Oleh Suyatno
Zona aman adalah kawasan yang dinyatakan tidak ada bahaya, aman, dan bergerak secara nyaman karena tidak ada tantangan, gangguan, hambatan, dan marabahaya. Orang yang berada di zona aman biasanya merasakan kenyamanan, kedamaian, dan kenikmatan yang terus menerus akibat perbuatan yang bersifat statis, dari itu ke itu, dan tanpa perubahan. Menurut orang zona aman, berubah berarti mendapatkan tantangan dan memerlukan pemikiran. Dengan begitu, berubah merupakan sesuatu yang tidak aman karena pasti akan muncul gangguan.
Ketika seorang guru merasakan bahwa gaya mengajar saat ini sama dengan sepuluh tahun lalu saat dia menjadi guru pertama kali dapatdikatakn sebagai guru zona aman. Guru tersebut dapat dikatakan statis, tidak ada perubahan, merasa nyaman dalam kondisi yang ada, dan tidak mau hal baru karena dianggap akan mengganggu pikiran, tenaga dan dana. Yang ada dalam pikirannya adalah sesuatu yang tetap dan biasa dijalani. Guru zona aman merasakan bahwa keberhasilan adalah kebiasaan yang terus-menerus dilakukan.
Menurut pandangannya, keberhasilan kemarin adalah keberhasilan hari ini dan masa mendatang.
Guru zona aman tidak akan pernah peduli dengan perubahan yang terjadi meskipun usia dan fisik juga turut berubah. Keluar dari zona aman berarti sebuah permasalahan yang justru akan mengganggu rasa nyaman dan bahagia saat ini. Baginya, jalan terbaik adalah jalan untuk meneruskan gaya yang sudah melekat dalam pembelajaran selama ini. Dia tidak akan peduli dengan teman lain yang telah berubah demi pembelajaran dan prestasi siswa. Menurutnya, dengan gaya statis saja siswa sudah dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya. Perubahan tidak terjadi dan tidak menghinggapinya.
Hal itu berbeda dengan guru dinamis yang selalu berubah sejalan dengan perubahan zaman. Bagi guru dinamis, kondisi statis akan merusak perkembangan pembelajarannya. Guru yang demikian itu berlandaskan masa depan, gaya berpikir otak kanan, dan proses yang senatiasa berubah. Perubahan adalah jalan yang terbaik bagi siswa yang penuh dengan warna kreativitas itu. Itulah pernyataan yang selalu dipegang guru dinamis.
Kalau guru zona aman bergerak dengan gaya berpikir otak kiri yang bercirikan statis, linear, terstruktur, dan takut salah, guru dinamis bercirikan berpikir dengan otak kanan yang lateral, dinamis, selalu berubah, dan berani menerima tantangan.
Kondisi saat ini menuntuk kreativitas dan inovasi guru dalam mengajar di kelas karena siswa mengalami perubahan kondisi. Lihat saja. Siswa saat ini telah dirasuki dunia elektronis yang menjebak mereka juga harus berdimensi elektronis. Untuk itu, guru juga harus berorientasi terhadap pola siswa yang demikian itu. Jalan yang terbaik bagi pembelajaran saat ini adalah jalan yang bernuansa dinamis. Guru harus senantiasa memperbarui gaya mengajarnya sehingga siswa semakin tertarik, termotivasi, dan tergugah jiwa belajarnya.
Oleh karena itu, mau tidak mau, guru harus keluar dari zona amannya. Guru senantiasa mengubah paradigma berpikir dari gaya statis ke gaya dinamis. Guru, keluarlah dari zona aman agar dunia semakin terang disingkap oleh siswanya.
Banyak jalan menuju Roma, banyak cara untuk menjadi guru dinamis. Ingat bahwa justru zona aman akan menjadi tidak aman ketika yang lainnya berubah. Cara untuk keluar dari zona aman adalah (1) kuatkan hati dan pikiran bahwa dunia sudah berubah, (2) tanamkan dalam pikiran bahwa semua orang mampu keluar dari zona aman asalkan ada komitmen kuat dari dalam diri, (3) cobalah sedikit demi sedikit memikirkan gaya mengajar yang perlu diperbaiki, (4) ajaklah teman lain berdiskusi tentang gaya mengajar saat ini, (5) cobalah siswa diminta untuk mengomentari gaya mengajar, (6) perbanyak membaca dan melek elektronis, (7) datangilah pertemuan guru-guru yang berbicara tentang masa depan, dan (8) yakinlah bahwa guru dapat bergaya mengajar dinamis. Guru, keluarlah dari zona aman mumpung hidup masih hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar