Senin, 23 Maret 2009

Guru Berbasis Masa Depan

Oleh Suyatno

Guru sebenarnya merupakan sosok yang berada di masa depan. Proses pembelajaran yang dilakukan sekarang merupakan bentuk masa depan yang dibawa siswa ketika dewasa. Sosok guru saat ini adalah sosok siswa masa depan. Untuk itu, guru perlu dengan kekuatan batinnya mengajar dengan nuansa masa depan agar siswa benar-benar siap menghadapi masa depannya.

Katakanlah, guru bernama Tugiman, saat ini, ia mengajar di SD kelas 4. Tentu, 20 tahun ke depan, siswa yang diajar Tugiman menjadi sosok dewasa yang bisa jadi alam dan pikiran siswa itu adalah alam pikiran guru Tugiman. Meskipun, bisa jadi, 20 tahun ke depan Tugiman telah tiada, pikiran-pikirannya tetap ada dalam diri siswa itu. Oleh karena itu, Guru Tugiman dalam mengajar sekarang haruslah berdimensi masa depan.

Agar Guru Tugiman nyaman dalam mengajar saat ini, dia harus mampu membaca posisi masa depan dengan baik melalui gejala-gejala yang ada saat ini. Guru Tugiman harus juga mampu menangkap momen lalu mengkristalkan menjadi buah orientasi dalam membawa siswa agar siap di masa depan.

Masa depan tidaklah terpisah dengan masa sekarang karena masa depan sebenarnya merupakan bentuk keberlangsungan dari masa sekarang. Berikut momen sebagai tanda mengenali masa depan. Pertama, jika masa sekarang informasi teknologi begitu cepat, banyak, padat, dan menjangkau, masa depan informasi teknologi itu akan semakin cepat dan lumrah. Ke depan, informasi teknologi menjadi kebiasaan hidup yang permanen dan primer. Kedua, saat ini, nilai kemanusiawian begitu penting setelah ditemukannya banyak varian obat, varian kepedulian diri, varian penghancur manusia, dan varian yang lainnya. Masa depan berarti, nilai kemanusiawian menjadi prasyarat utama dalam menjalani kehidupan. Ketiga, kepraktisan saat ini menjadi idola bagi manusia yang ditandai oleh kebiasaan instan, cepat, mudah, murah, baik, dan lancar. Untuk itu, masa depan dunia akan diwarnai budaya serba cepat dan manusia ingin lebih praktis lagi.

Berkaitan dengan hal di atas, Guru Tugiman perlu pemahaman tentang informasi teknologi, nilai kemanusiawian, dan kepraktisan. Siswa yang diajar Guru Tugiman perlu dibawa ke alam informasi teknologi, manusiawi, dan praktis. Sudahkah seperti itu Guru Tugiman?

Tidak ada komentar: