Baru kali ini, aku diajak ke kebun belakang rumah Mbok Siti. Ternyata, aneka pohon menancap kuat di sana. Rindang, sejuk, dan damai merasuki pori-pori ini. Kicau burung bergantian tanpa henti.
"Burung-burung itu sejak lama menemani aneka pohon ini," jelas Mbok Siti sambil meraih rambanan untuk kambing peliharaannya. Burung itu mempunyai ciri sendiri-sendiri yang tidak dapat tergantikan dengan ciri yang lainnya. Coba saja, elang itu, dilatih untuk mengais-ngais tanah seperti burung puyuh, pastilah elang tidak akan mampu meneruskannya. Coba pula, puyuh dilatih untuk terbang tinggi, tentu, puyuh akan menghentikan napasnya. "Begitu pula, murid mempunyai ciri sendiri-sendiri yang khas baginya," tambah Mbok Siti.
Untuk itu, guru perlu mempelajari ciri-ciri khusus murid-muridnya sehingga dapat tepat sasaran. "Cara mengajar yang seragam bagi murid-murid, tampaknya sebuah cara yang mengingkari perbedaan manusia," jelas si Mbok. Menyelami ciri anak menjadi senjata mengajar yang tepat sasaran. Bukankah kecerdasan murid berbeda-beda berdasarkan potensi masing-masing?
1 komentar:
aku jadi semakin bingung paaak ???
Gimana bisa ngajar dengan cara ngajar yang beda-beda untuk 40 siswa dalam kelas ?
kalo di TPQ dengan membawa Iqra satu satu mungkin bisa dilayani sendiri-sendiri. tapi dikelas ....??
sulit dech.
secara filosofi aku setuju, tapi prakteknya gimana niich ?
Posting Komentar