Inilah perkuliahan terakhir bagi mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, terutama mata kuliah Keterampilan Berbicara yang berbobot 4 sks. Perkuliahan selama ini, 90% praktik, memberikan kesan mendalam bagi mahasiswa. Kompetensi berbicara benar-benar terlihat di tiap individu mahasiswa. Dari 45 mahasiswa, hanya 4 mahasiswa yang berbicara masih lambat. Lebihnya, mereka sangat jago berbicara.
Hambatan berbicara seperti banyak luncuran kata tidak penting (ah, uh, eh, ehm, dan apa itu), diam lama menunggu kata lain, lihat atas atau bawah, goyang-goyang badan, gemetar, dan tersendat kata sudah tidak terjadi dalam diri mahasiswa. Hambatan itu semula sangat kuat menghinggapi diri mahasiswa. Mengubahnya sangat susah. Waktu demi waktu perubahan dilakukan melalui praktik langsung. Hasilnya, wooh, luar biasa. Mahasiswa sekarang antigrogi.
Perkuliahan dilalui selama 32 pertemuan. Mereka mencoba berbagai model berbicara orang per orang dengan diakhiri refleksi. Mahasiswa antusias berbicara. Perkuliahan ini cukup asyik. "Asyik sekali, Pak", kata Angga ketika ditanya kesannya. "Banyak manfaatnya", kata Nunila.
2 komentar:
Memang dalam mengajar harus seimbang antara teori dan praktek, posting yang menarik sob, nice blog.
Maaf Pak....da kata yang salah di kalimat Bapak...'Mengubahnya sangat sulit, bukan mengubahnya sangan susah'
Susah><mudah
makasih,,
Posting Komentar