Setelah lulus, mantan mahasiswa mau ke mana? Pasti, mereka langsung menjawab dengan satu kata bekerja. Nah, dalam bekerja itu, syarat yang harus dipenuhi adalah keberhasilan wawancara. Tidak semua calon pekerja dapat lolos akibat rusak di wawancara, yakni gugup, tidak keluar kata, gemetar, ucapan ke sana-kemari, tidak jelas, tidak fokus, dan sebagainya.
Tempo.co melaporkan tentang wawancara sebagai pintu masuk dunia bekerja yang lebih baik. Wawancara didesain untuk melakukan satu hal: mengidentifikasi kandidat
terbaik untuk pekerjaan yang diiklankan. Beberapa pertanyaan dimaksudkan
untuk mengetahui bagaimana Anda mengatasi kondisi tertekan, sementara
pertanyaan lain ingin mengungkap kepribadian Anda atau untuk melihat
bagaimana aspirasi karier Anda.
Jika Anda ingin menghindari
bencana wawancara, berikut beberapa pertanyaan sulit yang biasa diajukan
dan siasat untuk menjawabnya.
1. Ceritakan tentang
diri Anda
Kelihatannya pertanyaan terbuka ini digunakan
sebagai pertanyaan pemanasan untuk memberikan kesempatan kepada Anda
agar bersinar. Namun tahan godaan untuk bercerita tentang sejarah hidup
Anda. Yang diharapkan oleh pewawancara adalah dua atau tiga menit
jawaban singkat mengenai siapa Anda dan mengapa Anda adalah kandidat
terbaik untuk pekerjaan ini. Jadi berikan respons yang relevan dengan
posisi yang Anda lamar.
2. Berapa gaji yang Anda
harapkan?
Anda harus melakukan riset sebelum wawancara
mengenai rata-rata gaji untuk posisi yang Anda lamar. Jika mungkin,
cobalah balik bertanya kepada pewawancara mengenai gaji yang ditawarkan.
Biasanya mereka akan memulai dengan angka lebih rendah dari gaji
sebenarnya karena mereka ingin mempertahankan biaya murah. Jadi, jika
Anda dipaksa untuk menyebutkan angka, berikan angka dalam bentuk kisaran
demi menghindarkan diri Anda dari pertentangan.
3.
Mengapa kami harus memilih Anda?
Ini bisa jadi pertanyaan
mematikan sekaligus mematahkan peluang Anda mendapatkan pekerjaan
tersebut. Cara Anda menjawab bergantung dari penelitian pewawancara,
harapan, dan persyaratan mereka. Jadi yang sebenarnya ditanyakan adalah
'Apa yang bisa Anda lakukan untuk perusahaan ini?’ Karena itu, jawaban
Anda haruslah merespons keinginan tersebut.
4. Jika
Anda adalah sebuah mobil, sebatang pohon, seekor binatang, Anda ingin
jadi apa?
Membingungkan memang, tetapi beberapa pewawancara
berkukuh bertanya mengenai pertanyaan seperti itu. Tidak ada jawaban
benar atau salah. Pewawancara hanya ingin mengetes reaksi Anda saat
tertekan untuk melihat apakah Anda bisa mengatasi hal-hal tidak terduga
demi melihat sisi lain dari kepribadian Anda. Jangan terpaku pada dampak
dari tipe mobil yang Anda katakan, tapi sadarlah bahwa Anda akan
diminta untuk menjelaskan pilihan Anda.
5. Mengapa Anda
meninggalkan pekerjaan Anda yang dulu?
Anda tahu bahwa ini
akan diajukan sewaktu-waktu, jadi siapkan jawaban Anda terlebih dulu.
Aturan mainnya adalah selalu mengingat sisi positif dari pekerjaan dan
perusahaan Anda yang dulu. Sebab Anda tak akan pernah tahu mungkin Anda
harus kembali. Selain itu, kemungkinan Anda juga membutuhkan referensi
dari bekas atasan Anda kan?
6. Apa kelemahan-kelemahan
Anda?
Banyak buku mengenai karier yang membantu Anda untuk
menjawab pertanyaan ini. Sebagian besar dari saran tersebut adalah
mengambil satu kelebihan Anda dan mengatakannya sebagai kelemahan.
Misalnya ‘Saya bekerja terlalu banyak’. Namun jawaban seperti itu bisa
jadi berdampak buruk karena dapat diartikan bahwa Anda tidak bisa
mengorganisasi pekerjaan Anda secara efektif atau Anda tidak bisa
mengatur jadwal Anda. Sebaiknya katakan kelemahan Anda yang sebenarnya
beserta upaya Anda untuk mengatasinya.
7. Apa yang
memotivasi Anda?
Secara ringkas ceritakan kepada
pewawancara bahwa Anda termotivasi dengan prospek mendapatkan gaji
seperti pesepak bola, atau ingin mengemudikan Bentley, atau punya rumah
untuk berlibur di kawasan mewah. Berikan jawaban yang konstruktif
sehingga pewawancara memahami bahwa Anda akan menguntungkan perusahaan
tersebut.
8. Bagaimana rekan kerja Anda di tempat lama
menjelaskan tentang diri Anda?
Pertanyaan ini adalah sinyal
bahwa pewawancara menyukai Anda dan benar-benar berpikir untuk
mengontak atasan lama Anda untuk meminta referensi. Ini adalah waktu
bagi Anda untuk memilih dengan saksama orang yang Anda harapkan bisa
memberikan referensi. Jadi jawablah pertanyaan ini dengan cara yang Anda
harapkan atasan Anda akan merespons. (Sumber: Tempo.co/CAREERBUILDER/
ARBA’IYAH SATRIANI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar