Jumat, 08 Agustus 2008

Guru di mata Mbok Siti (8)

Aku semakin senang saja bertemu dengan Mbok Siti yang bersahaja dan menyukai pakaian hitam yang sederhana. Siang itu, matahari menyengat kulit. Kusempatkan mampir ke rumah Mbok Siti.

Tiba-tiba, Mbok Siti membawa air minum dengan wadah kendi (tembikar berbentuk ceret) sambil menyilakan padaku untuk meminumnya. Dengan sekejap air itu aku minum karena bertepatan dengan tenggorokan kering. "Mbok, air ini sangat segar", ucapku sambil menyeka air yang masih menempel di bibirku.

"Iya, Nak. Air itu merupakan obat haus bagi kita. Begitu pula, guru juga harus dapat seperti air yang mampu mengusir rasa haus siswa-siswanya, memberikan kesegaran, dan membantu sirkulasi tubuh", ujarnya. Padahal, aku belum membuka omongan tentang guru, Mbok Siti tanggap bahwa kedatanganku memang untuk berdialog tentang guru.

"Guru perlu meniru air", tambahnya. Air itu selalu mampu melarutkan kotoran ke dasar. Kemudian, air menyembulkan kejernihan. Kotoran yang larut lama-lama akan menjadi pupuk dan memberikan ruang hidup bagi renik. Guru juga perlu melarutkan problematika yang dipunyai siswanya. "Dia harus mampu menjaga rahasia siswanya dalam keadaan apapun", kata Mbok Siti yang duduk di sebelahku. Air adalah guru kita. Lihat saja, air selalu mengalir ke bawah. Air dapat menyesuaikan permukaan tanah. "Air adalah sumber kehidupan", ujar Mbok Siti dengan lembut.

2 komentar:

fafi.blogspot.com mengatakan...

Seandainya guru-guru memakai filosofi air, pasti anak didik semakin bernyawa. air adalah sumber kehidupan bagi semua makhluk dan guru adalah sumber pemberdayaan potensi anak didik. Saya percaya dengan apa yang bapak uraikan. Karena sebagai seseorang yang pernah dididik oleh bapak Suyatno, saya merasakan bapak laksana air yang selalu menyiramiku saat aku dahaga akan pengetahuan, menyegarkanku dengan inspirasi-inspirasi baru saat aku mulai layu...

Ann mengatakan...

Mbok Siti, kedengarnya adalah sosok perempuan yang bersahaja. Tak berlebihan kiranya, jika saya menyeutnya dengan sebutan 'GURUNYA Guru'. Saya ingin berkesempatan untuk bertemu dan bercakap langsung dengan Mbok Siti!

Mr. Ytno, sepertinya, menarik juga dengan kepingan2 tulisan 'Guru di Mata Mbok Siti' ini dijadikan satu bendel dan diramu kembali hingga menjadi sebuah novel inspiratif khususnya bagi pendidik.