Sungguh Jawa Timur kaya akan budaya lokal yang bernilai unggul. Betapa tidak. Kearifan lokal itu terserak di semua kabupaten dan kota baik berupa seni rupa (batik, patung, bangunan, lukisan, kaligrafi, dan sebagainya) maupun keanekaragaman musik. Itulah yang menjadi perhatian UPT Pendidikan dan Pengembangan Kesenian Sekolah Dinas Pendidikan Jawa Timur. Kearifan lokal tersebut jika tidak diidentifikasi lalu dijadikan bahan ajar ke siswa, tentu akan segera punah.
Sebanyak 176 guru seni dan budaya, tiap kabupaten dan kota 4 guru (2 guru SMP dan 2 guru SMA) melakukan lokakarya penyusunan bahan ajar seni dan budaya. Mereka dipandu oleh para pakar di bidangnya, yakni Suyatno, Mistaram, Agung, dan Dodo selama tiga hari di Hotel Victory Batu, sejak 27 s.d. 29 Februari 2012.
Lokakarya dibuka oleh kepala UPT Pendidikan dan Pengembangan Kesenian Sekolah Bapak Karsono. "Salah satu pembangunan karakter adalah melalui penguatan seni dan budaya yang khas Jawa Timur', katanya saat membuka acara.
Peserta cukup antusias mengikuti acara. Tampak tiap peserta membawa bahan seni dan budaya lokal yang siap untuk dipadukan menjadi referensi bagi guru ketika mengajarkan seni di kelas. Para guru menyadari kalau budaya lokal di Jawa Timur amat luhung sehingga perlu diajarkan ke siswa agar kelak para siswa menjadi manusia yang cinta akan budayanya.
Diharapkan, pada hari ketiga, telah tersusun buku referensi meskipun masih dalam bentuk draft. Kemudian, draf tersebut akan direviu lebih lanjut oleh tim sehingga menjadi buku sumber yang layak dipakai oleh guru di kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar