Kamis, 14 Oktober 2010

Guru di Mata Mbok Siti (79)

Ketika aku memarkir sepeda motor butut kesayanganku di halaman depan rumah Mbok Siti, ada suara batuk-batuk dari arah dapur. Aku bergegas masuk dapur sambil menyapa salam seperti biasanya.

"Sakit apa, Mbok?" tanyaku dengan cepat.

"Enggak sakit, anakku. Aku hanya batuk pilek semata", jawabnya sambil tangannya menyilakan duduk. Aku lihat api di dapur menyala di atas tungku air. Di meja dapur terlihat racikan bumbu. Rupanya, Mbok Siti akan membuat sayur kesayangannya, daun bayam dan gambas.

"Kalau sakit, istirahat saja, Mbok. Jangan dipaksakan nanti malah tambah sakit", pintaku dengan kalem.

"Ini sebuah tanggung jawab, anakku", jawabnya. kalau tidak melakukan tanggung jawab diri, tentu, aku akan kehilangan kesempatan untuk minum dan makan yang sebenarnya memang diperlukan bagi tubuh. Begitu pula guru, tanggung jawab sebagai guru harus dipegang teguh. Meskipun sedikit sakit, jika siswa teramat memerlukan bantuan guru, sakit bukan menjadi penghalang. Guru itu harus menyegerakan tugas utamanya menumbuhkembangkan siswanya.

Tidak ada komentar: