Sabtu, 19 April 2008

Kartini, Sang Guru Hebat


Oleh Suyatno

Guru biasa menjelaskan, guru baik mendemontrasikan, dan guru hebat menginspirasikan. Kartini termasuk guru segalanya karena mampu menjelaskan ke pihak luar tembok tentang narasi kehidupan masyarakatnya. Dia juga mampu mendemontasikan diri ke dalam kehidupan senyatanya sebagai seorang anak bupati dan istri pejabat. Kemudian, dia merupakan guru hebat karena mampu menginspirasikan kaumnya untuk terus berkembang bersama waktu.

Lalu, mengapa inspirasi kartini hanya ditangkap sebagai sanggul dan konde bagi anak-anak perempuan yang bersekolah? Sanggul dan konde boleh saja untuk mengenal simbol kekartinian hanya saja perlu diperdalam dan diperluas maknanya dengan banyak diskusi tentang gagasan Kartini lainnya. Perlu kajian tentang inspirasi Kartini. Perlu dorongan kekuatan untuk masuk ke relung filsafati Kartini.

Nah, Hari Kartini tahun 2008 ini merupakan tahun penguak jejak yang mendalam tentang bagaimana kiprah Kartini. Banyak inspirasi Kartini seperti berikut yang memberikan kesan mendalam bagi kita.

Setelah membaca surat-surat Kartini, di antaranya yang ditujukan kepada Estelle Zeehandelaar saat dia berusia 20 dan 21 tahun, di tahun 1899 dan 1990, mungkin Anda pun akan berkomentar

"Dia begitu gundah sebagai pribumi dan perempuan"

Orang-orang Belanda itu mentertawakan dan mengejek kebodohan kami, tapi kami berusaha maju, kemudian mereka mengambil sikap menantang terhadap kami. Aduhai! Betapa banyaknya duka-cita dahulu semasa masih kanak-kanak di sekolah.
(Kartini, 21 thn, menulis kepada Estelle 12 Januari 1900)

Kasihan benar orang-orangtua yang bernasib buruk mempunyai anak-anak perempuan seperti kami. Kami berharap dan berdoa, panjanglah usianya hendaknya, dan semoga kelak mereka bangga pada kami, sekalipun kami tiada kan berjalan di bawah payung keemasan yang berkilauan. (Kartini, 20 thn, menulis kepada Estelle Zeehandelaar, 25 Mei 1899)


Ia begitu semangat belajar, dan ia tahu, bahwa tiada batasnya banyaknya yang dapat dipelajarinya di luar yang dapat dipelajarinya di sekolah rendah. Ia seorang yang gila hormat; di dalam hal “kecakapan” dia tidak mau kalah dari kawan-kawannya kulit putih, yang berangkat ke Eropa; atau dari abang-abangnya, yang mengunjungi sekolah HBS.
(Kartini, 20 thn, menulis kepada Estelle Zeehandelaar, 6 November 1899)


"Penghaayatnnya tentang sastra ... hmmm"

Pikiran adalah puisi, pelaksanannya adalah seni! Tapi di mana bisa ada seni tanpa puisi? Segala yang baik, yang luhur, yang keramat, pendeknya segala yang indah di dalam hidup ini, adalah puisi!
(Surat Kartini dengan tahun tak dikenal tanggal 2 April)


"Dia seorang spiritualis"

Aku adalah seorang Muslimat karena leluhurku beragama Islam. Bagaimana mungkin aku bisa mencintai agamaku, kalau aku tidak mengenalnya? Tidak boleh mengetahuinya?
(Surat kepada Estelle Zeehandelaar, 6 November 1899)


"Dia pun sudah memikirkan kesehatan masyarakat"

Di bumi Jawa atau di seluruh Hindia hanya terdapat kira-kira 20.000 bidan, dan 30.000 bayi yang baru dilahirkan terpaksa tewas karena kurang mendapat pertolongan kedokteran.
(Surat kepada Estelle Zeehandelaar, 6 November 1899)

Akhirnya, kita pun akan mengatakan, "Pemikiran Kartini lebih luas daripada keempat tembok yang mengungkungnya." Jadi, sayang sekali jika guru penerus Kartini tidak pernah berkorespondensi dengan siapapun. Sebaiknya, guru juga perlu berkomunikasi dengan orang lain untuk menguatkan jati diri sebagai guru.



Pada zamannya, Kartini sangat terbuka alam pikirnya untuk berkomunikasi dengan orang lain untuk memformulasikan konsep hidupnya. Nah, guru saat ini mengapa tidak kuat dalam berkomunikasi? Marilah kita lihat surat Kartini lainnya.

SURAT KEPADA STELLA(tertanggal 18 Agustus 1899)
"Sesungguhnya adat sopan santun kami orang Jawa amatlah rumit. Adikku hrs merangkak, bila hendak berlalu dihadapanku. kalau adikku duduk di kursi, saat aku lalu, hrslah ia turun duduk di tanah dengan menundukkan kepala sampai aku tak terlihat lagi. Mereka hanya boleh menegurku dgn bahasa kromo inggil. Tiap kalimat haruslah diakhiri dgn "sembah". Berdiri bulu kuduk, bila kita berada dlm lingkungan keluarga Bumiputera yg ningrat. Bercakap-cakap dgn orang lain yg lebih tinggi derajatnya haruslah perlahan-lahan, jalannya langkah-langkah pendek-pendek, gerakannya lambat-lambat spt siput. Bila berjalan cepat dicaci orang, disebut sbg kuda liar. Peduli apa aku dgn segala tata cara itu.....Segala peraturan itu buatan manusia dan menyiksa diriku saja. Kamu tdk dapat membayangkan bagaimana rumitnya etiket keningratan di dunia Jawa itu....

Tapi sekarang mulai dgn aku, antara kami (kartini, Roekmini dan Kardinah) tdk ada tatacara itu lagi. Perasaan kami sendirilah yg akan menunjukkan atau menentukan sampai batas mana cara Liberal itu boleh dijalankan.

Bagi saya hanya ada dua macam keningratan, keningratan pikiran (fikroh), dan keningratan budi (akhlaq). Tdk ada manusia yg lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya daripada melihat org membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sdh beramal sholeh org yg bergelar macam Graaf atau Baron..? Tidaklah dapat dimengerti oleh pikiranku yg picik ini,.."

Sebelum kita melanjutkan surat-surat Kartini yg lain ada baiknya kita melihat sahabat pena Kartini yg merupakan musuh-musuh dlm selimut yg berusaha mempengaruhi Kartini dgn cara dan pahamnya masing-masing.

Mereka itu adalah :

1. Mr. J.H Abendanon
Datang ke Hindia tahun 1900. Ditus oleh pemerintah Belanda utk melaksanakan politik Ethis. Tugasnya adalah sbg Direktur Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan. Karena masih baru ia meminta nasehat teman sehaluan politiknya yaitu Snouck Hurgronje. Snouck memiliki konsepsi politik Asosiasi, menurutnya memasukkan peradaban BArat dlm masyarakat pribumi adalah cara yg paling ampuh utk membendung dan mengatasi Islam di Hindia Belanda. Tapi tdk mungkin mempengaruhi rakyat sebelum kaum ningratnya dibaratkan akan semakin mudah membaratkan rakyat Bumi putera. Untuk itu maka langkah pertama yg hrs diambil adalah mencari orang-orang ningrat yg Islamnya tdk teguh lalu dibaratkan. Dan pilihan pertama adalah Kartini.

2. Annie Glassor
Seorang guru yg mempunyai akte bahasa dan mengajar secara privat bahasa Perancis kpd Kartini. Annie Glasser dikirim oleh Abendanon utk memata-matai dan mengikuti perkembangan Kartini. Melalui Annie Glasser-lah Abendanon mendidik, mempengaruhi dan menjatuhkan Kartini.

3. Stella (Estalle Zeehandelaar)

Sewaktu dlm masa pingitan ( + 4 tahun ) Kartini banyak membaca utk menghabiskan menghabiskan waktunya. Tetapi Kartini tdk puas mengikuti perkembangan pergerakan wanita di Eropa hanya melalui majalah & buku-buku. Krn ingin mengetahui keadaan sesungguhnya maka Kartini memasang iklan disebuah majalah negeri Belanda, yaitu Hollandsche Lelie. Dgn segera iklan itu disambut oleh Stella, wanita Yahudi anggota pergerakan Feminis di Belanda yg bersahabat karib dgn gembong Sosialis, Ir H. VAn Kol.

4. Ir H Van Kol
Pernah tinggal di Hindia Belanda selama 16 tahun. Ia berkenalan dgn Kartini dan berusaha memperjuangkan Kartini agar dpt pergi ke Belanda atas biaya pemerintah Tinggi Belanda. Tapi rupanya ada udang di balik batu. Ia berharap dpt mengajak Kartini ke Belanda sbg saksi hidup tentang kebobrokan pemerintah Hindia Belanda di tanah jajahan. Melalui Kartini, Van Kol ingin mengungkapkan penyelewengan yg dilakukan para pejabat Hindia Belanda. Sehingga partai Sosialis, tempatnya bercokol, dpt berkuasa di parlemen & menjatuhkan partai yg berkuasa.

5. Ny Van Kol (Nellie Van Kol)

Seorang penulis berpendirian humanis dan progresif. Org yg paling berperan mendangkalkan aqidah Islamiah Kartini. Pada mulanya ia bermaksud menjadikan Kartini sbg seorang Kristen tapi gagal. Mulanya ia berbuat seolah-olah sbg penolong yg mengangkat Kartini dari keadaan tdk mempedulikan agama menjadi penuh perhatian. Bahkan ia berhasil mengakhiri "Gerakan mogok sholat dan mogok ngaji" yang dilakukan Kartini.

Kita buka kembali beberapa cuplikan surat Kartini yg sedikit membuka siapa dan mau apa ia.
"...Orang kebanyakan meniru kebiasaan orang baik-baik, orang baik-baik itu meniru perbuatan orang yang lebih tinggi pula, dialah orang Eropa " (kepada Stella, 25 Mei 1899)

" Aku mau meneruskan pendidikan ke Holland, karena Holland akan menyiapkan aku lebih baik untuk tugas besar yg telah aku pilih ". (kepada Ny Ovinksoer, 1900)

" Sekarang kami merasakan badan kami lebih kokoh, segala sesuatu tampak lain sekarang. Sudah lama cahaya itu tumbuh dalam hati kami. Kami belum tahu waktu itu dan Ny Van Kol yg menyibak tabir yg tergantung dihadapan kami. Kami sangat berterimakasih kepadanya, " (kepada Ny Ovinksoer, 12 Juli 1902)

" Ny Van Kol banyak bercerita kepada kami tentang Yesus yg Tuan muliakan itu, tentang rasul-rasul Petrus dan Paulus, dan kami senang mendengar itu semua," (kepada Dr Adriani, 5 Juli 1902)

" Malaikat yg baik beterbangan disekeliling saya dan Bapak yg ada dilangit membantu saya dlm perjuangan saya dengan bapakku yg ada di dunia ini," (kepada Ny Ovink Soer, 12 Juli 1902)

2 komentar:

Cerpen.Sma mengatakan...

Pak, saya Ariesta Bagus P kelas PR 2004. blog saya yang baru www.cerpensma.blogspot.com. terima kasih, Pak!

mumtahanah mengatakan...

nah, lho...? nanggung neh ceritanya pak....... gmana endingny? bagaimana sebenarnya akhir dari pemikiran seorang kartini... ini seakan kartini bakal masuk kristen, akibat kebenciannya terhadap keningratan.