Minggu, 27 Apr 2008, Jawa Pos,
SURABAYA - Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya kembali menghelat semiloka pendidikan bagi guru. Setelah guru SMA digarap di Universitas Adi Buana pekan lalu, kemarin (26/4) giliran guru SMP dilatih metode bermakna di SD Al Hikmah.
Sebanyak 438 guru SMP negeri dan swasta se-Surabaya dicerahkan menuju pengajaran yang tak terlupakan. "Setiap guru harus memiliki kekhasan saat mengajar sebuah materi pelajaran. Sehingga siswa dapat mengingatnya terus," kata Drs Suyatno MPd, narasumber dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Sesuai dengan program Dispendik, dalam semiloka tindak lanjut bersama Jawa Pos tersebut, target yang dikejar adalah menumbuhkan perspektif baru bagi guru dalam mengajar.
Menurut Suyatno, selama ini masih banyak guru yang mengajarkan pelajaran dengan cara konvesional. Misalnya, hanya duduk di depan dan membaca buku. "Atau juga guru yang galak dan statis," ujar ketua Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa itu.
Nah, kata dia, bagaimana siswa dapat tertarik untuk belajar dan mengingat setiap materi yang diberikan apabila pembelajaran yang disampaikan guru membosankan? Itulah penekanan yang disampaikan Suyatno kepada seluruh peserta.
Dia lantas berbagi pelajaran. Agar pembelajaran lebih bermakna dan materi dapat bertahan lama di memori siswa, harus ada pemantik. Salah satunya adalah lewat metode baru atau bahkan atribut yang digunakan.
Metode yang dimaksud adalah cara transfer ilmu yang tidak konvensional. Misalnya, lewat bermain bola. "Guru menerangkan dari belakang. Bagaimana guru bisa membuat kenangan khusus saat pelajaran berlangsung sehingga siswa selalu mengingat," tegasnya.
Para guru yang hadir bersemangat mendengarkan paparan Suyatno. Apalagi ketika dia memutarkan contoh-contoh pembelajaran yang bermakna dan tak bermakna.
Guru bahasa Inggris SMPN 12 Sayida Dina mengaku beruntung dapat mengikuti semiloka tersebut. "Sebetulnya, sudah ada beberapa hal yang saya lakukan juga. Tetapi, setelah mengikuti semiloka ini, bisa up-date pengetahuan," tuturnya.
"Kalau ada kesalahan, juga bisa langsung diperbaiki biar lebih mawas diri," lanjutnya.
Ketua Pelaksana Edy Hartolo Rayes menjelaskan, semiloka pendidikan itu dibagi ke dalam dua sesi. Yakni, sesi pemaparan oleh narasumber, Suyatno dan Joko A.W. (Unipa), serta sesi parktik. Dalam kegiatan tersebut, peserta dikumpulkan per rayon untuk melakukan diskusi langsung dan diminta menyusun metode pembelajaran bermakna. (ara/hud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar