Jumat, 26 September 2008

Guru di Mata Mbok Siti (22)

"Lihatlah anakku, pohon-pohon itu berdiri kuat hanya untuk memberi", kata Mbok tiba-tiba saat berjalan membawa rerambanan pakan kambing. Aku yang di sebelahnya, menimpali pelan, "Iya, Mbok", sambil bernapas panjang karena jalan agak jauh. Anehnya, meski menurutku perjalanan lumayan jauh, napas Mbok Siti tampak tidak berubah, tenang, dan melangkah konstan.

"Pohon itu lebih banyak memberi daripada menerima", tambahnya. Karena banyak memberi, burung-burung, ulat, tawon, kelelawar, kupu-kupu, belalang, dan sebagainya dapat menikmatinya dengan baik sehingga berlangsung siklus hidup ini. "Pohon itu tidak pernah berharap menerima meski telah memberi sebanyak-banyaknya," kata Mbok pelan.

"Kalau saja guru mampu menangkap tugas mulia pohon-pohon itu, pasti banyak kegiatan memberi yang dilakukan guru", ujar Mbok sesampai di kandang kambing. Guru yang terhormat haruslah banyak memberi daripada menerima. Dengan memberi, ragam siswa dari latar belakang berbeda akan mampu menikmati aktivitas memberi guru. Dengan memberi, tanpa meminta, perhatian tulus akan datang dengan sendiri kepada diri guru. "Berarti, kita sedang memberi juga kepada kambing ini makanan lezat baginya, Mbok?", tanyaku. Mbok tersenyum segar.

Tidak ada komentar: