Banyak anak yang kelak menjadi dewasa susah meraih mimpi ketika kecilnya karena banyak sekali hambatan yang menghalanginya. Hambatan tersebut sedikit banyak ditanamkan oleh guru ketika orang itu dulu di bangku sekolah. Guru menanamkan secara rutin agar anak takut berbuat meski sedikit pun.
Bagaimana bisa guru yang menjadi penghambat? Tengok saja, tiap hari siswa diajari takut melalui larangan tidak mengerjakan PR. Tiap hari, jika siswa tidak mengerjakan PR akan mendapatkan hukuman dari guru entah apa bentuk hukumannya. Anak tidak akan dapat mengerjakan 10 atau 15 PR sekaligus karena PR diberikan bertahap. Cobalah, PR diberikan di minggu pertama untuk urutan PR. misalnya, di minggu pertama masuk, anak diberikan 15 PR yang akan dikerjakan selama satu semester. Anak diperbolehkan mengerjakan 3, 4, atau 15 sekaligus jika mampu.
Tengok pula, anak tidak pernah diajari melompat namun hanya boleh pelan-pelan bertahap. Ajarilah anak untuk melompat karena dengan melompat anak akan merasakan dua hal, yakni berhasil dan gagal. Biarkan anak berpengalaman untuk jatuh. jatuh dan bangun adalah dunia pengalaman. Anak memerlukan pengalaman itu.
Gurulah penentu keberhasilan mimpi siswa karena tiap hari terjadi dialog, integrasi, dan penyambungan gagasan. Jika tiap hari guru memberikan motivasi untuk melompatdalam hidup, anak akan dengan mudah melompat. Melompat adalah milik anak muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar