Selasa, 02 Februari 2010

Mengajar Siswa Perempuan Berbeda dengan Siswa Laki-Laki

Jangan samakan mengajar siswa laki-laki dengan siswa perempuan meskipun mereka berada dalam satu kelas. Guru bijak pasti mengerti bahwa kedua jenis kelamin itu berbeda karakter dan berbeda struktur otaknya. Struktur otak yang berbeda itu antara siswa laki-laki dan perempuan sangat berperan besar pengaruhnya pada pola belajar dan kerja otak mereka masing-masing, meskipun sebetulnya perbedaan itu tidak berlaku secara mutlak pada semua kasus.

Demikian dikatakan oleh Michael Gurian dalam bukunya berjudul Boys and Girls Learn Differently!: A Guide for Teachers and Parents. Dia menjelaskan, berdasarkan pengamatannya dari positron emission tomography (PET) dan magnetic resonance imaging (MRI) yang mengurai struktur otak dengan sangat detail, otak keduanya memiliki sistem belajar yang berbeda satu sama lain.

Gurian lalu membuka tabir perbedaan tersebut berdasarkan pengamatannya. Fokus pertama yang menjadi perhatiannya adalah otak siswa perempuan yang penuh rahasia. Beberapa rahasia di balik otak siswa perempuan menurutnya antara lain:

- Corpus callosum atau penghubung jaringan antarbagian otak pada perempuan rata-rata lebih besar hingga 25% pada saat akil balig. Hal itu memungkinkan terjadinya komunikasi saling-silang dalam otak yang membuat mereka kerap berkomunikasi sendiri.

- Memiliki konektor lebih kuat dalam lobes atau salah satu bagian dari otak. Manfaat konektor ini memungkinkan seorang siswa perempuan menyimpan memori sensualitas lebih detail dan mempunyai kemampuan mendengar dan membedakan nada suara dengan lebih baik. Tak heran, mereka lebih terampil dalam mengerjakan tugas-tugas tertulis.

- Memiliki hippocampus atau area penyimpan memori dalam otak yang lebih besar. Hal itu sangat menguntungkan bagi kemampuan belajar siswa perempuan, terutama untuk pelajaran bahasa.

- Selain lebih aktif, prefrontal cortex atau bagian otak lain dari seorang siswa perempuan juga berkembang lebih awal. Hal tersebut cenderung menjadikan siswa perempuan tidak impulsif.

- Anak perempuan lebih mudah mengatur emosi dan bicaranya, karena mereka lebih sering menggunakan area korteks.

Berdasarkan pengamatannya dari beberapa rahasia di balik otak siswa perempuan itu, Gurian menyimpulkan, tentu sangat bisa dimengerti jika siswa perempuan lebih cakap membaca dan menulis. Hal itu bisa dibuktikan pada anak perempuan sejak mereka balita dan sepanjang usianya dewasa. Membaca dan menulis tidak akan menyulitkan seorang siswa perempuan. Mereka bisa duduk tenang lebih lama, mendengar dan mengenali nada suara, serta berbicara dalam hati.

Di sisi lain, dengan volume darah yang mengalir ke otak perempuan lebih banyak 15 persen dari otak laki-laki, hal itu sangat mendorong otak mereka dengan mudah melalui proses-proses stimulasi, membaca dan menulis, yang melibatkan tekstur, nada suara, serta aktivitas kejiwaannya dengan baik.

Tidak ada komentar: