Senin, 05 Mei 2008

Sampai Kapan Guru Dibelenggu?


Oleh Suyatno

Rasanya, sampai saat ini guru di Indonesia belum merdeka atas jatidiri dan kinerjanya. Guru terlalu banyak dijajah oleh kepentingan di luar batas kenormalan tugas guru. Andai saja, guru mampu memerdekakan diri akan terjadi kedahsyatan peran yang berdampak pada kualitas siswanya. Sistem pembinaan guru telah mebuat guru menderita karena lepas dari hakikat seorang guru sejati.

Di altar tugasnya, guru banyak dibebani syarat kedinasan dan administrasi oleh penguasa setempat. Guru yang bergumul dengan siswanya sepanjang tahun pelajaran dilarang mengevaluasi siswa sendiri ketika siswa tersebut akan lulus dari sekolah tertentu. Guru hanya diperbolehkan mengawasi siswa dalam bentuk program kebesaran yang bernama UAN. Guru dimiskinkan peran tugasnya dari masalah kebijakan perkembangan siswanya.

Banyak guru mengeluh karena ditugasi acara seremonial penguasa karena kadang tugas itu meninggalkan perjumpaannya dengan siswa. Guru teramat sering untuk memformat siswanya agar lulus UAN meski jalan menyimpang digunakannya. Guru dibebani masalah administrasi yang rumit sehingga mengganggu jam kerjanya. Guru hanya diperbolehkan menerima kesejahteraan apa adanya tanpa boleh menuntut.

Cobalah guru diberi kemerdekaan untuk menentukan menu pembelajaran berdasarkan karakteristik siswanya asalkan dapat dipertanggungjawabkan. Cobalah guru diberi hak penuh untuk mengevaluasi siswa dengan benar. Guru perlu merdeka dari tekanan manapun dalam aspek akademisnya.

Guru, rasanya, masih dibelenggu oleh sistem dan pola pikirnya sendiri. Banyak guru yang terjebak pada rutinitas dan pembelajaran klise karena dengan pembelajaran seperti itu mendatangkan rasa aman. Jadilah guru merdeka.

Tidak ada komentar: