Jumat, 29 Agustus 2008

Mengajar dengan Gaya Anak-Anak

Oleh Suyatno

Anak adalah anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Piagiet (Suparno, 2001:30), dalam teori perkembangan anak, menyebutkan bahwa anak berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan baik mental, fisik, dan kognitifnya. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru di lahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif itu adalah:
1) Sensori motor (usia 0 - 2 tahun)
2) Pra operasional (usia 2 – 7 tahun)
3) Operasional kongkrit (usia 7 – 11 tahun)
4) Operasi formal (usia 11 tahun hingga dewasa)
Berdasarkan tingkat perkembangan kognitif Piaget itu, gaya guru dalam mengajar haruslah disesuaikan dengan kondisi dan situasi anak. Cara yang paling tepat adalah mengajar dengan gaya anak-anak. Berikut modal mengajar dengan gaya anak-anak.

Pertama, kreatif. Anak adalah orang yang paling kreatif dibandingkan dengan orang dewasa karena masih dalam taraf pencarian pengalaman. Untuk itu, mengajar dengan gaya anak-anak ditandai oleh kreativitas guru yang mampu membangkitkan kreativitas anak.

Kedua, Zona Perkembangan Terdekat (scafolding). Anak berada dalam lingkungan yang mudah dijangkau olehnya. Anak selalu belajar dari yang dekat ke yang jauh. Untuk itu, dalam mengembangkan materi dan menggunakan bahasa guru, guru perlu berangkat dari materi yang mudah dikenali anak dan digiring ke yang lebih kompleks. Bahasa guru juga perlu disederhanakan dengan kata-kata yang lugas.

Ketiga, Multimedia. Anak menagkap sesuatu melalui multimedia yang dimilikinya, yakni melalui mata, telinga, gerak, dan rasa. Dengan begitu, mengajar dengan gaya anak-anak juga harus memadukan media mata, telinga, gerak, dan rasa. Mengajar yang hanya bertumpu pada ceramah berarti menyalahi prinsip alamiah anak-anak.

Keempat, Pembiasaan. Anak selalu berada dalam pembiasaan untuk menguasai aspek tertentu. Saat anak mampu makan secara mandiri, saat itulah anak telah lolos dari pembiasaan yang dilakukan ibunya dalam belajar makan. Bahkan, untuk mengajari makan yang benar saja, seorang ibu menempuh waktu 2 tahun. Begitu pula, belajar yang lainnya, anak memerlukan pembiasaan seperti memakai baju, menggunakan tangan kanan, berbicara sopan, dan seterusnya. Guru dengan gaya mengajar anak-anak perlu melakukan pembiasaan agar anak dapat menangkap materi dengan kuat.

Kelima, Media. Anak dalam belajar selalu menggunakan media tampak yang dapat dilakukannya. Ketika belajar bersepeda, anak pasti menggunakan langsung media sepeda. Begitu pula, dalam belajar di kelas, anak akan cepat menguasai materi jika dibarengi dengan media yang pas.

Keenam, Menyenangkan. Anak dalam bermain, belajar, dan bergerak selalu dalam keadaan gembira. Lhiat saja, ketika anak masih kecil dalam keadaan susah, dia pasti berdiam diri dan menolak. Sebaliknya, saat anak dalam keadaan gembira, dia melakukan apapun yang disukainya dalam rangka belajar. Guru di kelas, hendaknya juga selalu menyenangkan dalam mengajar.

Tidak ada komentar: