Oleh Suyatno
Sampai saat ini, membaca masih belum menjadi budaya kuat di kalangan manusia INdonesia. Meskipun, pertumbuhan penerbitan buku mengalami kemajuan pesat yang ditandai oleh banyaknya penerbitan yang berada jauh dari kota Jakarta. Budaya membaca masih sebatas untuk kalangan pembelajar di sekolah dan bangku kuliah. Budaya membaca itu mungkin saat ini mulai dikalahkan oleh budaya internetan dan sms.
KOndisi memprihatinkan itu tentu tidak boleh dibiarkan begitu saja bagi semua pihak, khususnya guru. Guru mempunyai peran sentral dalam memberikan motivasi kepada siswanya untuk gemar membaca sepanjang hidupnya. Di samping itu, orang tua juga harus memberikan motivasi kuat kepada anaknya untuk membaca.
Guru sebagai anutan siswa yang tiap hari bertemu meskipun hanya 5-6 jam sehari diharapkan mampu memberikan keteladanan membaca bagi siswa. Guru mengajak siswa untuk membaca dari buku yang ringan ke buku yang rumit. Membaca yang baik dengan kecepatan menyerap informasi juga perlu diajarkan dan dibiasakan di kalangan siswa.
Prinsip pendidikan berupa dari sederhana ke kompleks, dari dekat ke yang jauh, dari mudah ke yang sulit, dari konkret ke yang abstrak perlu diterapkan dalam pembiasaan membaca. Biarkan siswa membaca sesuai dengan seleranya. Namun, lambat laun harus digeser ke membaca sesuai dengan fokus dan topik yang ditentukan dengan target waktu tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar