Senin, 26 Oktober 2009

Guru di Mata Mbok Siti (61)

Baru kali ini, aku tahu anak ayam keluar dari cangkang telur untuk menetas dan menghirup udara segar. Mbok Siti bergegas mengumpulkan anak-anak ayam sambil menempatkan induknya di dekat anak-anak itu. Sementara, wadah lama tempat mengerami telur segera dijemur karena penuh dengan kutu ayam yang konon gatal rasanya.

Dengan cepat anak-anak ayam itu berdiri dan berjalan mengikuti induknya. "Mbok, mengapa anak ayam itu dapat dengan cepat berdiri dan mematuk makanan yang ditunjukkan induknya?", tanyaku pelan.

"Anak ayam dapat cepat berdiri karena mempunyai kemauan tinggi untuk segera menghidupi dirinya", ujar Mbok Siti. Andai anak ayam itu duduk saja tentu tidak akan lama hidup di dunia ini.

"Guru yang baik tentunya juga harus segera mempunyai kemauan tinggi", kata Mbok Siti. Dengan begitu, guru tersebut akan segera dapat membangun dirinya. Guru tidak boleh bermalas-malasan hanya dengan berpangku tangan menekuk kaki di belakang meja.

"Dia harus punya keinginan yang kuat", tambah Mbok Siti yang sangat sederhana itu. Jadi, guru bagus tidak ditentukan oleh lokasi sekolah di kota atau desa. Meski di desa, asalkan dia mempunyai kemauan tinggi, mau belajar, dan terus mengisi gelas pengalamannya, dia akan menjadi guru hebat.

Tidak ada komentar: