Rabu, 31 Desember 2008

Guru di Mata Mbok Siti (35)

Ada empat burung kecil bergelantung di ranting kecil bambu pojok kanan depan rumah Mbok Siti dengan santainya. Paruhnya menelisik buluh bawah sayap untuk mencari biang kotoran pada kulitnya. Aku terpesona tanpa terpejam dalam waktu lama. Tiba-tiba, sorot mata terhenti saat Mbok Siti menyapaku. "Lihat apa, anakku?", katanya pelan.
"Eh, Eh, aku lihat burung yang sedang asyik bergelantungan di ranting itu, Mbok", jawabku cepat sambil langsung melirik kopi yang dibawanya.

"Burung itu tampak asyik karena sangat cocok dengan tempatnya", ujarnya. Di ranting itu terjadi keseimbangan antara besar ranting, suasana, cuaca, dan besar burung sehingga burung-burung itu nyaman. Kenyamanan yang diperoleh burung itu dapat memberikan keberlangsungan hidup burung secara damai sehingga dapat tumbuh dan berkembang biak mewarnai alam ini.

Begitu pula, andai siswa berada dalam keseimbangan di kelas, yakni suasana pembelajaran, materi, media, perlakuan, dan layanan guru sangat cocok dengan perkembangan diri siswa, tentu pembelajaran akan menemukan keberhasilan. "Siswa akan asyik dengan tanggungjawabnya dalam belajar", jelas Mbok Siti yang pagi ini tampak segar. Siswa menjadi bagian dari kelas bukan tamu yang berada di kelas.

Tidak ada komentar: