Oleh Suyatno
Seringkah ketika Anda mengajar, Anda menggeleng-gelengkan kepala, tersenyum, tangan mengepal, mengangguk, kaki digoytang-goyangkan, dan sebagainya? Pasti, Guru sering melakukan gerak tubuh seperti itu. Nah, gerak tubuh itu dikatakan juga sebagai bahasa tubuh karena memberikan pesan dan mempengaruhi orang lain yang melihat Anda. Sadarkah Anda?
Keberhasilan mengajar tidak hanya dipengaruhi oleh keahlian berbicara atau prestasi semata, tapi juga dipengaruhi bahasa tubuh guru. Bahasa tubuh yang tepat bisa menjadi golden ticket Anda menuju kesuksesan karier.
Anda mungkin sering menemui guru yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, namun tak mengalami peningkatan karier yang signifikan. Apa sih, yang salah? Jangan dulu berpikir kepala sekolah pilih kasih. Ia mungkin lebih pintar dari rekan yang lain, tapi bahasa tubuhnya tidak menunjukkan hal itu. Cara mempresentasikan diri dapat menentukan karier Anda.
Menurut para ahli, gerakan nonverbal lebih penting daripada kata-kata verbal. Ketika orang lain meragukan ucapan, dia akan menilai bahasa tubuh Anda. Komunikasi nonverbal dinilai lebih ekspresif, jujur dan akurat daripada komunikasi verbal. Jadi, bagaimana agar bahasa tubuh Anda memesona?
POSISI BERHADAPAN
Kalau Anda hanya berbicara berdua dengan atasan, maka posisi duduk berhadapan adalah sikap yang baik. Namun, kalau Anda memimpin rapat atau berbicara di depan orang banyak, berdiri akan lebih baik daripada duduk. Berbicara sambil berdiri mengesankan Anda lebih berwibawa dan menguasai keadaan. Sedangkan sikap duduk terus-menerus menunjukkan sikap yang defensif dan pribadi yang kurang semangat.
JARAK AMAN
Tiap orang memiliki zona nyamannya sendiri. Ketika berhadapan dengan lawan bicara, jangan mencondongkan badan berlebihan karena akan terkesan agresif. Saat menekankan poin penting, tunjukkan posisi santai, tapi kontak mata tetap terjaga dan gestur tubuh ekspresif. Jangan terlalu bersandar atau terus-menerus melihat ke bawah, karena bisa ditafsirkan siswa bahwa Anda kurang percaya diri.
TERKENDALI
Usahakan menatap setiap siswa dengan penuh perhatian. Tataplah mata mereka satu per satu selama beberapa detik. Jika lawan bicara merasa diperhatikan, secara otomatis mereka akan balik memperhatikan. Kendalikan nada dan cara bicara, jangan terlalu monoton dan datar agar lawan bicara tidak bosan. Tapi jangan pula terlalu berapi-api. Anda bukan sedang berpidato, lho. Siswa juga akan sulit mencerna isi pembelajaran yang Anda sajikan.
Bicaralah dengan santai, jangan terlalu pelan dan halus dan menggunakan terlalu banyak "ah" atau "uh" sehingga rasa gugup jelas terlihat. Hindari kalimat yang tumpang tindih karena menandakan Anda pribadi yang kurang well-organized.
BERI PERHATIAN
Saat Anda sedang dalam posisi mendengarkan, jangan mengetuk-ngetukkan jari, menggaruk-garuk kepala, menggigit kuku atau menatap ke sana kemari. Sikap seperti itu menunjukkan suasana hati yang sedang gelisah atau tegang. Tampilkan kesan Anda sedang menyimak dan memerhatikan perkataannya dengan cara menimpali dan mengatakan "he-eh", mengangguk, mencondongkan tubuh ke arah mereka, tersenyum atau mengikuti emosi lawan bicara, serta melakukan kontak mata.
EKSPRESI WAJAH
Selaraskan ekspresi muka dengan pembicaraan. Tersenyumlah saat mengatakan sesuatu yang lucu dan tetap jaga kontak mata. Pembicaraan pasti akan terjalin lebih hangat. Lawan akan menilai Anda sebagai pribadi yang hangat, terbuka dan jujur.
POSTUR DAN GESTUR
Meski tidak mengatakan apa pun, dari postur dan gestur mereka dapat menilai Anda. Orang yang meletakkan kaki di atas meja atau menyilangkan tangan di belakang kepala menandakan mereka terlalu percaya diri atau superior. Sebaiknya Anda rileks dan jangan kaku.
Sikap tubuh yang terbuka menunjukkan kejujuran dan kredibilitas. Sedangkan menutup mulut dan melipat tangan di depan perut menunjukkan kesan menutup diri dan melindungi diri dari sesuatu yang salah. Gestur yang sebaiknya juga tidak diperlihatkan adalah bertopang dagu dan menguap. Sebab, Anda akan dinilai tidak bersemangat, tidak antusias, dan malas bertindak.
KOSTUM TEPAT
Pakaian yang dikenakan merupakan impresi pertama dari kepribadian seseorang. Busana yang Anda kenakan menandakan sejauh mana Anda melihat dan menghargai diri sendiri. Kenakan pakaian sesuai dengan kesempatan. Jika bertemu klien, pilih pakaian yang mengesankan profesional. Hindari mngenakan pakaian berbahan panas, ukuran yang kedodoran atau terlalu sempit. Sebab, bahasa tubuh Anda akan menunjukkan bahwa Anda sedang merasa tidak nyaman.
Bagaimana, sudah tahu kan, bagaimana berbahasa tubuh yang tepat? (dramu dari kompas.com/diakses 28 Mei 2008)
1 komentar:
Tapi jangan salah juga, banyak yang pintar dalam bahasa tubuh, tapi isinya tidak ada sama sekali. Yang baik, kemampuan dalam keilmuan, juga diimbangi dengan behasa tubuh yang baik pula.
Salam!
www.kritiksastra.blogspot.com
Posting Komentar