Marina, seorang guru baru, mulai mengajar di sekolah baru dengan modal kependidikan yang baru pula. Tentu sungguh mengasyikkan kondisi tersebut karena Marina dapat lebih leluasa untuk mengeksplorasi kemampuannya di lingkungan baru. Lebih asyik lagi jika Marina mampu merencanakan dengan kuat tindakan yang akan dilakukannya.
Sebenarnya, sekolah lama atau baru sama saja karena mempunyai permasalahan dan tantangan sendiri-sendiri yang juga sama memerlukan sentuhan dari seorang guru. Lalu, bagaimana cara yang paling tepat untuk mengajar di sekolah baru?
Sekolah baru adalah sekolah yang belum mempunyai tradisi persekolahan. Yang ada hanyalah persepsi imajinatif dari pengelola sekolah berdasarkan pengalaman yang dimiliki atau berdasarkan teks yang pernah dibacanya. Dari kondisi itu, tentu muncul kesenjangan antara angan-angan dengan kenyataan yang harus terjadi.
Beberapa rambu yang perlu diperhatikan adalah analisis kondisi siswa yang ada, pelajari kurikulum baku, perhatikan kondisi sekolah, cek kondisi masyarakat, dan perhatikan sarana dan prasarana yang dimiliki. Hasil analisis kondisi siswa menentukan bagi pola pembelajaran yang dijalankan beserta kemasan materinya. Kurikulum (KTSP) perlu dikembangna berdasarkan kemauan sekolah yang berkembang. Kondisi masyarakat diperlukan untuk memberikan gaya persekolahan yang akan dijalankan. Kondisi sekolah memberikan dukungan terhadap pelaksanaan pembelajaran. Sarana dan prasarana memeberikan kelancaran bagi keterlaksanaan pembelajaran.
Senyampang sekolah baru, pengelola perlu langsung tancap gas untuk menerapkan sistem pembelajaran modern yang berbasis siswa karena pola tradisional belum mengental di antara guru. Guru perlu bertemu untuk menentukan menu pembelajaran dengan prinsip integratif dan kondusif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar