Selasa, 26 April 2011

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini: Prestasi Tidak Bisa Dijadikan Alasan Pelanggaran

Prestasi SDN Tandes Lor meningkat selama kepala sekolahnya dipegang Wahyuningsih sekitar 8 tahun lebih. Namun bagi Walikota Surabaya Tri Rismaharini, hal itu tidak bisa dijadikan alasan melakukan pelanggaran. Prestasi yang diraih Wahyuningsih selama memimpin SDN Tandes Lor selama 8 tahun lebih cukup moncer. Selain mendapat bantuan dan penghargaan dari negara Jepang dan Inggris, para siswa juga meraih prestasi di ajang lomba.

Dari catatan prestasi yang ditempel di dinding sekolahan, diantaranya lomba penyuluhan lingkungan hidup tingkat kota menjadi penampilan terbaik tahun 2010. Penghargaan itu merupakan ururtan yang ke 133. Meski prestasi Wahyuningsih selama memimpin SDN Tandes Lor bersinar, rupanya di balik itu para siswa maupun guru dicekam rasa ketakutan terhadap perlakuan kasar yang dilakukan kasek. Selain melakukan kekerasan verbal seperti menghina siswi sebagai anak perex (pelacur) juga melakukan kekerasan fisik seperti memukul dan mencakar siswa.

Para guru pun juga ada yang mendapatkan hukuman disuruh berdiri menghadap ke tiang bendera dengan alasan yang tidak mendasar dan banyak perlakuan kasar lainnya. "Tidak ada kaitannya antara prestasi dengan pelanggaran. Justru dia punya prestasi harus menjaga. Apalagi ini kan seorang pendidik, yang dia harus memberikan contoh yang baik untuk anak-anaknya. Bukan prestasi dia bisa melakukan sesuai dengan keinginannya," kata Walikota Surabaya Tri Rismaharini kepada wartawan usai sidang paripurna di gedung DPRD Surabaya, Jalan Yos Sudarso, Selasa (26/4/2011).

Saat ditanya, apakah Wahyuningsih akan dicopot dari jabatannya sebagai kepala sekolah, Risma mengaku menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan inspektorat dan psikolog. "Makanya nanti kita lihat sejauh mana laporannya. Taruhlah dia, mungkin dia punya beban psikolog atau apa, sehingga keluar kata-kata seperti itu. Nanti kita cek ke psikolog," tuturnya.

Jika hasil dari inspektorat dan psikolog turun, tidak menutup kemungkinan Wahyuningsih akan dicopot dari jabatannya dan akan ditempatkan di bagian administrasi. "Setelah laporan dari inspektorat, kemudian psikolog merekomendasikan untuk tidak menjadi pengajar, dia kita rekomendasikan untuk menjadi administrasi," tegas Rismar: Gresnews.com)

Tidak ada komentar: