Kamis, 22 Oktober 2009

M. Nuh: Menteri Pendidikan Berdimensi Teknologi

Oleh Suyatno

Saat KTSP berjalan dengan segala permasalahan dan keuntungannya, menteri yang menakhodai kurikulum itu telah berganti dari Bapak Bambang Sudibyo ke tampuk Bapak Muhamad Nuh. Akankah KTSP turut direvisi atau berjalan terus, tentu bergantung pada arus utama pemikiran menteri baru yang akan memberikan warna baru. Program lain tentu juga akan dilintasi melalui mata hati pendidikan seorang mantan rektor itu.

Nah, garduguru berharap tidak ada perubahan yang revolusioner supaya tidak muncul anggapan ganti menteri ganti kurikulum. Andai ada perubahan tentunya perubahan yang masih berdimensi pendidikan karena sebenarnya M Nuh juga dedengkot perubahan.

Yang jelas, latar belakang M.Nuh akan turut memperngaruhi kebijakan pendidikan ke depan. Di antaranya, masalah teknologi informasi akan diinkubasikan dalam dunia pendidikan. Jardiknas yang masih tersendat akan digelontor dengan cepat. Sekolah-sekolah tentu akan menikmati layanan ICT secara kuat dan ampuh. Informasi tidak menjadi mahal. Kemudian, informasi sangat denkat dengan para siswa.

Lebih jauh, marilah mengenal menteri pendidikan yang baru. Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 17 Juni 1959; umur 50 tahun) adalah Menteri Pendidikan Nasional Indonesia sejak 22 Oktober 2009. Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (2007–2009) dan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya periode tahun 2003–2006.
[sunting] Biografi

Mohammad Nuh adalah anak ketiga dari 10 bersaudara. Ayahnya H. Muchammad Nabhani, adalah pendiri Pondok Pesantren Gununganyar Surabaya. Ia melanjutkan studi di Jurusan Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dan lulus tahun 1983.

Mohammad Nuh mengawali karirnya sebagai dosen Teknik Elektro ITS pada tahun 1984. Ia kemudian mendapat beasiswa menempuh magister di Universite Science et Technique du Languedoc (USTL) Montpellier, Perancis. Mohammad Nuh juga melanjutkan studi S3 di universitas tersebut.

Nuh menikah dengan drg. Layly Rahmawati, dan ia dikaruniai seorang puteri bernama Rachma Rizqina Mardhotillah, yang lahir di Perancis.

Pada tahun 1997, Mohammad Nuh diangkat menjadi direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS. Berkat lobi dan kepemimpinannya, PENS menjadi rekanan terpercaya Japan Industrial Cooperation Agency (JICA) sejak tahun 1990.

Pada tanggal 15 Februari 2003, Mohammad Nuh dikukuhkan sebagai rektor ITS. Pada tahun yang sama, Nuh dikukuhkan sebagai guru besar (profesor) bidang ilmu Digital Control System dengan spesialisasi Sistem Rekayasa Biomedika. Ia adalah rektor termuda dalam sejarah ITS, yakni berusia 42 tahun saat menjabat. Semasa menjabat sebagai rektor, ia menulis buku berjudul Startegi dan Arah Kebijakan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (disingkat Indonesia-SAKTI).

Selain sebagai rektor, Mohammad Nuh juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jawa Timur,Pengerus PCNU Surabaya, Sekretaris Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya, Anggota Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya, serta Ketua Yayasan Pendidikan Al Islah Surabaya. Muhammad Nuh juga dikenal sebagai seorang Kiayi, sering memberi ceramah dan khutbah jumat di berbagai masjid di Surabaya dan dikenal sebagai Ulama.

1 komentar:

pemberitahuan mengatakan...

asallamualaikum..
saya mewakili orang2 yang bernasip sama seperti saya yang memiliki semangat belajar tinggi..

akan tetapi kenapa hanya gara2 perbedaan status ijazah kami para lulusan paket C tidak diijinkan untuk mengikuti ujian snmptn untuk masuk perguruan tinggi negri,,padahal kebanyakan lulusan paket C adalah orang2 yang bersungguh2 menuntut ilmu,, dan mengapa kami justru dianjurkan untuk mengikuti jalur reguler dimana jalur tersebut lebih mementingkan masalah materi.
padahal kami lulusan paket C kebanyakan adalah kalangan materi lemah..
demikian komentar saya agar dapat ditinjau untuk lebih dalam..
apabila ada kata2 yang kurang berkenan saya mengucapkan maaf yang sebesar2nya.
dan sebelumnya saya mengucapkan terima kasih.

hormat saya mewakili orang2 seperti saya.


gembel auk