Sebagai sekolah yang menaungi warga Kongbeng, terutama di Desa Miau Baru, SMAN 1 Kongbeng tentunya memikul beban budaya masyarakat Kongbeng. Ketika masyarakat luas mendengarkan kata SMAN 1 Kongbeng, tentunya, mereka akan segera memaknai budaya Kongbeng seperti apa? Untuk itu, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan yang lainnya, perlu bahu-membahu membangun SMAN 1 Kongbeng berdasarkan budaya Kongbeng.
Warga SMAN 1 Kongbeng perlu secara mendalam mencermati dan menyelami budaya Kongbeng yang pada akhirnya menjadi bahan untuk melayani anak-anak Kongbeng. Apalagi, Kongbeng merupakan kecamatan yang berada di tengah warga dayak dengan sejuta pesona. Langkah yang perlu ditempuh adalah menjadikan SMAN 1 Kongbeng sebagai warna mikro budaya Kongbeng.
Entah ada hubungan atau tidak, garduguru menemukan kata kongbeng sebagai (1) nama jenderal Kerajaan Shu pada garis dinasti Han dalam kebudayaan Cina. Jenderal Kongbeng adalah sosok pahlawan dengan enam strategi perang yang disebut Liu Lu. Keenam strategi itu adalah lentera terbang sebagai tanda bagi orang lain (lampion dengan asap sehingga dapat terbang), anak panah dengan sekali tarik melesat 10 anak panah bersamaan, kereta dorong yang sangat cepat dan ringan sebagai alat angkut logistik perang, roti padat untuk makanan prajurit yang awet, berbohong kepada lawan sebagai taktik perang, dan berpura-pura welas asih ketika menghadapi musuh satu lawan satu. (2) Kongbeng digunakan sebagai wilayah industri di Singapura, dan (3) Kongbeng sebagai nama gua di wilayah Muara Wahau.
Yang jelas, Kongbeng mempunyai budaya yang perlu digali sebagai dasar dalam menguatkan budaya Kongbeng. Anak-anak Kongbeng perlu paham atas budaya Kongbeng itu. Jadi, sangat menarik jika guru sejarah bersama siswanya mendata dan menyusun budaya Kongbeng dengan segala cerita rakyatnya. Wih, tentu sangat asyik hal itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar