Tiap hari, berita sibuk mengedepankan teroris, tawuran, dan perampokan yang bertubi-tubi terjadi di tanah air. Ada tangis. Ada duka. Ada geram. lalu, seolah-olah negara dipermainkan oleh mereka. Pindah-pindah merupakan lokus yang menyertai peristiwa bengis dan keji itu. Apakah harus tetap terjadi seperti itu? Tidak!
Semua warga, tidak terkecuali, miskin atau kaya, di desa atau kota, tua atau muda, compang-camping atau rapi, harus menyikapi peristiwa itu sebagai gangguan awal bagi negara. Untuk itu, persatuan dengan kesadaran tinggilah obatnya.
Peristiwa memalukan Indonesia itu jika dikaji lebih mendalam sebenarnya merupakan lunturnya nilai kebangsaan dalam dada rakyat ini. Akibatnya, rakyat tidak seberapa peduli dengan gejala dini sebelum peristiwa terjadi karena dianggap bukan urusannya. Jika sikap ini terus menumpuk, bukan tidak mungkin, akan terjadi peristiwa yang lebih besar dan mengkhawatirkan.
Tentunya, saat komplotan itu rapat mempersiapkan perbuatannya, ada masyarakat yang melihatnya. Tapi, masyarakat itu tidak sampai ke puncak kesadaran melapor ke orang lain. Bagi pelaku sendiri, mental untuk mencari keuangan dengan cara halal pun tertutup dengan sikapnya sendiri. Nah, dengan begitu, rasanya, perlu dirintis pendidikan kebangsaan dan nasionalisme perlu dipertajam, diperkuat, dan diharuskan. Bravo Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar