Rabu, 15 Juni 2011

Film Serdadu Kumbang Mengangkat Nilai Pendidikan Humanistis

Satu lagi, sebuah film Indonesia mengangkat nilai pendidikan humanis yang mendudukkan manusia sederajat dengan manusia lainnya meskipun seorang manusia dalam kondisi cacat bibir sumbing. Film dengan judul Serdadu Kumbang mengetengahkan optimistis diri meski dalam keadaan cacat bibir sumbing, kemelaratan, dan serba kekurangan. Dalam film bertema anak-anak itu, digambarkan tiga anak, yakni Amek, Umbe, dan Acan bersahabat karib yang hidup dalam kondisi serba kekurangan di sebuah perbukitan di Desa Mantar, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Tokoh Amek,  menderita bibir sumbing, tinggal bersama "Inaq" (ibunya) Siti dan kakaknya Minun di sebuah rumah panggung sederhana yang jauh dari kota, sejak ia ditinggal ayahnya Zakaria (Jack) merantau mengadu nasib ke Malaysia. Kendati hidup dalam kondisi serba kekurangan, ketiga anak Bukit Mandar itu masing-masing punya cita-cita. Amek, misalnya ingin menjadi penyiar dan presenter TV nasional.

Film layar lebar itu dibesut oleh pasangan suami-istri Ari Sihasale Ari Sihasale sebagai Produser dan Direktur serta Nia Sihasale Zulkarnaen sebagai Executive Producer di bawah naungan rumah produksi Alenia Fictures. Penggarapan film bertema anak-anak dan pendidikan itu melibatkan perusahaan tambang tembaga dan emas PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) Batu Hijau, Sumbawa Barat sebagai sponsor utama. Aktor dan aktris papan atas seperti Ririn Ekawati, Lukman Sardi, Leroy Osmani, Dorman Borisman, Putu Wijaya, Titi Sjuman, Asrul Dahlan, Surya Saputra, Monica Sayangbati, Fanny Fadila dan Norman Borisman memberikan warna tersendiri dalam kisah nilai pendidikan humanistis itu.

Nilai pendidikan yang dapat diambil adalah kegigihan anak-anak dalam meraih cita-cita meskipun dalam suasana keterbatasan. Nilai persahabatan, tenggang rasa, semangat, dan tanggung jawab diri sangat kentara dalam film itu. Film Serdadu Kumbang
 ini dalam membangun nilai pendidikan humanis mengangkat  kehidupan tiga bocah Sumbawa yang hidup dalam serba kekurangan. Amek, bocah yang menderita bibir sumbing hidup dalam kondisi sangat sederhana di sebuah rumah panggung di Desa Mantar bersama "Inaq" (ibunya) Siti yang diperankan Titi Sjuman dan kakannya Minun (Monica Sayangbati).

 Untuk pewarna film, perjuangan Amek, Minun, dan sahabat-sahabatnya yang lain dalam meraih cita-cita tidak semulus yang dibayangkan. Beberapa kali tidak lulus Ujian Nasional, namun tidak sampai membuat mereka putus asa. Mereka bahkan menempuh cara yang tidak wajar agar bisa lulus ujian. Amek dan teman-temannya menggantungkan secarik kertas bertuliskan cita-cita mereka kemudian dimasukkan ke dalam botol dan digantungkan di dahan pohon yang oleh masyarakat setempat dinamakan "Pohon Cita-cita".

 Adegan lucu dan haru dalam film Serdadu Kumbang menjadi bumbu film tersebut. Sutradara cukup berhasil menampilkan gaya khas seorang TKI yang pulang kampung setelah merantau di negeri jiran. Sebelumnya tahun 2006 Ale sukses menggarap "Denias Senandung di atas Awan", lalu merilis Liburan Seru (2008), King (2009), dan Tanah Air Beta (2010).

Tidak ada komentar: