Jumat, 30 Mei 2008

Guru Surabaya di Ujung 715 Tahun


Oleh Suyatno

Guru Surabaya di ujung tahun 715 saat Surabaya menembakkan konsep tahun kelahirannya, masih saja seperti tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, guru Surabaya sama dengan guru di tahun-tahun lama yang telah tertimbun arus Kalimas. Betapa tidak. Guru Surabaya masih menampakkan gaya mengajar yang statis, Konvensional, tidak terarah, dan mencari sendiri.

Kalau ada pelatihan untuk guru di Surabaya, itu pasti pelatihan kelas sangat besar dan sehari meskipun di laporan ditulis beberapa hari. Itu jika Dinas Pendidikan yang mengadakan. Lalu, kelompok-kelompok kecil mengadakan sendiri atas inisiatif sendiri. KKG sebuah kecamatan dengan uang sendiri mengadakan sendiri. MGMP SMP atau SMA mengadakan sendiri dengan uang sendiri. Dinas Pendidikan tidak akan pernah tahu.

Untuk itu, tidaklah dapat dipandang bahwa guru Surabaya telah terkapasitasi pembelajaran inovatif kecuali yang berinisiatif. Hasilnya, jika diadakan tes kompetensi guru, hasilnya, sebagian besar di bawah ketentuan standar. Jika ditanya, guru-guru Surabaya pasti merasakan bahwa mereka tidak pernah disentuh oleh dinasnya.

"Wah, layanan di kantor dinas payah, mau urus berkas awal untuk sertifikasi saja harus menunggu petugas yang asyik mengutak-atik tustel pribadinya", ujar seorang guru dengan nada kecewa. "Banyak surat untuk kita yang dibertahukan mendadak", kata seorang bapak yang terlambat mengikuti diklat karena pengumuman dari dinas juga terlambat.

Surabaya di usia 715 memang gagah dalam sejarah tetapi lumpuh dalam kenyataan. Dari tahun ke tahun, jumlah siswa yang tidak tertampung di negeri sangat banyak namun tidak juga ada tambahan sekolah baru yang meminimalkan tradisi membludak itu. Tiap hari ada berita pembaharuan di koran tentang pendidikan di Surabaya namun realitasnya sangat tergopoh-gopoh penuh kepalsuan. Aduh, Surabayaku, bangkitlah dengan jiwa sejarahmu.

Tradisi seolah-olah, jalan pintas, dan asal ada berita mungkin telah menulang sehingga susah untuk dicari ujungnya. Nah, Pak Bambang, selamat berultah ke-715 ya. Semoga Surabaya yang Anda pimpin bergairah dengan apa adanya, tulus, dan jujur. Pendidikan di pundakmu perlu dibongkar habis untuk diarahkan ke kualitas.

Tidak ada komentar: