Jumat, 25 Juli 2008

Mengajar dengan Ilmu Tukang Jahit

Oleh Suyatno

Marilah kita tengok tukang jahit saat akan menjahit sebuah kemeja milik pelanggannya. Dia pasti melihat dan mengukur terlebih dahulu ukuran yang pas untuk tubuh pelanggannya sehingga cocok dan tepat dikenakan sesuai pemilik baju itu. Penjahit itu pasti tidak mau jika disuruh langsung menjahit sebelum mengetahui ukuran dan model yang dikehendaki bagi pemiliknya. Tahap pertama yang dilakukan tukang jahit adalah identifikasi kain dan ukuran.

Begitu pula, mengajar dengan baik dapat dilakukan guru dengan mengidentifikasikan siswanya dengan tepat. Identifikasilah tingkat kecerdasan siswa, gaya belajar, kebiasaan, dan aspirasi siswa yang akan turut serta di kelas yang akan dimasuki guru. Kemudian, dari hasil identifikasi itu, guru melakukan perencanaan yang matang dan sesuai. Bisa jadi, setelah direncanakan, siswa yang sebelumnya duduk di depan dapat dipindah ke tengah, siswa yang suka bercuap-cuap tanpa isi dipindah ke depan, dan siswa yang kurang pandai disandingkan dengan siswa pandai.

Ketika pola baju dibuat dengan dicocokkan ukuran tubuh pemiliknya, tukang jahit masih merencanakan dengan model baju yang berkembang sekarang. Begitu pula guru, dalam merencanakan juga melihat konteks anak yang terjadi saat ini. Guru selalu melihat kesenangan dan kegemaran anak berkaitan dengan model anak-anak sekarang. Contohnya, jika guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan lagu, lagu yang dipilih adalah lagu yang disukai anak-anak saat ini.

Setelah baju selesai dijahit dan pemiliknya mengambil baju itu, tukang jahit pasti menilakan pemiliknya untuk mencoba labih dahulu. Evaluasi hasil ujicoba itu ditindaklanjuti dengan menjahit ulang jika ada yang salah atau jika benar tukang jahit tersenyum sambil menunggu pemilik itu datang lagi untuk menjahitkan. Guru juga harus menawarkan ke siswa tentang pembelajaran yang telah disampaikan dengan cara merefleksikan. Jika ada siswa yang masih belum paham dan mengerti, guru jangan enggan untuk mengulangi dengan disesuaikan karakter anak.

Jangan sampai, guru mengajar tanpa tahu siapa yang akan diajar. Guru langsung masuk kelas dan menyampaikan materi tanpa melihat sebatas apa siswa dalam menerima materi. Guru yang baik hendaknya kuat dalam mengidentifikasi siswanya sebelum pembelajaran dimulai. Selanjutnya, guru menyusun formula tepat untuk proses pembelajaran. Selamat mencoba.

Tidak ada komentar: