Jangan beranggapan bahwa soal semua daerah sama. Tidak. Tiap provinsi, soalnya berbeda disesuaikan dengan standar daerah masing-masing. Unas 2012 berdimensi soal yang berbeda di tiap provinsi.
Panitia menetapkan, soal berbeda-beda tiap provinsi. Selain itu,
ditetapkan ada lima varian soal dalam satu ruang ujian. Perkembangan
pelaksanaan unas ini dibeber Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Kemendikbud Chairil Anwar Notodiputro.
Guru besar ilmu statistik IPB itu menjelaskan, berbagai upaya yang
dilakukan panitia unas tadi merupakan upaya untuk menekan potensi
kecurangan unas. "Misalnya rumah, kita sudah bisa pasang teralis di
seluruh lubang. Jika masih ada kecurangan, apa perlu diteralis rangkap
tiga," urainya di Jakarta, Jumat (9/3).
Chairil mengatakan, sampai proses pencetakan naskah soal unas ini belum
terdengar ada kendala atau penyimpangan. Dia mengatakan, ada empat
percetakan yang ditetapkan menjadi pemenang tender. Keempat percetakan
ini berada di Riau, Semarang, Kudus, dan Surabaya. Dia mengaku keempat
percekatan ini sudah bia dipercaya.
Tahun ini, Kemendikbud menetapkan formulasi baru untuk urusan percetakan
naskah soal unas. Jika sebelum percetakan soal diserahkan ke
masing-masing provinsi, untuk tahun ini tender percetakaan unas diambil
alih pusat, atau dinasionalkan.
Ternyata upaya ini menimbulkan kekhawatiran. Yaitu, terjadi penyimpangan
atau potensi naskah bocor dalam tahap distribusi naskah soal unas.
Sebeb, kata Chairil, resiko dari nasionalisasi percetakaan ini ada
daearah yang jauh dari pusat percetakan. "Kita terus berupaya untuk
menekan potensi kecurangan dalam tahap ini," kata dia.
Kekhawatiran lainnya adalah, muncul kabar jika setiap provinsi mempunyai
usulan waktu distribusi yang berbeda-beda. Menurut Chairil, perjalanan
soal dari tingkat panitia provinsi sampai ke sekolah sementara ini
diusulkan berbeda-beda. Dia mencontohkan, untuk wilayah pulau Jawa,
rata-rata butuh waktu antara satu hingga tiga hari pengiriman dari
provinsi ke satuan pendidikan atau sekolah.
Sedangkan di kawasan Kalimantan Timur, Chairil menampung permintaan dari
pemerintah provinsi setempat jika mereka membutuhkan waktu hingga
sepuluh hari perjalanan soal menuju satuan pendidikan atau sekolah.
"Intinya sangat beragam waktu ditribusi yang diusulkan," ujarnya.
Namun, Chairil meminta masyarakat tidak perlu khawatir. Panitia akan
berupaya keras supaya tidak ada terjadi keterlambatan distribusi soal
untuk sekitar 10 juta peserta unas tingkat SMA dan sederajat.
Chairil menambahkan, misi di balik pelaksanaan unas ini adalah menjaga
kepercayaan. "Kridibilitas kita dipertaruhkan dalam unas ini," katanya.
Menurut dia, jika kepercayaan ini bisa dijaga, banyak sekali keuntungan
dari pelaksanaan unas.
Keuntungan utama adalah, unas bisa secara bertahap dijadikan alat untuk
menyeleksi calon mahasiswa baru. Dengan demikian, sudah tidak perlu lagi
menggelar SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri). Tapi
kondisinya saat ini, ujar Chairil, rekan-rekan di PTN belum terlalu
percaya dengan hasil unas. Sehingga, mereka tetap mengglar SNMPTN.
Jika unas ini bisa diintegrasikan dengan sistem pelaksanaan seleksi
masuk PTN, Chairil mengatakan bisa terjadi penghematan uang negara yang
bukan main tingginya. "Selama ini negara sudah banyak mengeluarkan uang
untuk urusan yang seharusnya bisa disederhanakan," katanya.
Sementara itu, Mendikbus Mohammad Nuh menanggapi protes unas yang
disampaikan beberapa LSM ke Wantimpres Kamis lalu (8/3). Nuh mengatakan,
tidak ada yang dilanggar dalam pelaksanaan unas ini. Termasuk dari
putusan Mahkamah Agung (MA). "Sebab di putusan itu tidak ada bunyi
dilarang melaksanakan unas. DPR juga sudah klarifikasi, tidak ada,"
katanya. Sehingga, DPR tetap bersedia mengucurkan uang untuk pelaksanaan
unas.
Menurut menteri asal Surabaya itu, diskusi tentang boleh atau jangan
melaksanaan unas sudah selesai. "Sekarang yang harus dilakukan adalah,
bagaimana menjaga pelaksanaan unas jujur dan kredibel," terang dia.
Sehingga, hasil unas bisa dijadikan alat penilaian masuk ke PTN.
Terkait perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia, Nuh mengutarakan
pati dilakukan. Dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir.
Menurutnya, perbaikan tidak pernah tuntas. Misalnya untuk masalah ruang
kelas, pasti suatu waktu ada kembali yang rusak. "Kalau ada yang rusak,
ya diperbaiki," katanya. Begitu pula untuk peningkatan guru, kualitas
pembelajaran, dan lain-lain terus berjalan tidak ada hentinya. (Sumber: JPNN/wan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar