Senin, 11 Maret 2013

Pemimpin "Tahi Kucing Rasa Coklat" (Bagian 2)

Menindaklanjuti bagian satu, pemimpin tahi kucing rasa coklat itu juga mempunyai peribahasa yang dipegang teguh karena dapat memberikan inspirasi baginya. Agar tahi yang disandangnya tidak terlihat tahi tetapi terlihat coklat, pemimpin tahi kucing rasa coklat mengidentikkan dirinya sebagai coklat meskipun sebenarnya tahi, yang busuk, bau, dan penuh kuman.

Peribahasa yang digunakan pemimpin tahi kucing rasa coklat tertera di bawah ini.

(1) Lempar batu sembunyi tangan. Peribahasa tersebut sering digunakan untuk melemparkan isu tetapi dia tidak mau menanggung akan dampak isu itu. Bahkan, setelah isu merebak, dia tidak mengakuinya. Dia harus mempunyai stok batu yang banyak agar mudah melempar-lempar isu. Meskipun, isu itu terjadi dalam dirinya, dia tetap menganggap dirinya coklat. Peribahasa “Lempar batu sembunyi tangan” ditulisnya besar-besar dalam halaman buku kehidupannya. Tujuan melempar batu untuk memperkeruh, agar terkenal, dan menggunakan sebagai alat untuk melihat perkembangan.

(2) Buruk muka cermin dibelah. Peribahasa yang satu ini banyak digunakan jika ternyata keburukan dihujat kepadanya. Pemimpin tahi kucing rasa coklat yang mendapatkan isu negatif akan segera menyalahkan orang lain. Bahkan, dia telah menyiapkan kambing hitam sebagai senjatanya. Dia itu buruk tetapi tidak mau mengakui keburukannya. Dia itu busuk tetapi kebusukan itu dituduhkan ke orang lain.

(3)  Air besar batu bersibak. Pemimpin tahi kucing rasa coklat akan segera menyelamatkan diri apabila terjadi kerusuhan atau keributan. Dia akan cepat lari dengan pura-pura tidak terlibat. Larinya akan tunggang langgang dengan seribu alasan. Dia tidak berani berada di tengah keributan atau menengkan keributan karena memang seonggok tahi yang tidak mempunyai rasa nikmat.

(4) Habis manis sepah dibuang. Jika berteman, pemimpin tahi kucing rasa coklat selalu mengukur dengan untuk rugi. Jika teman sudah tidak manis lagi, dia harus membuangnya. Baginya, sepah tidak akan menguntungkan lagi sehingga harus cepat-cepat dibuang.

(5) Menjilat air ludah sendiri. Pemimpin tahi kucing rasa coklat tidak segan-segan untuk menjilat ludah sendiri. Bahkan, ludah itu diminumnya dengan menggelegak. Dia teramat munafik. Jika untuk kepentingannya, tidak masalah jika sesuatu yang sudah dia janjikan diubah begitu saja penepatan janji itu.

Masih banyak peribahasa yang dianut oleh pemimpin tahi kucing rasa coklat. Apaun bentuk peribahasa itu akan dipakainya asal dapat menyelamatkan, menguatkan, dan membanggakannya. Yang namanya tahi akan selamanya tahi. Namun, pemimpin tahi kucing rasa coklat tidak akan pernah merasakannya. (Dumuat di Kompasiana.com/Senin/11 Maret 2013)

Tidak ada komentar: