Jumat, 01 Agustus 2008

Guru di mata Mbok Siti (7)

Mbok Siti yang kutunggu-tunggu akhirnya datang juga sambil membawa rambanan (dedaunan untuk makanan kambing) berbagai macam untuk tiga ekor kambing kesayangannya. Ikatan dedaunan itu ditaruhnya pelan sambil diurai di depan kambingnya. "Menunggu merupakan waktu yang paling lama di dunia ini", ujarnya pelan sambil melirikku. Aku kaget. "Kok tahu ya, Mbok Siti atas kemenungguanku?", gumamku.

Mengapa dedaunan yang dibawa beraneka warna? Warna tumbuhan memberikan tanda terhadap tumbuhan itu sendiri. Begitu pula, pohon, dahan, akar, daun, bungan, dan buah tumbuhan mempunyai ciri tersendiri yang membedakan dengan tumbuhan lain. Begitu pula, guru juga harus mempunyai warna tersendiri sehingga dapat dibedakan dengan profesi lainnya. "Jika guru kehilangan warna, siswa juga akan kehilangan selera", ujar Mbok Siti. Untuk itu, guru, di manapun dia, harus tetap memunculkan warna yang khas sehingga tetap memberikan manfaat bagi dirinya. "Orang tertarik sesuatu karena bentuk, fungsi, dan manfaatnya", kata Mbok Siti sambil meneguk air putih di gelas usangnya. Guru haruslah mempertahankan bentuk, fungsi, dan manfaatnya agar siswa kita tidak sia-sia belajar.

Tidak ada komentar: