Selasa, 25 Maret 2008

Guruku Pohon Kelapa

Oleh Suyatno
Entah apa jadinya, jika Herman tidak dikenalkan pohon kelapa oleh orang tuanya, dia tidak akan menjadi pejabat penting di perusahaan yang memperkerjakan para sarjana itu. Herman hanyalah seorang lulusan SMA yang hanya berguru pada pohon kelapa. Untuk itu, sangatlah wajar jika foto pohon kelapa dengan daun membentang terpasang di dinding ruang kerjanya. Setiap nmenghadapi problem atau mencari ide baru, Herman selalu memandangi gambar pohon kelapa itu. Beberapa detik kemudian, muncullah ide cemerlang yang dapat memperlancar kinerja perusahaan itu.
Gara-garanya, Herman kecil, saat masih sempat berdua dengan sang bapak di pinggir ladang, pernah diberi cerita oleh sang bapak. "Man, mengapa pohon kelapa lebih tinggi dengan pohon mangga itu?", tanya sang bapak. "Ya memang nasibnya begitu", jawab Herman seadanya. "Bukan hanya itu jawabnya, Man", sahut sang Bapak. "Pohon kelapa itu tinggi selain karena memang jenis pohonnya lurus begitu, juga karena mempunyai satu pohon tanpa bercabang", jawab bapak sekenanya juga karena juga tidak tahu. "Maksudnya, Pak", tukas lelaki kecil itu. "Maksudnya, jadilah seperti pohon kelapa yang tidak banyak cabang jika ingin terus semakin tinggi", ujar bapak yang ramputnya mulai memutih itu. "iya pak", jawab Herman tangkas. "Kalau kita mempunyai keinginan, jangan sampai dibelokkan cabang-cabang yang membuat tidak menjadi tinggi", sahut Herman dengan cerdasnya. "Bagus, cerita tidak saya teruskan", kata bapak sambil mengajak pulang setelah petang menunjukkan gelapnya.
Herman terdiam tetapi dalam pikirannya terus berkecamuk kuat tentang phon kelapa tadi. Pucuk pohon kelapa pasti dapat memandang ke mana-mana dibanding pucuk pohon yang lebih rendah darinya. Pohon kelapa terus tegak lurus menggapai cita-cita untuk menjemput langit. Pohon kelapa meskipun tinggi memberikan manfaat bagi yang membutuhkannnya. Seterusnya, Herman mengeksplorasi pohon kelapa untuk dijadikan pembenar bagi jalan hidupnya. Bahkan filsafatnya adalah pohon kelapa.
Dengan begitu, dapatkan dikatakan bahwa pohon kelapa merupakan guru Herman sejati? Benar. Guru sejati adalah guru yang mampu memberikan inspirasi bagi muridnya. Inspirasi itu berupa kekuatan untuk membangun jatidiri secara kuat. Pohon kelapa telah mengilhami Herman menapaki hidupnya secara tegak lurus menggapai cita-citanya.
Untuk itu, jika Anda seorang guru, jadilah inspirasi bagi muridnya. Inspirasi apa saja yang mampu membingkai sang murid menjelajahi hidup menjadi sempurna. Lihat saja, Mahatma Gandi terinspirasi oleh orang desa yang miskin yang masih tetap hidup dengan kesabarannya sehingga memunculkan konsep swadesi. Bagaimana komentar Anda?

2 komentar:

MOHAMMAD ABDURROHMAN mengatakan...

memang pak ya... sekarang ini kayaknya guru mudah dan menggampangkan tugas mulyanya. seperti pada seringnya guru absen ngajar, begitu juga metode guru yang tak sesuai dengan kurikulum sehingga jadinya banyak murid yang kurang menguasai materi. emang ya... kalau murid berharta banyak, tak masalah dia bisa belajaar di luar sekolah, seperti les-les di lembaga bimbingan belajar. tapi pak... yang menjadi super ironis ialah, banyak murisd dari kalangan tidak mampu, yang mendapat cacian dari otrang tuanya sebab prilaku dan keilmuannya tak sesuai harapan orang tua.
OK..pak. unesa sebagi lembaga yang meluluskan MAHASISWAnya ke kancah pendidikan. untuk itu semua pengajar mahasiswa di unesa, benar-benar ikut alur kurikulum. supay kami semua dapat menjalankan tugas kami sebagai agent of change, and agen of control.
terima kasih pak...

MOHAMMAD ABDURROHMAN mengatakan...

saya setuju...pak
tapi saya mohon guru-guru sekarang ini benar-benar tahu profesinya. jangan berprofesi mengganda. akhirnya murid yang diajar tak berbuah matang. cobalah guru sekarang ini seperti guru-guru di zaman penjajahan era kemerdekaan. saya yakin guru indonesia akan direkru oleh negara-negara maju dan berkemabng bahkan juga negara adidaya.
teria kasih