Oleh Suyatno
Inovasi harus tiada berhenti bagi seorang guru yang selalu maju meski berada dalam kondisi apapun. Itulah yang diharapkan dalam dunia persekolahan sehingga siswa dapat mengeluarkan potensi supernya yang membawa ke dunia kecerdasan yang sesungguhnya.
Salah satu inovasi itu adalah penggunaan teknik pembelajaran yang beraneka ragam berdasarkan metode atau prosedur yang berdimensi pendekatan tertentu. Teknik sate gambar dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran dengan metode apapun. Bagaimana sebenarnya teknik sate gambar itu?
Sate adalah potongan daging yang ditusuk oleh sebatang lidi, stick, bambu potongan kecil, gagang, atau apa saja namanya. Kata "Sate" merujuk pada gagang bukan pada yang ditusuk. Dengan demikian, ada sate kerang, sate kambing, sate tahu, sate usus, dan lainnya. Nah, sate gambar adalah gambar sesuatu yang diberi gagang sehingga dapat dipegang dalam jarak dekat dan mudah digeser dan digerakkan. Masih ingat wayang? Seperti itulah kira-kira sate gambar.
Untuk pembelajaran apa saja, sate gambar dapat diterapkan. Misalnya, guru Geografi akan mengenalkan peta Indonesia tidak perlu menunjuk peta di papan secara klasikal. Guru itu dapat menggunting gambar pulau dari atlas kemudian ditempel di karton agar keras dan awet kemudian diberi gagang. Murid akan memegang sate gambar satu per satu berdasarkan pulau di Indonesia. murid tersebut lalu mengidentifikasi gambar pulau dan menyampaikan hasil identifikasinya ke kelompok atau kelas.
Begitu pulau, guru biologi saat membelajarkan organ tubuh dapat menggunakan sate gambar organ tubuh untuk memperjelas pemahaman. Murid diberikan sate organ jantung, murid lain sate organ paru-paru, yang lain sate orhan usus. Murid mengidentifikasikan isi gambar dalam sate itu kemudian menyampaikan hasilnya. Lalu, murid satu bertemu dengan murid lain dalam kelompok untuk mengurutkan gambar berdasarkan susunan organ tubuh manusia. Contohnya, pemegang sate organ jantung bertemu dengan pemegang sate parau-paru, usus, ginjal, lambung, empedu, dan seterusnya. Dalam kelompok, mereka menghubungkan antarorgan itu.
Dalam teknik sate gambar ini, guru dapat menggunakan metode apa saja asal sesuai dengan sintaksnya. Kalau guru menggunakan metode CTL, cara penggunaannya sebagai berikut. Pertama, murid mendapatkan sate gambar sebagai model yang akan dicermati. Kedua, murid membentuk kelompok untuk menyatukan susunan organ tubuh dari aneka sate organ itu. Ketiga, murid berdiskusi tentang ciri, fungsi, prinsip kerja organ sebagai aplikasi konstruktivistik. Keempat, murid bertanya jawab berkaitan dengan susunan organ tubuh. Kelima, siswa menyimpulkan hasil diskusi dan melaporkan ke dalam kelas sebagai wujud inkuiri. Keenam, guru melakukan penilaian autentik atas hasil kerja siswa. Ketujuh, murid merefleksikan pembelajaran yang telah berlangsung.
Begitu pula, metode kuantum dengan urutan TANDUR atau metode yang lain.
Murid secara induktif membangun konsep dari fakta yang ada. Guru tidak perlu ceramah tentang organ tubuh dan murid akan memahami dengan kuat. Selamat mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar