapikweb.org)

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Pak sudikah kiranya Bapak menjangkiti kami peserta PPG-SM3T dengan virus media pembelajaran dari Bapak...tolong radiasi embrio kami Pak dalam berkreasi membuat media pembelajaran agar tumbuh berkembang lebih cepat...

Kami berencana untuk membuat kegiatan belajar kelompok membuat media pembelajaran...tapi ini baru tahap usulan kegiatan asrama Pak...Mohon doa restunya Pak :)

by
Mohammad Agus Firmansyah,S.Pd
Pend.Ekonomi-201100399
PPG-SM3T Ki Hajar Dewantoro

Hida Rizkiya mengatakan...

InsyaAllah saya akan menjadi guru HEBAT dengan adanya perkuliahan media pembelajaran yang diampu oleh pak Yatno. SMANGAAATT ! :)

HIDA - A 2012

sugianto_vijjayasena mengatakan...

Informasi yang sangat berguna. guru kreatif, belajar efektiif

Nurus Annisa mengatakan...

Mantap dan kreatif. Salam hormat, Pak. Saya alumni Jurusan Bahasa Indonesia Unesa angkatan 1999. Sekarang saya mengajar Bahasa Indonesia di SMP Negeri di kota Tangerang, Banten.