Jumat, 31 Oktober 2008

Guru di Mata Mbok Siti (30)

Baru kali ini, aku melihat Mbok Siti tertawa terkekeh-kekeh setelah melihatku basah kuyup berdiri di teras rumahnya. "Kok mau berbasah-basah?" tanya Mbok sambil melihat sekujur tubuh ini yang habis dimakan air hujan. Hujan memang sangat deras sedangkan aku tidak membawa jas hujan dan tidak ada sedaun pun untuk berteduh.

"Hujan itu alam yang mempunyai keharusan mengguyur bumi", katanya sambil memberikan haduk kering padaku. Manusia diberi kekuatan dan kreativitas untuk menyiasatinya agar membahagiakan hidupnya. Ketika kita membiarkan hujan menyentuh tubuh, jadinya, badan akan basah. Sebaliknya, ketika kita berusaha menangkis hujan dengan berteduh, menunda keberangkatan, menggunakan jas hujan, dan cara lainnya, tentu, badan tidak akan basah meski hujan tetap membasuh bumi. "Itulah hukum sebab dan akibat, anakku", ujarnya sambil menyodorkan kopi hangat padaku. Aku masih saja menggigil di pori-pori yang lembab ini.

Guru pun perlu mempelajari hukum sebab-akibat sehingga apa yang dilakukannya selalu berdasarkan pertimbangan matang. Jika guru tidak melibatkan sebab-akibat, sesuatu yang terjadi dalam dirinya akan berlangsung tanpa makna dan bahkan merugikan bagi diri dan siswanya. Kadang, tanpa melihat sebab-akibat, yang dilakukan guru dapat berkategori benar. Namun, itu hanya kebetulan.

Jumat, 24 Oktober 2008

Tipe Guru Berdasarkan Zodiak

Bagaimana masing-masing rasi bintang memengaruhi sikap dan sifat seorang guru? Yuk, kita simak!

Aries (20 Maret-18 April)
Bila guru yang berbintang Aries bercanda dengan siswa, dia menggunakan cara pura-pura meninju, percayalah, artinya dia amat menyayangi siswanya. Guru berbintang Aries memperlihatkan perasaannya dengan tindakan-tindakan tertentu, misalnya mengajak siswanya adu panco. Yang jelas, guru Aries nyaris selalu berpihak pada siswa sehingga siswa senantiasa merasa tenang.

Taurus (19 April-19 Mei)
Guru berbintang Taurus merupakan tipe guru pendiam yang tidak akan pernah membiarkan siswanya sedih. Tentu saja tidak berarti dia akan memberi uang jajan yang lebih, namun dia akan selalu ada bila diperlukan. Salah satu aspek unik dari guru yang berbintang Taurus adalah dia merupakan salah satu dari sedikit guru yang bersedia menemani siswanya. Dia memang tipe guru yang paling top.

Gemini (20 Mei -20 Juni)
Tak ada yang paling mengesalkan bila guru yang berbintang Gemini berada di dalam kelas saat siswa sedang bersama teman-temannya. Soalnya, guru Gemini amat pandai berseloroh dan bersosialisi sehingga dengan cepat bisa tahu seperti apa siswanya. Dia selalu ingin tahu gosip atau kejadian yang terjadi di sekitar kehidupan siswanya. Oleh karena itu, siswa harus selalu siap menceritakan semuanya. Guru Gemini akan memberikan nasihat yang bermanfaat, yang betul-betul dapat membantu siswa.

Cancer (21 Juni-21 Juli)
Dalam hal-hal tertentu, perilaku guru berbintang Cancer hampir mirip perilaku yang dimiliki para ibu, walaupun mereka berusaha untuk menyembunyikannya sebisa mungkin. Kenyataannya adalah mereka guru yang lembut. Dari luar mereka tampak tidak berperasaan, tetapi kenyataannya mereka sangat peka dan terbuka. Para guru yang berbintang Cancer sering tampak murung tetapi mereka merupakan teman yang sangat setia bagi siswa.

Leo (22 Juli-21 Agustus)
Guru berbintang Leo lebih sering bersikap seperti siswa-siswa dan hal ini tidak akan pernah berubah. Guru berbintang Leo merupakan tipe guru yang mudah untuk diajak berteman. Dia merupakan tipe guru yang senang dihargai dan dihormati.

Virgo (22 Agustus -22 September)
Bila melihat guru yang berbintang Virgo selalu khawatir akan siswanya, menelepon setiap jam untuk mengetahui keberadaan siswa, hal ini bukan karena dia tidak mempercayai siswa namun karena dia mencintai si siswa dan karena dia memang orang yang paling besar rasa kekhawatirannya. Ia akan merasa tenang jika tahu persis, ke mana, mau apa, dengan siapa siswanya pergi.

Libra ( 23 September-22 Oktober)
Dengar baik-baik candaan halus guru Libra supaya tahu persis apa maksudnya. Selalu simak komentar yang dia ucapkan dan sang siswa pasti akan tertawa terbahak-bahak. Satu lagi kelebihan yang dimilikinya, guru Libra dapat memberi pendapat yang tepat bila siswanya bertanya Percayalah!

Scorpio (23 Oktober-21 November)
Tak ada seorang guru yang lebih setia dan selalu memberikan dukungan kepada siswanya seperti yang diberikan oleh guru berbintang Scorpio. Dia selalu ada untuk buah hatinya, tidak peduli seberapa besar masalah yang dihadapi sang siswa. Dia merupakan seorang guru yang mau memperbaiki dari mulai mobil-mobilan sampai sound system siswanya. Walaupun kelihatannya dia tidak peka dan ekstrem, satu hal yang pasti adalah guru Scorpio sangat mencintai siswanya dan cintanya tidak akan pernah goyah.

Sagitarius (23 November-20 Desember)
guru Sagitarius senang kumpul-kumpul dan bercanda dengan siswanya. Dia akan membawa buah hatinya berekreasi dan dia tidak akan berpikir dua kali untuk memberikan uang jajan lebih awal agar siswanya dapat bersenang-senang. guru Sagitarius bukan hanya sekadar guru, dia adalah sahabat sejati buat siswanya.

Capricorn (21 Desember -18 Januari)
guru berbintang Capricorn merupakan seorang guru pekerja keras dan kadang-kadang sulit untuk merasakan cintanya karena kesibukannya. Yang penting diingat adalah bahwa dia bekerja keras semata-mata untuk siswanya dan demi kebahagiaan siswanya pula. Sedapat mungkin dia ingin memberikan semua yang diinginkan siswanya. Dia memerankan peran guru dengan bersungguh-sungguh dan menganggap peran guru merupakan pekerjaan yang paling penting.

Aquarius (19 Januari-17 Februari)
Penampilan dan perilakunya yang "aneh", menakutkan, kerap membuat malu siswanya. Tentu saja si siswa tetap harus mencintainya walaupun guru Aquarius punya sifat seperti itu. Lebih dari segala apa pun juga, guru Aquarius akan memberikan dukungan pada siswanya untuk dapat mandiri, terbuka, dan berwawasan luas.

Pisces (18 Februari-19 Maret)
Hanya karena guru yang berbintang Pisces lupa menjemput siswanya di tempat kegiatan kesiswaan, tidak berarti dia tidak mencintai siswanya. Dia pelupa dan sering bingung. Memancing, melukis, dan berlayar merupakan kegiatan yang bagus untuk dilakukan bersama guru Pisces dan nikmati kebersamaan dengannya. Kebersamaan ini sangat penting bagi si siswa dan guru Pisces yang suka melamun dan pelupa.

Adaptasi: Tabloid Nikita, kompas.com

Kamis, 23 Oktober 2008

Guru di Mata Mbok Siti (29)

Ketika menjelang rumah Mbok Siti, aku lihat kelihaian seorang petani dalam mengolah tanahnya. Seakan-akan, petani itu sudah sampai tingkat master atau doktoral kalau diukur dari tingkat sekolahan. Aku terpana melihatnya. Tiba-tiba lamunanku dibuyarkan oleh sapaan mbok yang masih sehat itu. "Ada apa anakku?", katanya.

"Itu Mbok, petani itu sangat mahir mengolah gembur tanah untuk padinya", jawabku. "Dia pandai bahkan lihai mengolah tanah karena memang tiap hari bergelut dengan tanah", jawabnya enteng. Petani itu dulunya juga tidak dapat apa-apa. Namun, karena mengalami proses pengulangan secara teratur, dia sangat pandai bertani bahkan hasilnya melimpah. Siswa pun, jika dibiasakan melalui pengulangan yang teratur, pasti akan menemukan kemahirannya. "Guru yang baik tentu berpedoman pada cara pengulangan yang tertata, anakku", jawab Mbok yang suka dengan nasi jagung itu. Jangan sampai, guru beranggapan bahwa sekali diberi, siswa pasti langsung pandai. "Cobalah pergi ke kota yang belum kamu kenal. Pastilah, kamu akan mendapatkan kebingungan. Ketika diulang ke kota itu, pasti juga masih bingung", katanya mantap. Namun, karena berulang-ulang mengenali kota itu, seseorang pasti akan paham tentang posisi dan situasi kota.

Selasa, 21 Oktober 2008

Kebanggaan dan Kehormatan untuk Indonesia yang Memiliki 24 Daya Unggul

Disamping beberapa kekurangan yang sering melekat di tanah air kita Indonesia, namun ada puluhan rekor dunia yang patut kita banggakan sebagai warga negara Indonesia karena sampai saat ini blom ada yang mampu memecahkan rekor tersebut dari Indonesia.

Berikut daftar 24 rekor dunia yang dimiliki Indonesia.

1. Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni) .

2. Disini ada 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Sumatera (473.606 km2) dan Papua (421.981 km2).

3. Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.

4. Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia dimana sekitar 60% hampir penduduk Indonesia (sekitar 130 jt jiwa) tinggal di pulau yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah RI.

5. Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia.
Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270
suku.

6. Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yaitu, 583 bahasa dan dialek
dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia .
Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia walaupun bahasa daerah dengan jumlah
pemakai terbanyak di Indonesia adalah bahasa Jawa.

7. Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk agama
Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari penduduk Indonesia .
Juga memiliki jumlah masjid terbanyak dan Negara asal jamaah haji terbesar
di dunia.

8. Monumen Budha (candi) terbesar di dunia adalah Candi Borobudur di Jawa
Tengah dengan tinggi 42 meter (10 tingkat) dan panjang relief lebih dari 1
km. Diperkirakan dibuat selama 40 tahun oleh Dinasti Syailendra pada masa
kerajaan Mataram Kuno (750-850).

9. Tempat ditemukannya manusia purba tertua di dunia, yaitu :
Pithecanthropus Erectus’¬ yang diperkirakan berasal dari 1,8 juta tahun yang
lalu.

10. Republik Indonesia adalah Negara pertama yang lahir sesudah berakhirnya
Perang Dunia II pada tahun 1945. RI merupakan Negara ke 70 tertua di dunia.

11. Indonesia adalah Negara pertama (hingga kini satu-satunya) yang pernah
keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tgl 7 Januari 1965. RI
bergabung kembali ke dalam PBB pada tahun 1966.

12. Tim bulutangkis Indonesia adalah yang terbanyak merebut lambang
supremasi bulutangkis pria, Thomas Cup, yaitu sebanyak 13 x (pertama kali th
1958 & terakhir 2002).

13. Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20%
dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua.

14. Indonesia menempati peringkat 1 dalam produk pertanian, yaitu : cengkeh
(cloves) & pala (nutmeg), serta no.2 dalam karet alam (Natural Rubber) dan
minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).

15. Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar
80% di pasar dunia.

16. Terumbu Karang (Coral Reef) Indonesia adalah yang terkaya (18% dari
total dunia).

17. Indonesia memiliki species ikan hiu terbanyak didunia yaitu 150 species.

18. Biodiversity Anggrek terbeser didunia : 6 ribu jenis anggrek, mulai dari
yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang
terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua.

19. Memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat ntuk
mencegah pengikisan air laut/abrasi.

20. Binatang purba yang masih hidup : Komodo yang hanya terdapat di pulau
Komodo, NTT adalah kadal terbesar di dunia. Panjangnya bias mencapai 3 meter
dan beratnya 90 kg.

21. Rafflesia Arnoldi yang tumbuh di Sumatera adalah bunga terbesar di
dunia. Ketika bunganya mekar, diameternya mencapai 1 meter.

22. Memiliki primata terkecil di dunia , yaitu Tarsier Pygmy (Tarsius Pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung yang panjangnya hanya 10 cm. Hewan yang mirip monyet dan hidupnya diatas pohon ini terdapat di Sulawesi.

23. Tempat ditemukannya ular terpanjang di dunia yaitu, Python Reticulates sepanjang 10 meter di Sulawesi.

24. Ikan terkecil di dunia yang ditemukan baru-baru ini di rawa-rawa berlumpur Sumatera. Panjang 7,9 mm ketika dewasa atau kurang lebih sebesar nyamuk. Tubuh ikan ini transparan dan tidak mempunyai tulang kepala.

Sumber:ilmuwan.wordpress.com

Senin, 20 Oktober 2008

Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah

Oleh Suyatno

Pernahkah Anda melihat guru ketika di awal pembelajaran, setelah apersepsi tentunya, memberikan kasus atau problem baik dari berita, buatan guru, atau kejadian di sekeliling kita? Kalau pernah, Anda berarti telah mengenal pembelajaran berbasis masalah. Konsep keilmuan ditarik dari permasalahan yang dikemukakan guru. Kemudian, siswa menjawab kasus atau problem itu untuk mengenali lebih jauh karakteristik konsep yang dipelajari. Dengan begitu, siswa akan lebih mudah melakukan penyelidikan dan menyimpulkannya. Pembelajaran model ini dipelopori oleh John Dewey.

Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang juga dipandang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi, yang membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratumanan, 2002 : 123).

Menurut Arends (1997), pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Model pembelajaran ini juga mengacu pada model pembelajaran yang lain, seperti “pembelajaran berdarkan proyek (project-based instruction)”, ” pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction)”, “belajar otentik (authentic learning)” dan ”pembelajaran bermakna (anchored instruction)”.

Menurut Arends (2001 : 349), pembelajaran berbasis masalah mempunyai ciri berikut.
1. Pengajuan pertanyaan atau masalah. Bukannya mengorganisasikan di sekitar prisip-prinsip atau ketrampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.

2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, masalah polusi yang dimunculkan dalam pelajaran di teluk Chesapeake mencakup berbagai subyek akademik dan terapan mata pelajaran seperti biologi, ekonomi, sosiologi, pariwisata, dan pemerintahan.

3. Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu, metode penyelidikan yang digunakan, bergantung kepada masalah yang sedang dipelajari.

4. Menghasilkan produk dan memamerkannya.pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk tersebut dapat berupa transkrip debat seperti pada pelajaran ”Roots and wings”. Produk itu dapat juga berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer. Karya nyata dan peragaan seperti yang akan dijelaskan kemudian, direncanakan oleh siswa untuk mendemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional atau makalah.

5. Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan ketrampilan berfikir.

Manfaat pembelajaran berbasisi masalah untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa। Pembelajaran berda- sarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemam -puan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri (Ibrahim, 2000 : 7).

Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para siswa merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya.

Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.

Tahap-1
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Tahap-2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap-3
Membimbing penye lidi kan individual maupun kelompok.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

Tahap-4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya।

Tahap-5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Yang paling penting, guru perlu mencoba metode ini kemudian menganalisis kelebihan dan kelemahan metode tersebut. Selamat mencoba.

Sabtu, 18 Oktober 2008

Guru di Mata Mbok Siti (28)

Warung dawet baru saja kami tinggalkan. Tubuh ini rasanya sangat kuat kembali setelah digelontor dawet segar. Kami pun jalan lagi menuju ke rumah Mbok Siti, kaki melangkah satu-satu. Rupanya, Mbok Siti hanya ingin ajak aku memutari sawah saja, tidak ada tujuan lain.

Jalan kaki ini rasanya sangat terasa bagi kegembiraanku karena Mbok Siti tidak hentinya meluapkan segala pembicaraannya tentang guru. "Guru itu sama dengan jalan kaki, anakku", kata Mbok Siti. Aku terhenyak. "Alasannya apa MBok?" tanyaku lirih. Setiap jalan kaki selalu didahului dorongan untuk menggerakkan kaki sehingga terjadi sentuhan kaki dengan tanah yang mendorong tubuh ini bergerak. "Guru juga mempunyai dorongan untuk bersentuhan langsung dengan siswanya sehingga terjadi proses berkelanjutan dalam belajar", ungkap Mbok yang sangat sehat saat berjalan itu. Jika guru tidak bersentuhan langsung dengan siswanya, guru tidak akan pernah merasakan dinamika siswanya. Langkah yang ditempuh pastilah diawali dari pertautan antara langkah satu dengan yang lainnya. "Guru yang baik juga harus mampu mengayunkan langkah pembelajaran tahap demi tahap sehingga membentuk perjalanan belajar siswanya", kata Mbok Siti sambil melirik petani yang tampak kejauhan mencangkul sawahnya.

Rabu, 15 Oktober 2008

Guru di Mata Mbok Siti (27)

Kami duduk di kursi bambu menghadap tukang dawet siang itu. Aku menyeruput dua mangkok karena dahagaku menjerit-jerit setelah berjalan jauh menyusuri pematang. Mbok Siti hanya menghabiskan satu mangkok saja. Tukang dawet itu nyaris tidak kelihatan dari luar karena berjubel pembelinya. Inilah sebuah kecocokan antara siang yang panas, petani yang haus, dan dawet yang segar.

"Mengapa dawet ini sangat segar, Mbok?" tanyaku pelan ke Mbok Siti yang murah senyum itu. "Dawet ini segar karena diberi ruang dalam dahaga kita", jawabnya. Jika dahaga kita tidak memberikan ruang bagi kesegaran dawet, tentu dawet ini tidak akan ada apa-apanya. Kita tadi telah memberikan ruang yang sangat lebar bagi dawet di tubuh kita setelah berjalan jauh, mengucurkan keringat, dan mengolah gerak tubuh ini. "Dawet itu memberikan manfaat bagi pemenuhan ruang dahaga yang pada akhirnya memberikan tambahan tenaga", tukas Mbok Siti ssambil meletakkan sendok dawet ke mangkoknya.

"Begitu pula, anakku...", tambah MBok Siti. "Ya, Mbok", sambutku. Jika guru mampu menelisik sebatas apa ruang dahaga pengetahuan dalam diri siswanya, pembelajaran pasti akan memberikan kesegaran bagi siswanya. Semenarik apapun sajian guru, jika siswa tidak mempunyai ruang untuk daya tarik itu, tentu, tidak akan ada yang tertanam dalam ruang pikir siswa. Mengukur ruang dahaga keilmuan siswa sangat diperlukan untuk menakar dan meramu bahan ajar yang akan diberikan. Panas siang itu terasa sejuk setelah Mbok Siti bercerita. Akupun merasa lega luar dan dalam.

Selasa, 14 Oktober 2008

Teknik Probing untuk Menguatkan Kapasitas Siswa

Oleh Suyatno

Model pembelajaran dengan teknik probing masih belum banyak dilakukan karena kesulitan para guru dalam mengolah pertanyaan sehingga susah menemukan akar masalah yang dimiliki siswa. Padahal, teknik probing akan lebih banyak menuatkan kapasitas siswa dalam belajarnya. Siswa akan lebih antusian dan tertarik untuk mengeksplorasi pikirannya.

Teknik probing merupakan suatu teknik membimbing dengan cara mengajukan satu seri pertanyaan. Teknik tersebut dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas. Namun dari hasil observasi ditemukan bahwa guru belum pernah menggunakannya. Teknik probing adalah usaha atau langkah-langkah sistematis dalam pembelajaran untuk menggali informasi (fakta, data) yang dinilai penting dari siswa dan relevan dalam mengembangkan pembelajaran. Probing membutuhkan common sense yang sehat dan terlatih dari seorang guru. Probing skills merupakan keahlian yang dapat dipelajari sehingga unsur pengalaman (learning curve) mempunyai arti yang sangat penting. Probing diperlukan dalam rangka pembelajaran karena (1) informasi penting dan relevan dalam pembelajaran sering tidak tersedia (terutama untuk siswa di kelas), misalnya data latar belakang kognisi siswa. Setiap analisis siswa cenderung bersifat unik, sehingga generalisasi sangat minimal. Melalui probing seringkali diperoleh informasi yang jauh lebih penting, yang tidak mungkin diketahui tanpa usaha probing yang efektif. Tentu, guru memerlukan dukungan sistem, agar pada saat melaksanakan probing diperoleh hasil yang baik.

Berikut ini hasil penelitian penggunaan probing dalam pembelajaran yang dilakukan Maman Wijaya. Penelitian Maman itu diadakan dengan tujuan untuk menelaah bagaimana penggunaan teknik probing dalam pembelajaran Keseimbangan Benda Tegar, sebagi upaya untuk mencari alternatif lain dalam menerapkan teknik mengajar Fisika yang dapat membimbing siswa dalam membangun pengetahuannya. Mula-mula dibuat pola umum teknik probing, lalu disusun rencana pembelajaran tentang Keseimbangan Benda Tegar bekerja sama dengan guru, meliputi penetapan tujuan pembelajaran khusus (TPK), menetapkan metode, menyusun langkah-langkah probing untuk membahas setiap TPK, menyiapkan alat yang diperlukan, dan menyususn soal ulangan harian, untuk disampaikan oleh guru dalam 4 kali tatap muka (4 X 2 jam pelajaran X 45 menit). Tiap tindakan pembelajaran diamati secara langsung, dibantu dengan alat perekam gambar (video) dan perekam suara (tape recorder).

Hasilnya, dari keempat tatap muka itu terdapat 40 pola probing dengan rata-rata tiap pola mengandung 8 pertanyaan. Tiap jenis kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, diskusi kelas, diskusi kelompok, kegiatan percobaan, dan kegiatan akhir memiliki pola yang relatif berbeda. Pada penurunan rumus dan pada pembahasan soal, teknik probing cenderung akan lebih berhasil bila dilakukan dalam kelompok. Respon siswa terhadap probing guru yang berupa respon verbal, non-verbal, dan respon tertulis pada Lembar Kegiatan Siswa (LKS) cukup baik, namun respon diam siswa pada diskusi kelas masih tergolong tinggi. Respon guru terhadap jawaban siswa dalam kegiatan probing tersebut sebagian besar termasuk ke dalam kategori positif, berupa pengajuan kembali pertanyaan lain pada siswa. Distribusi pertanyaan belum cukup merata, tetapi pada umumnya siswa dapat mengikuti probing guru. Aktivitas mentalnya tetap terjaga, karena setiap siswa berusaha berpikir untuk merumuskan jawaban dan mencoba menyimpulkan berdasarkan jawaban-jawaban itu, walaupun belum tentu ditanya oleh guru. Dengan demikian secara keseluruhan, penggunaan teknik probing dalam pembelajaran Keseimbangan Benda Tegar menunjukkan kecenderungan dapat membimbing siswa dalam membangun sendiri pengetahuannya. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari penggunaan teknik probing tersebut, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, misalnya tentang penggunaannya pada metode dan konsep-konsep yang lain, serta tentang efektivitas dan efisiensinya.

Teknik probing memerlukan kekuatan dalam mengembangkan pertanyaan. Guru perlu menguasai keterampilan bertanya karena:
guru cenderung mendominasi kelas dengan ceramah,
murid belum terbiasa mengajukan pertanyaan,
murid harus dilibatkan secara mental-intelektual secara maksimal, dan
adanya anggapan bahwa pertanyaan hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.

Pertanyaan yang baik mempunyai berbagai fungsi antara lain:
mendorong siswa untuk berpikir,
meningkatkan keterlibatan siswa,
merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan,
mendiagnosis kelemahan siswa,
memusatkan perhatian siswa pada satu masalah, dan
membantu siswa mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik.

Keterampilan bertanya dasar terdiri dari komponen-komponen:
pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat,
pemberian acuan,
pemusatan,
pemindahan giliran,
penyebaran,
pemberian waktu berpikir, dan
pemberian tuntunan.

Keterampilan bertanya lanjut terdiri dari komponen:
pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan,
pengaturan urutan pertanyaan,
penggunaan pertanyaan pelacak,
peningkatan terjadinya interaksi.

Dalam menerapkan keterampilan bertanya dasar dan lanjut, guru memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
kehangatan dan keantusiasan
menghindari kebiasaan mengulang pertanyaan sendiri, menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak, mengulang jawaban siswa, mengajukan pertanyaan ganda, dan menunjuk siswa sebelum mengajukan pertanyaan.
waktu berpikir yang diberikan untuk pertanyaan tingkat lanjut lebih banyak dari yang diberikan untuk pertanyaan tingkat dasar,
susun pertanyaan pokok dan nilai pertanyaan tersebut sesudah selesai mengajar.

Jika kekuatan membangun pertanyaan seperti di atas dilakukan dengan benar, pembelajaran melalui probing akan lebih mengasyikkan. Cobalah sekali-kali guru menggunakan probing ini dalam pembelajarannya. Hasilnya, kapasitas siswa akan lebih meluas dan mendalam.

Mengajar dengan Teknik Ubah Gambar

Oleh Suyatno

Semakin saja cara-cara inovatif diperlukan guru dalam menggiatkan pembelajaran agar siswa gembira dan melekat cepat dalam memorinya. Salah satu cara mengajar dengan gembira adalah teknik ubah gambar.

Teknik ubah gambar ditandai dengan siswa mempresentasikan gambar yang dibuatnya setelah membaca materi pembelajaran. Berikut urutannya. Pertama, siswa mengidentifikasi materi dari buku, majalah, surat kabar, ensiklopedi, dan lainnya yang sesuai dengan topik. Kedua, siswa menggambar di kertas kosong tentang isi materi yang dibaca. Ketiga, siswa mempresentasikan gambar tersebut di kelompok kecil (dua orang). Keempat, wakil kelompok kecil mempresentasikan di kelompok besar. Kelima, guru bersama siswa merefleksikan isi materi.

Saat menggambar, siswa perlu dibebaskan dalam memindahkan konsep materi menjadi gambar. Mungkin, ada materi yang mengupas tentang lima prinsip ilmu tertentu lalu siswa menggambar pohon dengan lima daun. Tiap daun mewakili tiap prinsip. Mungkin pula, ada siswa yang menggambar lima jari untuk menggambarkan lima prinsip itu. Begitulah seterusnya. Doronglah siswa agar tidak takut mengubah materi ke dalam gambar hanya karena merasa gambarnya jelek. Katakan bahwa yang dipentingkan bukan baik atau buruk gambar itu tetapi makna gambarnya. Guru perlu bersabar dalam pembelajaran ini. Bisa jadi, siswa agak lama dalam memilih gambar yang mewakilinya.

Untuk kepentingan penilaian, gambar tidak menjadi acuan tetapi ucapan siswa saat mempresentasikan sesuai dengan isi materi pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, siswa akan tampak senang dan bergairah karena merasa bahwa gambarnya diakui oleh teman-temannya dan gurunya. Hasilnya, akan banyak variasi gambar meskipun materinya sama.

Senin, 13 Oktober 2008

Guru di Mata Mbok Siti (26)

baru kali ini, aku diajak jalan-jalan melintasi pematang sawah. Betapa riuh para petani mengolah tanah. tampak di kanan dan kiri petani mencangkul dan membajak tanahnya. Aku berjalan pelan mengikuti langkah Mbok Siti. Kaki terbuka penuh lumpur. Terasa dingin dan mengasyikkan tanah yang menempel di kaki ini. kadang menginjak kubangan dan kadang menginjak tanah bertunas rumput, kaki ini. Aduh asyiknya.

"lihatlah petani di kirimu", tiba-tiba Mbok Siti mengejutkan lamunanku. "Iya, Mbok, ada apa?" sahutku. "Dia dengan setia mengajak anaknya untuk turut di belakangnya", kata Mbok Siti yang tampak bergairah hari itu. Meskipun anak itu tidak ikut membajak, namun dia ikut mengitari sambil mencari-cari kreco (siput sawah). Begitulah tiap hari anak itu. Tentu, lama-kelamaan, anak itu mahir membajak. "Buktinya, orang itu, dulu ketika kecil, juga mengikuti bapaknya yang sekarang sudah meninggal", kata Mbok sambil melangkah menghindari kubangan air. Itulah pembelajaran alamiah yang langsung praktik secara rutin. Anak itu tidak sadar kalau dia belajar namun dia belajar. Andai saja di sekolah, guru juga menerapkan pembelajaran alamiah sambil praktik langsung dengan cara menyenangkan, tentu banyak yang didapat oleh siswa itu kelak.

"Iya Mbok", kataku mengamini. Kami terus saja berjalan sambil sesekali tertawa. lalu, kami singgah di warung untuk sekadar melepas lelah sambil minum dawet segar. Mbok Siti juga menikmati dawet itu.

Mengajar dengan Teka-Teki Silang (TTS)

Banyak orang yang sangat suka dengan TTS. Apalagi ketika berpergian, baik dengan pesawat, kereta, bus, maupun kapal laut, para penumpangnya sering mengisi waktu luang dengan menjawab pertanyaan dalam TTS. TTS menjadi kegemaran tersendiri. Siswa juga tentunya akan suka dengan TTS karena merasa bermain, santai, dan mengasah otak meskipun TTS itu berisi pelajaran di kelas.

Cobalah TTS digunakan untuk pembelajaran di kelas terutama untuk menguatkan pencantolan konsep ke dalam memori. Bebaskan siswa dalam suasana santai ketika mengisi TTS. Kemudian, guru dapat membahas bersama-sama dengan siswa yang lainnya. Buatlah aturan pengisian TTS yang memberikan kesan gembira.

Sebelum pembelajaran dimulai, guru perlu menyiapkan TTS yang sesuai dengan kata-kata konsep yang terdapat dalam topik pembelajaran. Untuk selingan, kata-kata yang akrab dengan siswa juga perlu dimasukkan. Kelas rendah hanya memerlukan beberapa kolom saja sedangkan kelas yang agak tinggi perlu kolom yang agak panjang, rumit, dan bermodel.

Lalu, bagaimana membuat TTS? Tentu, TTS sangat mudah dibuat. Pertama, buatlah kata-kata jawaban yang dipersilangkan untuk panduan membuat kolomnya. Kemudian, buatlah pertanyaan sesuai dengan kata-kata yang telah disilangkan. Pertanyaan yang dibuat jangan bertele-tele namun buatlah dengan cara sederhana. kalau masih bingung membuat pertanyaan, cobalah melihat TTS yang sudah jadi dan dikenal oleh umum, contoh TTS Kompas Minggu, Buku TTS, dan sebagainya.

Jumat, 10 Oktober 2008

Guru di Mata Mbok Siti (25)

Siang panas, tumbuh-tumbuhan suram, tanah kering, dan debu berkeliaran ke sana-ke mari, aku terus saja melaju ke rumah Mbok Siti, setelah lama tidak bertemu dengannya. Kebetulan sekali, Mbok Siti ada di halaman depan memilah-milah jagung panenannya untuk dijual. "Siang ini, banyak panenan Mbok", tanyaku. "Wah, anakku, ke mana saja selama ini? Ini simpanan jagung yang sudah waktunya untuk dijual", timpalnya sambil menyilakan aku duduk di sebelahnya.

"Jagungnya bagus-bagus Mbok", tanyaku. "Jagung ini ada yang bagus dan tidak bagus. Tapi, semuanya bernama jagung khan?", jawab Mbok yang setia dengan baju hitamnya. Jika ditanam, biji jagung pasti akan menghasilkan jagung baru yang bentuk dan rasanya akan sama dengan benihnya. Itulah kecintaan jagung terhadap jagung baru. Asalkan ditanam dengan baik, dirawat secara rutin, dan dipanen dengan tepat, jagung akan memberikan hasil panen yang baik pula. "Anakku, jagung yang demikian itu pasti mempunyai cinta setia ke jagung berikutnya", tambah Mbok Siti. Dengan begitu, akan lahir generasi jagung yang terpola pada regenerasi yang tepat. Begitu pula, guru yang baik, dia harus mempunyai cinta setia kepada muridnya agar tumbuh generasi yang baik pula.

Kalau jagung saja, dari tahun ke tahun dapat beregenerasi karena diolah dan diupayakan oleh manusia, seorang siswa juga semestinya dapat beregenerasi dengan tepat pula. Gurulah yang harus menanam benih kebaikan kepada siswa, merawat jiwa siswa, dan suatu saat dapat memanen melalui prestasi yang ditunjukkan siswanya. "Kita akan tiada, suatu saat, anakku. Tentu, juga harus tumbuh hidup baru dari jiwa baru hasil olahan para guru", ulas Mbok Siti sambil mewadahi jagung-jagungnya.

Buatlah Siswa Optimis agar Otaknya Semakin Cerah

Oleh Suyatno

Ketika di kelas, guru perlu membangun suasana dan sikap opitimstis siswanya agar siswa semakin cerah otaknya. Sebaliknya, jika guru selalu mengembangkan pola pesimistis akibat ketakutan ujian nasional atau apa saja, sikap siswa justru lebih pesimistis dan otaknya akan suram. Oleh karena itu, mau tidak mau, guru harus selalu optimis dan mengembangkan sikap optimistis siswanya meskipun kelas agak sedikit menganggu pembelajaran.

DAERAH yang jauh di belakang mata itu menjadi aktif ketika orang berpikir mengenai hal baik yang terjadi di masa depan. Semakin optimis seseorang, area itu semakin cerah. Itu tampak dalam pemindaian otak sebagaimana dilaporkan ilmuwan dalam studi kecil yang dipublikasi secara online di The Journal Nature.

Bagian sama dari otak yang disebut rostral anterior cingulate cortex (rACC) kelihatan mengalami gangguan ketika orang depresi, demikian kata Elizabeth Phelps dari New York University dan Tali Sharot of University College London yang ikut dalam penelitian itu.

Para ahli dalam penelitian itu melakukan pemindaian MRI (Magnetic Resonance Imaging) terhadap 15 orang ketika mereka sedang memikirkan kemungkinan di masa depan. Ketika partisipan memikirkan soal kejadian baik, baik rACC maupun amigdala yang terlibat dalam respon emosi dan ketakutan diaktifkan. Namun, korelasi dengan optimisme terbesar ada pada cingulate cortex.

“Studi yang sama juga menemukan bahwa orang cenderung berpikir bahwa kejadian bahagia sudah dekat dan terlihat lebih jelas dibandingkan kejadian jelek, bahkan ketika mereka tak punya alasan untuk mempercayainya,” sebut Phelps. Psikolog sudah lama menyebut itu sebagai bias optimisme, tetapi studi terbaru memberikan detail-detail baru.

Ketika para peneliti meminta subjek untuk berpikir mengenai 80 kejadian berbeda di masa depan yang mungkin baik, buruk atau netral, mereka kesulitan berpikir negatif atau bahkan netral mengenai masa depan.

“Contohnya, ketika diminta memikirkan potongan rambut di masa depan, orang membayangkan potongan rambut terbaik dalam hidup mereka, bukannya potongan rambut biasa,” kata Phelps.

“Studi itu dinilai masuk akal dan menarik bersama-sama bagian baru dan berbeda dari riset soal optimisme dan otak,” kata Dan Schacter, profesor psikologi dari Harvard University yang tak tergabung dalam penelitian itu.

Sebenarnya membiarkan otak untuk berpikir optimis itu merupakan hal baik. “Sebab jika Anda pesimis mengenai masa depan, Anda tak akan termotivasi melakukan tindakan,” kata Phelps. (diramu dari kompas.com)

Senin, 06 Oktober 2008

Guru di Tengah Gaji Besar

Oleh Suyatno

Saat ini dan ke depan, guru akan menemukan salah satu yang dcita-citakan, yakni meningkatnya kesejahteraan, baik melalui peningkatan gaji pokok, tunjangan fungsional, dan tunjangan profesional, maupun tunjangan yang lainnya. Kenaikan itu bukan sebuah mimpi tetapi merupakan sesuatu yang sudah pasti meskipun masih perlahan-lahan menunggu realisasi. Peningkatan kesejahteraan guru yang memberikan kesan bahwa guru semakin diperhatikan peran dan fungsinya.

Hanya saja, akankah peningkatan kesejahteraan itu diimbangi dengan peningkatan diri dalam mewujudkan kinerja mengajarnya? Itulah pertanyaan yang selalu muncul dalam setiap kesempatan. Layakkah kapasitas guru yang masih seperti ini diimbangi dengan kesejahteraan guru? Jawabnya, guru layak menerima peningkatan kesejahteraan dan layak untuk terus berubah.

Oleh karena guru saat ini sangat disorot oleh beberapa kalangan, guru sendiri harus dengan cepatnya memperbaiki kinerjanya dengan berbagai cara. Pertama, bertanyalah tentang apa saja asal berkaitan dengan keguruan kepada yang dipandang mampu. Kedua, membacalah dengan seksama melalui mata dan hati atas pengalaman yang telah diberikan orang lain tentang mengajar. Ketiga, sering-seringlah mencoba hal baru yang dipandang dapat menghadirkan pembelajaran yang kuat dan inovatif. Keempat, Selalu tampil beda.