Rabu, 11 Januari 2012

Lesson Study, Apa Asyiknya?

Saat itu, siswa sudah berkumpul sesuai dengan anjuran. Mereka menempati kursi sesuai dengan nomor masing-masing. Para pengamat sudah mengelilingi para siswa dengan panduan yang siap diisi berdasarkan pengamatan. Guru model masuk kelas dengan menggembirakan. Disapanya siswa dengan antusias. Siswa tergugah untuk menanggapi sapa dengan gaya masing-masing. Guru melanjutkan dengan pengantar pembelajaran.

Guru lain, yang bertugas sebagai pengamat, sibuk memberikan catatan tentang perilaku siswa. Memang hanya siswa yang diperbolehkan diamati. Dengan mengamati siswa, guru pengamat akan lebih kaya tentang tingkah pola siswa saat mengikuti pelajaran. Ada siswa yang hanya menunduk berlama-lama. Ada siswa yang usil terus meskipun dilirik oleh gurunya. Ada siswa yang antusias. Ada yang pasif. Pokoknya, ada ratusan catatan yang sudah ditambatkan pengamat. Pengamat rasanya tidak kekurangan bahan untuk dicatat selama dapat mengamati dengan jeli.

Sesi pengamatan selesai. Mereka berkumpul untuk mendiskusikan hasil pengamatan. Guru model menyampaikan terlebih dahulu tentang alasan melaksanakan pembelajaran dengan gaya yang telah dijalankan. Kemudian, guru pengamat menyampaikan perilaku siswa untuk dibahas bersama-sama agar ditemukan cara yang baik dalam mengatasinya.


Lesson Study seperti di atas, tentu akan mengasyikkan guru sehingga memberikan motivasi agar senantiasa belajar mengenali siswanya. Bukankah siswa adalah gudang inspirasi bagi guru? Nah, itulah asyiknya Lesson Study. Namun, mengapa di sekolah jarang melaksanakan LS atas inisiatif sekolah sendiri? Mereka sibuk dengan tugas masing-masing yang hanya bersifat monoton.

Tidak ada komentar: