Kamis, 11 September 2008

Super Toy, Blue Energy, dan Temuan Apa Lagi?

Kasus super toy yang mencuat setelah gagal panen di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, memberikan indikasi bahwa ujicoba yang dilakukan tidak terkontrol dengan baik meskipun pada tanaman padi super toy sebelumnya mendatangkan hasil panen berlimpah. Sebelumnya, Blue energy mengguncang semua pakar sebagai wujud kepedulian terhadap sesuatu yang baru. Ternyata, lagi-lagi gagal temua air ajaib yang dapat dipakai sebagai sumber energi mesin itu. Lalu, temuan apalagi yang akan mengguncang masyarakat seperti itu?

Fakta di atas memberikan gambaran bahwa Indonesia sangat menginginkan temuan-temuan baru yang dapat menyejajarkan dengan negara lain yang menunjukkan temuan baru. Bawah sadar pikiran orang Indonesia sudah ditumpuki dengan pernyataan "kapan ada temuan dari bangsaku". Oleh karena tumpukan keinginan untuk temuan baru di bawah sadar, ketika ada temuan baru, langsung disambar dan dipublikasikan secara prematur meskipun belum dinyatakan siap pakai.

Tampaknya, ada urutan ilmiah yang terpotong atau dihilangkan implementasinya, yakni ujicoba berkali-kali sampai dinyatakan siap pakai. Terpotongnya implementasi itu bisa jadi dipengaruhi oleh keinginan segera mempublikasikan ke masyarakat. Pengaruh berikutnya adalah kekuatan untuk temuan baru gampang sirna setelah berpikir uang yang mampu diraup dari dampak temuan.

Ketika temuan dipublikasikan, banyak pihak ikut bermain untuk mengambil untung. Penggagas menjadi tidak dapat berkonsentrasi lagi dengan proses pewujudan temuan. Untuk itu, para penggagas, apapun yang digagas, perlu dilindungi dan dikarantina jangan sampai terlalu disentuh oleh pihak lain.

Tidak ada komentar: