Sangat tidak berimbang, jika dosen bergelar doktor hanya 8,7% dibanding jumlah keseluruhan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan,
selama ini PT yang boleh menjalankan program S3 hanya yang berjenis
universitas dan institut saja. "Dalam RUU ini (Dikti, red) sekolah
tinggi dan politeknik juga boleh menjalankan program doktor," tutur
menteri asal Surabaya itu, Selasa (27/3).
Dua jenis PT ini, keragaman disiplin ilmunya lebih sedikit dibandingkan
dengan universitas atau institut. Dengan adanya perkembangan ini, Nuh
menjelaskan kelangkaan dosen bergelar doktor di Indonesia bisa teratasi.
Saat ini, jumlah dosen yang ada di Indonesia mencapai 165.331 orang.
Dari jumlah tersebut, dosen yang bergelar doktor hanya berkisar 14.542
orang atau sekitar 8,7 persen. Dengan semakin luasnya akses meraih gelar
doktor ini, Nuh mengatakan target prosentase dosen doktor tadi bisa
naik menjadi 15 persen.
Menurut mantan Menkominfo itu, kebijakan memuka luas akses meraih gelar
doktor ini menimbulkan beberapa konsekuensi. Diantaranya adalah,
Kemendikbud juga harus memperlanjar kelanjutan studi mahasiswa dari
program S1 ke S2. Jika akses mahasiswa dari program S1 ke S2 masih
seret, maka akses S3 yang dibuka luas tadi bakal percuma.
Untuk itu, Nuh mengatakan Kemendikbud sedang merancang ada beasiswa
cukup besar untuk mahasiswa lulusan S1 yang berprestasi dan berniat
melanjutkan studi ke S2. "Kan tidak bisa ujuk-ujuk (tiba-tiba, red)
studi S3, harus tetap melewati jenjang yang sudah ada," katanya.
Konsekuensi berikutnya adalah, penguatan kapasitas dosen-dosen yang ada
di kampus berjenis sekolah tinggi dan politeknik. Diantara penguatan ini
adalah, secarea bertahap menyediakan dosen-dosen bergelar doktor di
kampus itu. Jika kondisinya terbatas, untuk sementara bisa bekerjasama
dengan kampus-kampus yang memiliki stok dosen doktor melimpah. Nuh
menegaskan, intinya mahasiswa program doktor tidak bisa diajar oleh
dosen tamatan S2.
Tantangan berikutnya dalam menjalankan rencanan ini adalah, penyiapan
laboratorium dan pendanaan kampus-kampus yang baru menjalankan program
doktor. Dia menegaskan, pendidikan program S3 tetap membutuhkan
laboratorium yang berkualitas. Untuk urusan ini, Nuh berjanji
Kemendikbud tidak akan tinggal diam.
Jika program ini berjalan lancar, Nuh mengatakan kedepan bakal banyak
dosen-dosen bergelar doktor dengan rata-rata berumur 27 tahun. Sementara
untuk saat ini, umur dosen meraih gelar doctor rata-rata 36 tahun ke
atas. Percepatan regenerasi dosen bergelar doktor ini, diyakini bisa
mendongkrak kualitas pendidikan tinggi tanah air. (Sumber: JPNN/wan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar