Selasa, 30 Desember 2008

Guru Tersenyum, Siswa pun Kagum

Oleh Suyatno

Jika Anda seorang guru, cobalah diingat-ingat, seberapa sering Anda muram dan marah? Jawabannya pasti, lebih banyak muram dan marah dibandingkan gembira dan tersenyum. Padahal, mengajar dengan senyum akan lebih meningkatkan daya serap siswa, yang pada akhirnya, siswa akan kagum pada guru yang tersenyum.

“Padahal belajar bisa menjadi sangat menyenangkan, lho,” kata DR. Frieda Mangunsong, MEd, (dalam www.gayahidupsehatonline, 31 Juli 2007). Hal ini dibuktikan Frieda saat mengisi sesi Belajar Itu Menyenangkan dalam acara Forum Anak Nasional di Depok, pekan lalu. Ia mengawali paparannya dengan mengajak 106 anak-anak bermain. Staf pengajar di Fakultas Psikologi UI ini meminta anak-anak yang berasal dari 31 daerah di sejumlah provinsi di Indonesia itu membuat lingkaran. Lalu, mereka diminta berhitung dan meneriakkan “Boom” di setiap angka tujuh beserta kelipatannya dan angka yang mengandung unsur tujuh.

Sepintas, hal ini seperti main-main saja. Namun, di balik itu, tanpa disadari anak-anak diajak menghitung dan berkonsentrasi. Saat melakukan permainan itu, anak-anak terlihat gembira. Mereka tertawa-tawa kala ada salah seorang yang lupa mengucapkan “Boom”. “Tertawa sebelum pelajaran dimulai bukanlah sesuatu yang buruk,” ujar psikolog pendidikan ini. Suasana gembira sebelum belajar justru dapat membangkitkan semangat anak.

Adanya interaksi antara guru dan siswa, akan membuat belajar menyenangkan. “Siswa yang aktif akan membuat guru senang,” tuturnya lagi. Seperti yang terjadi saat itu, anak-anak turut mengungkapkan pendapatnya saat Frieda melontarkan berbagai pertanyaan.

Dalam kesempatan itu misalnya, Frieda meminta pendapat anak-anak yang berasal dari 31 daerah layanan World Vision Indonesia yang berada di Aceh, Kalimantan Barat, Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, NTT, dan Papua tentang belajar dan sekolah. Salah seorang anak dari Sumba Barat mengatakan belajar menjadi tidak menyenangkan bila guru marah. Selain enggan belajar, anak juga enggan sekolah.

Belajar dalam suasana menyenangkan merupakan proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara aktif dan dilakukan dalam situasi menyenangkan, sehingga siswa merasa aman dan nyaman, bebas dari tekanan. Situasi ini akan membuat anak lebih aktif belajar.

Belajar aktif akan mengintegrasi fisik, akal, dan emosi. Yang pada akhirnya, akan menambah keterampilan fisik dan akademis, sejalan dengan meningkatnya jenjang pendidikan. Setiap pelajaran yang makin sulit akan membuat kita makin terampil.

Contohnya, saat TK-SD, anak lebih banyak melakukan permainan saat sekolah maupun belajar. Ketika menginjak bangku SMP-SMA, mereka lebih banyak duduk di dalam kelas. Di masa ini belajar lebih banyak melibatkan tangan dan pikiran seperti percobaan laboratorium.

Metode belajar yang memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk mempelajari sesuatu secara konkret atau nyata akan memperbesar persentase penyerapan. Dan juga memicu mereka untuk berubah secara positif.

Sebaliknya, cobalah guru marah dalam kelas. Hasilnya, tentu, siswa akan tegang, bingung, dan tidak dapat menyerap inti pembelajaran. Namun, mengapa marah masih menjadi idola para guru saat di kelas?

Tidak ada komentar: