Oleh Suyatno
Bila seorang ibu mencuci pakaian, marilah diperhatikan dengan seksama. Ibu itu pasti akan melihat dahulu jenis kotoran yang melekat di pakaian. Ilmu identifikasi jenis noda, jenis kain, dan ragam warna akan dilaksanakan dengan baik agar tidak terjadi kerusakan. Pakaian yang sangat kotor akan diperlakukan berbeda dengan pakaian yang tidak seberapa kotor. Pakaian kotor itu akan direndam agak lama, disikat berkali-kali, dan bahkan dikucek entah berapa kali. Sedangkan, pakaian yang hanya kotor sedikit cukup dikucek sebentar kemudian dibilas.
Mengajar dengan baik tentunya dapat melalui penggunaan ilmu mencuci pakaian. Siswa yang akan menempuh mata pelajaran kita, perlu didentifikasi dengan baik karakteristik kognisi, afektif, psikomotor, kecerdasan, dan empatinya. Siswa yang dianggap sangat terbelakang akan diperlakukan beda atau disentuh berbeda dengan siswa yang agak "kotor". Begitulah seterusnya.
Satu persatu siswa perlu dilihat dengan seksama seperti seorang ibu mencuci pakaian yang memperhatikan potong demi potong pakaian yang dicuci. Kemudian, tiap siswa dijaga perkembangan pribadinya dan diarahkan ke perubahan diri dengan rpinsip dari belum pandai menjadi pandai, dari konkret ke abstrak, dari sederhana ke kompleks, dari dekat ke yang jauh.
Seorang ibu yang mencuci tidak akan pernah cukup jika hanya sebatas disabun dan disikat. Ibu itu pasti akan membilas pertama dan kedua sehingga pakaian dipastikan jauh dari noda. Begitu pula, guru perlu melakukan pembilasan melalui proses yang berulang dengan harapan siswa dapat paham. Tujuan mencuci adalah bagaimana pakaian dapat dipakai kembali setelah disetrika. Orang yang memakai baju yang disetrikan akan tampak percaya diri.
Begitu pula, layanan siswa harus sampai pada tarap anak percaya diri. Guru tidak sekadar mencuci tetapi sampai pada pengeringan dan penghalusan melalui setrika. Maksudnya, tumbuhkan percaya diri siswa melalui kegiatan yang dilaksanakan baik di kelas maupun di luar kelas.
Ibu yang mencuci pakaian pastilah bekerja dengan total dari kucek sampai setrika dan dipakai kembali pakaian tersebut. Begitu pula, guru terhadap siswanya perlu bertindak total dari mengenali karakteristik siswa sampai pada perwujudan prestasi siswa melalui berbagai penyelenggaraan lomba prestasi siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar