Selasa, 28 April 2015

Bisakah Karyawan Kaya?

Hary Eko Prajuwito
Oleh Hary Eko Prajuwito

Di sela-sela kesibukan saya memberikan training di berbagai perusahaan, Sabtu dan Ahad kemarin saya sempatkan memberikan seminar untuk masyarakat umum. Sabtu di Universitas Widya Mandala, Surabaya, Ahad saya berbagi di PT. HM Sampoerna, Surabaya.

Selain menjalankan hobi saya yaitu memberikan training, saya juga ingin menguji dan mengasah kualitas ilmu yang saya dalami. Apakah ilmu itu hanya compatible di perusahaan atau bisa diserap masyarakat luas. Alhamdulillah, 1.000 peserta lebih di masing-masing tempat menikmati materi yang saya sajikan.

Dari diskusi dengan para peserta, saya menemukan bahwa sebagian besar peserta ternyata ingin menjadi pengusaha. Alasannya sederhana, menjadi karyawan susah kaya. Benarkah menjadi karyawan susah kaya? Jawaban saya, TIDAK. Menjadi karyawan bisa kaya dengan cara yang benar asal tahu ilmunya.

Sebelumnya perlu saya sampaikan, khususnya bagi Anda yang sangat silau dengan pengusaha. Ketahuilah, boleh jadi penghasilan para pengusaha tinggi tetapi penghasilan itu habis untuk operasional perusahaan dan membayar hutang. Sebagian diantara mereka sebenarnya tidak kaya.
Mereka mungkin mempunyai perusahaan dimana-mana, tetapi juga hutangnya berjibun dan tersebar ke segala penjuru mata angin. Boleh jadi hutangnya lebih banyak dibandingkan total kekayaanya. Sebagian diantara mereka sebenarnya tidak kaya. Tidur pun tidak nyenyak karena mimpinya pun dikejar-kejar debt collector.

Kaya, tidaklah identik dengan tingginya penghasilan dan banyaknya perusahaan yang dimiliki. Kaya ditentukan sejauh mana Anda memiliki aset-aset produktif yang jauh melebihi total hutang Anda. Selain itu, saat Anda memerlukan sesuatu, Anda memiliki dana yang cukup untuk memenuhinya.
Jadi, menjadi pengusaha tidak menjadi jaminan bahwa Anda bisa kaya. Karyawan pun bisa kaya dengan cara-cara yang tidak melanggar etika dan agama. Apabila Anda karyawan dan ingin kaya, bersegeralah menjadi seorang expert di pekerjaan yang Anda tekuni. Keahlian Anda diasah melebihi keahlian yang dimiliki oleh kebanyakan orang. Percayalah, menjadi expert di pekerjaan Anda, menjadikan Anda mendapat bayaran yang menggiurkan.

Jangan lupa, gaji yang Anda peroleh gunakanlah untuk membeli aset-aset produktif yang bisa menghasilkan. Sahabat saya di Bank BNI, karena rajin menyisihkan gajinya untuk membeli kos-kosan, menjelang usia pensiunnya sudah memiliki 147 pintu yang bisa dikontrakkan. Dengan rata-rata 2 juta rupiah per pintu, ia bisa menghasilkan 300 juta rupiah setiap bulan. Belum lagi harga tanah yang selalu naik setiap tahunnya. Berlebih untuk bekal pensiun.

Saya memiliki banyak sahabat yang masih menjadi karyawan. Mereka banyak yang lebih kaya dibandingkan beberapa sahabat saya yang menjadi pengusaha. Menjadi karyawan bisa menjadi kaya walau mungkin tidak sampai menjadi kelompok yang kaya raya. Bila passion Anda sebagai karyawan maka nikmatilah pekerjaan Anda, tanpa harus merasa iri dengan para pengusaha. Karyawan pun bisa kaya, percayalah…

Bermartabatlah Selagi Sempat



Oleh Suyatno

Sesungguhnya, modal yang teramat indah untuk menjadi bermartabat adalah diwisuda. Diwisuda berarti diberikan kepercayaan legal untuk menjalankan kemampuan diri secara bermartabat di tengah masyarakat. Jika kelak di masyarakat ternyata sang sosok yang telah diwisuda berbuat cela dan ingkar dari komitmennya, dia akan menemukan identitas negatif yang berlawanan dari predikat bermartabat. Sebaliknya, sosok yang pernah diwisuda akan memperoleh cap bermartabat apabila melaksanakan perbuatan yang diterima oleh masyarakat karena berpikir positif, empati, berprestasi, dan memberikan arti bagi kehidupan. Identitas positif dan negatif adalah pilihan dari sang sosok yang telah diwisuda. Karena identitas diri di masyarakat adalah sebuah pilihan, tentu, wisudawan Unesa akan memilih identitas positif dalam kondisi dan keadaan apapun. 

Wisuda adalah petanda dari sebuah babak dalam perjalanan hidup sang sosok yang kelak akan beridentitas positif sehingga berpredikat bermartabat. Petanda tersebut dibalut dalam sebuah momen Wisuda Unesa yang diatur secara apik, prosedural, dan khidmat agar sang sosok menitikkesankan pada petanda sehingga kelak akan melahirkan momentum bermanfaat. Untuk itu, wisudawan kali ini, perlu mengabadikan momen ini dengan penuh kegembiraan, kekhidmatan, dan keyakinan.
Kegembiraan merupakan dasar bagi keberlangsungan perjalanan sang sosok dalam menapaki babak baru di masyarakat. Dengan kegembiraan, inspirasi, kreasi, dan inovasi akan muncul dengan sempurna tanpa kegalauan meski dalam kondisi serba susah sekalipun. Wisudawan Unesa, pasti, mampu menempatkan kegembiraan sebagai dasar berkiprah dalam dunia sehingga menjadi sosok yang bermartabat.

Kekhidmatan merupakan perwujudan dari proses berkonsentrasi yang terfokus, ikhlas, dan bertanggung jawab. Dengan kehidmatan, sang sosok akan mampu melahirkan karya dan kinerja dengan jernih, berbobot, dan disukai oleh masyarakat. Meskipun berada dalam kegembiraan namun tidak khidmat, hasil yang diperoleh akan tidak maksimal, kacau, dan terbagi-bagi sehingga menutup tingkat keterfokusan diri. Modal bermartabat adalah kekhidmatan dalam setiap kesempatan sekecil apapun. 

Keyakinan merupakan perwujudan berpikir positif atas karya dan kinerja yang telah, saat, dan akan dilaksanakan dalam diri sang sosok dalam menghadapi kiprah diri di masyarakat. Keyakinan biasanya didasari oleh mimpi, cita-cita, dan kehendak yang berdasarkan pengalaman dan kemampuan diri. Wisudawan Unesa akan dapat bermartabat jika mempunyai keyakinan yang teramat kuat atas kesuksesan diri dalam menjangkau sosok yang bermartabat di masyarakat.