Oleh Suyatno
Saya tertawa lebar ketika membaca berita bahwa Bambang DH, walikota Surabaya, mengatakan PSB on-line hanya kesalahan teknis. "Sistem PSB sudah benar hanya teknisnya salah", ujarnya bernada menutupi kesalahan PSB on-line tahun ini (Jawapos, 15 Juli 2008). Padahal, teknis salah disebabkan sistem yang salah. Bukankah sistem merupakan rancangan di atas kertas yang memerlukan aplikasi konkret di lapangan. Jika aplikasinya salah, sistem yang diciptakan perlu dipertanyakan karena tidak dapat dijalankan.
Dari tahun ke tahun, PSB On-line di Surabaya kacau-balau di saat menjelang hari terakhir pendaftaran. Kejadian itu menandakan bahwa sistem yang diciptakan tidak realistis dan tidak rasional dalam menghadapi data masuk secara bersama-sama, serentak, dan dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, Bambang DH perlu mereviu sistem penerimaan on-line secara total. Jangan sampai, Bambang DH hanya terjebak oleh berpikir bahwa sistem benar teknis salah. Bisa jadi, sistem salah teknis juga salah.
Dapat pula, kita menduga bahwa PSB on-line Surabaya penuh dengan intrik para orangtua yang akan main mata sehingga PSB on-line sengaja dikacaukan agar tidak terlihat kasat mata sekongkol oknum diknas dengan orangtua. Sekongkol itu berkutat pada uang pelicin, nepotisme, dan raja kecil yang harus dilayani.
daripada tiap tahun selalu rusak PSB-nya, Surabaya perlu mengambil kebijaksanaan baru berupa PSB melalui sekolah masing-masing. Biarkan sekolah belajar bertanggung jawab dengan melakukan seleksi sendiri. Berilah kepercayaan kepada sekolah untuk berbuat demi kemajuan sekolahnya. yang penting, para pengawas bekerja dengan ketat untuk mengawasi sekolah dalam PSB.
Bambang DH harus berpikir jernih sehingga tidak serta merta mengatakan bahwa sistem benar teknis salah setelah mendapatkan laporan bawahannya. Cobalah PSB on-line Surabaya dicek dengan mata kepala sendiri lalu analisislah. Setelah itu, pasti akan diketahui bahwa ternyata sistem salah dan teknis salah. Begitu khan Pak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar