Oleh Suyatno
Tiap pagi, siswa pasti mandi, shalat, berbaju bersih, berpamitan kepada orangtua, dan berangkat ke sekolah dengan riangnya jika siswa dalam suasana hati yang riang pula. Keriangan itu tersembul akibat perasaan siswa yang akan bertemu dengan kawan-kawan dan guru-gurunya. Itu sebuah pertemuan yang menggairahkan dan menyenangkan.
Namun, keriangan siswa akan cepat sirna dan berubah menjadi muram, jengah, dan kecut hati jika di sekolah dilayani oleh guru yang tidak bergairah. Guru itu berpenampilan membosankan, gaya mengajar yang itu-itu terus, dan tidak menarik bagi siswa. Jadilah pembelajaran yang hidup enggan mati tak mau. Tentu, tiada satupun informasi yang dapat masuk ke relung memori siswa untuk disimpan di sektor otak berdimensi baik.
Sebaliknya, jika siswa, saat di sekolah, dilayani guru yang bergairah pula, memori anak akan dipenuhi oleh kesan yang melekat dan suatu saat akan menjadi inspirasinya. Guru mampu menyeimbangkan gairah dirinya dengan gairah siswanya. Guru mengolah strategi mengajar dengan penyesuaian yang mantap pula. Dengan layanan seperti itu, siswa akan memberikan gairah yang lebih besar lagi.
Tugas mengajar adalah sebuah tugas yang harus berdimensi mengembangkan siswa dari belum bisa menjadi bisa, dari belum tahu menjadi tahu, dari belum terpola menjadi berpola, dan dari belum layak menajadi layak berilmu. Tugas mengajar itu akan memenuhi targetnya manakala terjadi kecocokkan antara keinginan guru dan keinginan siswa. Dalam kondisi itu, siswa akan cepat menangkap ilmu, suka mengikuti pelajaran, dan bergairah dalam menjalani proses pembelajaran.
Guru yang mampu berada dalam keseimbangan hubungan dengan siswanya biasanya selalu terbuka sikapnya, paham akan tugas mulianya, banyak strategi layanannya, menguasai dan menerapkan multimetode, melakukan komunikasi yang handal, dan memahami perkembangan kejiwaan siswa. Sosok guru yang imbang juga didukung oleh keluasan penalaran dan kedalaman pengetahuan. Dia akan selalu memburu informasi berkaitan dengan perkembangan dunia pembelajaran. Giat untuk melakukan perenungan melalui diskusi dengan teman sejawat dan menimba ilmu dengan siapapun. Guru yang seperti itulah yang diinginkan oleh siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar