Rabu, 23 Maret 2011

Nilai Karakter dalam Film Shaolin (Andy Lau)

Judul di atas sengaja diberi tanda kurung Andy Lau karena memang sangat banyak film yang berjudul Shaolin. Dalam film mandarin terbaru itu (2011), Tiga aktor besar dalam dunia kungfu ikut berlaga, yakni Jackie Chan, Nicholas Tse dan Andy Lau. Andy Lau sebagai raja yang berubah drastis dari raja yang lalim, kejam, biadab, dan keras menjadi manusia biasa yang santun, tenang, tulus, dan memaknai hidup yang apa adanya. Jacky Chan berperan sebagai juru masak yang telah mendapatkan pencerahan hidup sehingga meskipun menjadi juru masak tetapi dia menjadi juru masak yang manusiawi. Nicholas Tse berperan sebagai adik yang manis, ksatria, dan santun berubah menjadi orang yang ganas, biadab, membabi-buta, rakus, dan ambisi besar sebagai seorang raja. 
Dari peran di atas, film ini menceritakan tentang kekejaman dan liciknya dunia politik yang membuat korbannya menjadi serakah hingga rela membunuh saudara, hingga rekan beserta keluarganya, bahkan ribuan rakyat yang tidak bersalah. Andy Lau yang berperan sebagai Hou Jie, panglima perang yang kejam, akhirnya bertobat dan menjadi bhiksu lantaran kehilangan anak satu-satunya yang meninggal akibat pengkhianatan dari adiknya sendiri.
Istrinya yang meninggalkannya, dipertemukan kembali dalam kondisi yang mengharukan. Di masa-masa kehancurannya, Andy Lau dipertemukan dengan seorang koki shaolin, yakni Wudao yang diperankan oleh Jackie Chan. Bahkan, Jacky Chan harus berjuang keras untuk bisa ‘mengembalikan’ Andy Lau sebagai rekan baru di biara ke jalan yang benar dengan cara bercerita dan bekerja langsung di dapur untuk melayani makanan para pengungsi di depan biara..
Ceritai berlatarbelakangkan beberapa waktu seusai kejatuhan Dinasti Qing, ketika banyak panglima perang yang saling berebut wilayah kekuasaan tanpa mempedulikan pengaruhnya pada penduduk di daerah tersebut yang sering menjadi korban akibat banyaknya peperangan. Hou Jie (Andy Lau), seorang panglima perang yang tak mengenal rasa takut dan baru saja merebut wilayah kota Dengfeng bersama tangan kanannya, Cao Man (Nicholas Tse). Kesuksesannya tersebut membuat Hou Jie menjadi seorang manusia yang angkuh dan tidak pernah peduli pada hal lain selain kepentingan dirinya sendiri.
Kehidupan Hou Jie kemudian berbalik total ketika Cao Man mengkhianati dirinya demi merebut kursi kekuasaan. Pengkhianatan tersebut – yang merenggut puteri Hou Jie satu-satunya serta membuat istrinya, Yan Xi (Fan Bingbing), memutuskan untuk meninggalkan dirinya untuk selamanya – membuat Hou Jie tersadar mengenai bagaimana rupa perlakuannya selama ini. Lewat bantuan seorang juru masak (Jacky Chan) di sebuah biara Shaolin, Hou Jie kemudian berniat untuk merubah dan menghapus seluruh sifat buruknya serta memulai sebuah kehidupan baru sebagai murid di biara tersebut. Namun, masa lalu tentu tidak dapat lenyap begitu saja. Cao Man yang mengetahui bahwa Hou Jie masih hidup, kemudian menawarkan imbalan kepada siapa saja yang dapat menangkap Hou Jie.
Disinilah Hou Jie dan para biksu Shaolin terpaksa untuk mengungsi untuk menghindari kekejaman Cao Man. Banyaknya rakyat yang menderita memaksa Hou Jie dan para biksu Shaolin untuk melawan kekejaman panglima perang yang jahat. Mereka merencanakan untuk melancarkan penyerangan untuk menyelamatkan rakyat yang tidak berdosa.
Dari film itu tergambar nilai karakter putih dan hitam, baik dan buruk, berbudaya dan biadab, dan kesederhanaan memberikan perlindungan bagi kebahagiaan seseorang. Film ini layak ditonton oleh para siswa untuk melihat bagaimana kekejaman manusia apabila lepas kendali dan hanya berpihak pada diri sendiri.

Tidak ada komentar: