Rabu, 02 April 2008

Penelitian Tindakan Kelas Memang untuk Guru


Suyatno

Setakat ini, banyak guru pusing menghadapi penelitian tindakan kelas (PTK)karena sebelumnya tidak pernah melakukannya. Apalagi, saat ini, dalam portofolio dan syarat kenaikan pangkat dari IIIC ke IVA atau dari IVA KE IVB, PTK menjadi barang wajib untuk ditunjukkan. Kebingungan itu memuncak ketika sahabat guru di lingkungan kerja mereka juga tidak tahu-menahu tentang PTK.
Mengapa harus pusing? PTK itu bukan penelitian umum yang harus ada statistik, sampling, uji kebenaran, dan uji teori. PTK merupakan catatan tindakan yang dilakukan di kelas dalam rangka perbaikan mengajar. Resep kata kuncinya adalah UMOS, Upaya, Meningkatkan, Obat, Siswa. Dalam PTK harus ada upaya yang tercermin dalam perencanaan, observasi, tindakan, dan refeksi untuk memperbaiki atau meningkatkan permasalahan pembelajaran dengan obat untuk prestasi siswa. PTK merupakan penelitian langsung di kelas yang dicatat berdasarkan proses yang terjadi sedangkan penelitian umum berada di belakang meja dengan menganalisis data.
Pelaksanaan PTK terangkai dalam beberapa siklus untuk mengetahui perubahan peningkatan dan uji kehandalan obat dalam meningkatkan prestasi siswa. Siklus I biasanya untuk melihat kondisi awal pembelajaran. Ibarat dokter, dalam siklus I, observasi kondisi awal untuk diagnosis selanjutnya dilakukan. Hasil diagnosis direfleksikan dengan rinci dan terfokus dalam siklus I sebagai bahan perencanaan, observasi, dan tindakan siklus II. Begitulah seterusnya.
Pernahkah guru mengajar sambil membawa RPP di dalam kelas? Jika pernah, cobalah dalam tahapan RPP diperhatikan kemudian ada langkah yang tidak terlaksana atau menyimpang dilaukan pecatatan untuk RPP berikutnya. Tindakan semacam itu merupakan awal dari pelaksanaan PTK.
Guru yang mengajarnya tanpa RPP, statis, pasif, dan bergaya sama dari tahun ke tahun akan mengalami kesulitan dalam PTK karena mereka menganggap dalam pembelajarannya tidak ada masalah. Padahal, PTK selalu berangkat dari masalah pembelajaran di kelas. Masalah pembelajaran biasanya bersumber dari cara mengajar guru, proses pembelajaran, kondisi siswa, penggunaan media, dan kemasan materi.
Judul yang biasanya dipakai dalam PTK adalah
1. Upaya Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas VIIA SMPN 12 Langitpitu dalam Kemampuan Menyimak Melalui Permainan BISIK Berantai
2. Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Rumus ABC Siswa Kelas VIIIG SMPN Jaraktunda melalui Kartu Soal
Yang paling penting dalam PTK adalah keberanian mencoba kemudian tidak segan bertanya kepada yang pernah melakukan atau kepada ahlinya. Selamat mencoba.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Sebelum meningkatkan prestasi siswa, tingkatkan dulu prestasi diri. Ingat! orang lain tidak menilai dari apa yang di dengar, tapi apa yang dilihat. Jadi, sudah saatnya guru mengadakan PTK (Penelitian Tindakan Kepribadian).

Anonim mengatakan...

Aku berkomentar, karna itu aku ada!

Baskoro Adi Prayitno mengatakan...

Ikutan Pak..boleh…khan..
Ngomong-ngomong tentang PTK memang menarik…
Tetapi tetap harus hati-hati dalam menyikapi temuan PTK, Bagaimanapun temuan PTK jelas tidak Ilmiah. untuk perbaikan praktis pembelajaran di dalam kelas OK, tetapi untuk pengembangan ilmu ‘tunggu dulu’. Apa alasan temuan PTK tidak ilmiah, tentu saja tidak cukup saya jelaskan lewat kolom komentar ini, kita bisa diskusi lebih lanjut lewat email: baskoroadiprayitno@yahoo.com atau baskoro1.blogspot.com

Terimakasih
MAJULAH PENDIDIKAN INDONESIA….!!!!

selamat datang mengatakan...

Ya, guru membutuhkan PTK untuk melihat keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Biasanya para guru malas untuk menulis PTK atau bahkan tidak tahu langkah-langkah yang harus dilalui untuk membuat PTK. Kapan Magetan ada pelatihan PTK