Belajar sambil melakukan (learning by doing) semakin mendapatkan penegasan setelah diakui bahwa olahraga mencerdaskan siswa. Belajar sambil melakukan merupakan jenis belajar yang berada pada konteks olahraga. Lawan dari metode itu adalah belajar dengan cara ceramah.
Detikhealth melaporkan bahwa olahraga tidak hanya membuat tubuh jadi lebih bugar, pikiran juga ikut segar sehingga lebih mendukung proses belajar. Menurut penelitian terbaru, olahraga 5 kali sepekan bisa meningkatkan prestasi belajar siswa antara 55 hingga 68 persen.
Penelitian yang melibatkan ratusan siswa Sekolah Dasar di Charleston ini dilakukan oleh ilmuwan dari Medical University of South Carolina Children's Hospital. Hasilnya telah dipresentasikan dalam pertemuan tahunan Pediatric Academic Societies di Denver awal bulan ini.
Dalam peneltian tersebut, siswa kelas 1 hingga kelas 6 diwajibkan mengikuti tambahan jam olahraga selama 40 menit/hari sebanyak 5 kali tiap pekan. Sebelumnya seperti dikutip dari Medicinenet, Rabu (4/5/2011), siswa hanya berolahraga sekali dalam sepekan dengan durasi sama yakni 40 menit.
Jenis olahraganya sengaja dipadukan dengan aktivitas belajar siswa. Misalnya kelas 1-2 belajar berhitung dengan naik turun tangga yang diberi warna, sementara kelas 3-6 diajak jogging di atas treadmill sambil membuka-buka materi pelajaran geografi.
Sebelum dan sesudah eksperimen tersebut, ilmuwan mengukur kemampuan para siswa menerima pelajaran. Hasilnya, setelah jam olahraga ditingkatkan menjadi 5 kali/pekan maka prestasi belajar meningkat cukup signifikan yakni antara 55 hingga 68,5 persen.
Temuan ini menunjukkan bahwa makin sering siswa melakukan aktivitas fisik maka prestasi belajar akan meningkat. Peningkatannya akan lebih efisien jika aktivitas fisik tersebut juga dipadukan dengan proses belajar, sehingga tidak membutuhkan waktu tersendiri.
Berbagai penelitian sebelumnya memang menunjukkan, aktivitas fisik terbukti bisa meningkatkan fungsi otak. Menurut penelitian tahun 2010, jalan kaki 40 menit sehari sebanyak 5 kali/pekan bisa menjaga fungsi kognitif atau kecerdasan pada lansia maupun kaum muda. (sumber: detikhealth.com)
2 komentar:
Aktifitas badan memang memberi nutrisi oksigen ke otak. Saya sangat setuju bila aktifitas yang dimaksud tidak sekadar olah raga tetapi bermain bebas dengan teman sebaya di sekolah dan di lingkungan rumah. Jadi, sebenarnya untuk memaksimalkan perkembangan otak dan kerja otak, anak diberi kesempatan bermain bebas dan lahan yang memadai.
Hemmmmm... gimana yaaaa memadukan aktifitas fisik (olah raga)dalam pembelajaran TIK???
Posting Komentar