Oleh Suyatno
Karena siswa itu beragam asal, latar belakang, kekuatan potensi, minat, dan lainnya, pembelajaran di kelas kadang tidak berjalan dengan mulusnya. Bahkan, ada kelas yang berubah menjadi kacau-balau dan guru tidak dapat mengatasinya. Guru yang tidak dapat mengatasi itu kadang melaporkan ke guru BP atau kepala sekolah, yang hasilnya, kelas itu dimarahi oleh BP atau kepala sekolah. Kasihan siswa yang demikian itu. Gara-gara guru tidak dapat mengatasi kelas karena mempunyai bekal yang tipis dan dangkal, siswa menjadi korban.
Itulah sebabnya, guru saat berkuliah dibekali ilmu psikologi perkembangan, manajemen kelas, strategi pembelajaran, dan ilmu kependidikan yang lainnya. Namun, karena ilmu itu hanya sekadar lewat tanpa berhenti di memori calon guru, ketika menjadi guru, mereka sama dengan orang biasa yang tidak punya bekal apa-apa dalam mengajar. Jadinya, mengajar hanya sekadar memindahkan ilmu pengetahuan dengan syarat siswa harus diam, patuh, dan tidak berulah.
Padahal, siswa itu sosok yang tumbuh dan berkembang dengan alat indra yang berkembang pula. Oleh karena itu, siswa dapat dipastikan akan berkembang dengan banyak tingkah, bersuara riuh, dan eksplorasi diri lainnya. Bukanlah sosok siswa jika dia tidak bertanya ini-itu, bergerak ke sana-ke mari, dan berusaha keras untuk ingin tahu. Untuk itu, cara mengajarnya juga harus mendukung perkembangan fisik, mental, dan kognisi siswa.
Lalu, bagaimanakah cara menarik perhatian siswa agar konsentrasinya terpusat pada inti pembelajaran? Mudah saja caranya. Pertama, gunakan suara. Suara guru harus menjangkau ke seluruh pelosok tembok, lebih keras dari riuh siswa, dan diolah dengan intonasi yang menarik. Biasanya, siswa akan riuh jika suara guru amat pelan, intonasi datar tidak bergairah, dan lembek. Kedua, gunakan mata. Mata guru harus menyorot ke semua siswa baik yang depan maupun belakang. Lirikan guru sangat ampuh untuk menghentikan keriuhan siswa. Ketiga, gunakan gerakan. Gerakan tertentu, seperti bertepuk, lambaian tangan, goyangan kepala, dan goyangan badan akan dapat menghilangkan keriuhan siswa. Siswa akan lebih merasa diperhatikan hanya dengan kinestetis guru yang bertujuan. Keempat, gunakan posisi. Posisi berdiri guru sangat menentukan bagi penguatan daya tarik siswa. Guru berposisi berdiri lebih tinggi, di tengah, di belakang, dan di depan dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi perhatian siswa.
Pada akhirnya, pengalaman mencoba beberapa re4sep di atas akan memberikan keampuhan sendiri. Untuk calon guru, cobalah bersabar untuk terus berlatih dengan segala model. Ingatlah, pengalaman adalah guru yang terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar